Mohon tunggu...
Adinia Nuraini
Adinia Nuraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Analisis Artikel Berdasarkan Perspektif Liberalisme dan Neo-Liberalisme

24 Oktober 2023   22:19 Diperbarui: 24 Oktober 2023   23:04 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

  • Topik Analisis: Seluruh Hutang Dilunasi, IMF Tak Bisa Intervensi Indonesia dalam Sudut Pandang Liberalisme

Pada sudut pandang Liberalisme, keputusan Indonesia untuk melunasi seluruh hutangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF) adalah langkah yang kongruen dengan prinsip-prinsip Liberalisme Ekonomi. Liberalisme menekankan pada kebebasan individu dan ekonomi, dan pelunasan hutang ini menunjukkan upaya untuk mencapai kemandirian ekonomi yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan filosofi Liberal yang berargumen bahwa negara seharusnya memiliki kontrol yang lebih sedikit dalam urusan ekonomi dan lebih mengandalkan pasar bebas.

Indonesia telah mempertimbangkan matang-matang kondisi arus modal yang masuk dan cadangan devisa sebelum melunasi hutangnya kepada IMF. Keputusan ini memiliki dampak positif dalam memungkinkan negara untuk lebih mandiri dalam kebijakan ekonomi yang diambilnya. Dengan kemandirian ekonomi yang lebih besar, Indonesia memiliki lebih banyak keleluasaan dalam mengatur kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya sendiri, tanpa ketergantungan pada IMF.

Sejarah intervensi IMF di Indonesia, terutama selama krisis ekonomi tahun 1997, menjadi contoh penting dalam mendukung argumen Liberal. Dalam kasus ini, IMF dan negara-negara donor seperti Amerika Serikat dan Jepang memberikan dana dan paket kebijakan yang tidak selalu sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ekonomi Indonesia. Intervensi semacam ini seringkali berakhir dengan dampak sosial dan politik yang merugikan Indonesia, seperti kerusuhan dan ketidakpuasan masyarakat. Dengan melunasi hutang kepada IMF, Indonesia dapat menghindari potensi intervensi semacam itu, meningkatkan kemandirian ekonomi, dan lebih leluasa dalam mengejar kebijakan ekonomi yang sesuai dengan kepentingan nasionalnya.

Dalam keseluruhan, pelunasan seluruh hutang kepada IMF dari perspektif Liberalisme Ekonomi adalah tindakan yang mencerminkan tekad Indonesia untuk menjadi lebih mandiri dalam mengelola ekonomi negara. Ini juga menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya menghindari intervensi eksternal yang mungkin tidak selalu sejalan dengan kepentingan nasional. Dengan kemandirian ekonomi yang lebih besar, Indonesia dapat lebih efektif mengatur kebijakan ekonomi sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya, sehingga memajukan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.

  • Topik Analisis: IA-CEPA Pacu Kerja Sama Ekonomi Indonesia dan Australia dalam Sudut Pandang Neo-Liberalisme

Dalam sudut pandang Neo-Liberalisme, Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) adalah perwujudan kerja sama ekonomi yang mendorong perdagangan bebas, investasi, dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara yang terlibat. Neo-Liberalisme adalah paham yang menekankan pada pasar bebas, kebebasan ekonomi, dan keterlibatan pemerintah yang minim dalam urusan ekonomi. Dengan demikian, IA-CEPA mencerminkan prinsip-prinsip Neo-Liberal yang memiliki dampak positif pada hubungan ekonomi antara Indonesia dan Australia.

Salah satu poin penting dalam IA-CEPA yang sesuai dengan pandangan Neo-Liberalisme adalah perdagangan bebas. Perjanjian ini mencakup penurunan tarif bea cukai, yang memberikan insentif bagi kedua negara untuk meningkatkan perdagangan bebas antara mereka. Hal ini membantu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan ekspor dan impor barang dan jasa, serta memungkinkan pasar untuk lebih efisien dalam mengalokasikan sumber daya.

Selain perdagangan bebas, aspek investasi dalam IA-CEPA juga sejalan dengan prinsip Neo-Liberalisme. Perjanjian ini menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi dari kedua negara. Ini berarti bahwa para investor Indonesia dan Australia dapat lebih mudah dan aman berinvestasi di negara mitra. Dalam perspektif Neo-Liberal, ini membantu memperluas kesempatan investasi, meningkatkan aliran modal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dari sudut pandang Neo-Liberalisme, IA-CEPA bukan hanya sebuah perjanjian perdagangan biasa, tetapi alat penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Perjanjian ini menciptakan kerangka kerja yang mendukung pasar bebas, mengurangi hambatan perdagangan, dan mendorong investasi, yang semuanya merupakan elemen penting dalam visi Neo-Liberalisme untuk pertumbuhan ekonomi yang kuat dan kesejahteraan yang lebih besar bagi masyarakat kedua negara. Dengan IA-CEPA, Indonesia dan Australia menunjukkan komitmen mereka untuk bergerak menuju model ekonomi yang lebih terbuka dan berorientasi pasar.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun