Balita juga akan mudah terserang pneumonia dari pencemaran tinja melalui udara. BAB sembarangan dapat memperbesar resiko yang dapat menghambat pertumbuhan fisik anak-anak. Selain dampak bagi kesehatan, ada juga dampaknya terhadap lingkungan.Â
Warga yang membuang kotoran manusia langsung ke sungai atau saluran drainase tanpa melalui septic tank dapat mengakibatkan tercemarnya lingkungan. Kualitas mutu air tanah akan terpengaruh air bersih pun dipastikan akan menjadi langka dan semakin sulit diakses. Sebelumnya, telah ada upaya dari pemerintah yaitu membangun WC umum untuk warga setempat, namun sekarang WC umum tersebut telat digusu untuk pembangunan perumahan.
Pemkot Pasuruan melalui PDAM menjalin kerjasama dengan IWINS-USAID untuk membangun septic tank komunal di 10 kelurahan dimana setiap kelurahan dibangun 4 unit dan pembangunan jaringan pipa air bersih melalui master meter di 4 kelurahan, yakni Kepel, Pekuncen, Negmplakrejo dan Kalirejo.Â
Dengan kerjasama ini, 300 kepala keluarga yang selama ini mendapatkan air bersih dengan cara mengangkutnya dengan jiriken akan mendapat akses air bersih langsung dari pipa.
Namun, upaya dari pemerintah tersebut tidak akan mengurangi permasalahan apabila tidak didukung dengan kesadaran dari masyarakat sekitar untuk tidak buang air sembarangan. Penyadaran masyarakat memang harus dijadikan prioritas. Maka dari itu, sosialiasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan dengan tidak buang air sembarangan harus gencar dilakukan.Â
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akses air minum yang aman dan sanitasi yang lebih baik, juga mengurangi diare serta penyakit bawaan air lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H