Mohon tunggu...
Julianto
Julianto Mohon Tunggu... -

Lulusan STAN yang bermimpi dan berharap Indonesia Maju dan Sejahtera seperti Afrika Selatan yang berhasil menyelenggarakan Piala Dunia 2010 walaupun di tahun 90-an masih bergelut dengan politik Apartheid-nya

Selanjutnya

Tutup

Politik

India Bisa, Kenapa Indonesia Tidak?

13 Agustus 2013   12:26 Diperbarui: 4 April 2017   16:56 4076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

India baru saja mengumumkan keberhasilannya meluncurkan kapal induk buatan sendiri (baca di sini). Kehadiran kapal induk tersebut semakin meningkatkan kekuatan dan wibawa India di dunia, setelah sebelumnya berhasil melengkapi militernya dengan persenjataan nuklir, menjadi sejajar dengan negara-negara maju dengan kekuatan militer terbesar di dunia seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina dan negara-negara maju Eropa lainnya seperti Inggris dan Jerman.

[caption id="attachment_272035" align="aligncenter" width="304" caption="Kapal Induk India- INS Vikrant (BBC Indonesia)"][/caption]

Dari latar belakang sejarah, ekonomi maupun politik, India sebenarnya tidak jauh berbeda dengan Indonesia. India adalah negara demokrasi bekas jajahan Inggris yang merdeka pada tahun 1947 dan termasuk dalam kelompok negara berkembang. Tetapi ekonomi India terus tumbuh berkembang menjadi salah satu raksasa ekonomi yang terus berusaha mengejar pertumbuhan ekonomi Cina, raksasa ekonomi Asia lainnya. Pertanyaannya, kenapa Indonesia yang sama-sama negara demokrasi dan merdeka lebih dulu tetapi sepertinya dalam segala hal tertinggal jauh dibelakang India?

Dari pengamatan saya selama ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan India bisa jauh lebih maju dari Indonesia.

1.Identitas Kebangsaan

India adalah bangsa yang bangga akan identitas dirinya dalam segala hal. India adalah satu-satunya negara di dunia yang bisa menyaingi produksi film Hollywood, karena India mempunyai Bollywood, produsen film terbesar di dunia. Bukan hanya dalam hal kuantitas, tetapi dalam hal identitas budaya, film-filmnya sangat berkarakter india banget. Bahkan ibu Megawati, mantan Presiden kita pernah dalam satu kesempatan menyampaikan harapannya agar film Indonesia bisa mempunyai karakter kuat seperti layaknya film India, dengan selorohnya, “kalau film India, kita nontonnya sambil merem juga langsung tahu kalau itu film India.” Saking kuatnya karakter film India, sampai menjadi bahan anekdot di kita, kalau orang India itu nggak boleh lihat atau dekat-dekat pohon atau tiang listrik, karena kalau dekat pohon pasti langsung nyanyi dan menari-nari memeluk-meluk pohon seperti adegan di hampir semua film India era 80-an.

[caption id="attachment_272038" align="aligncenter" width="527" caption="Poster Film India (koimoi.com)"]

1376369730920891446
1376369730920891446
[/caption] [caption id="attachment_272039" align="aligncenter" width="300" caption="Poster Film Indonesia (coretanfilm.wordpress.com)"]
13763698091483990445
13763698091483990445
[/caption]

Bukan hanya di film, kebanggaan India juga melekat pada hampir semua pejabat negaranya. Berbeda dengan di Indonesia, pejabat di India lebih bangga berpakaian tradisional India dan berkendara dengan mobil dinas produksi Tata Motor, produsen otomotif terbesar di India, yang jauh dari kesan mewah dan mahal, sangat kontras dengan mobil dinas di negara kita.

[caption id="attachment_272040" align="aligncenter" width="300" caption="Mobil Dinas Pejabat India (ephenkaa.blogspot.com)"]

13763699131745998115
13763699131745998115
[/caption] [caption id="attachment_272041" align="aligncenter" width="300" caption="Mobil Dinas Pejabat Indonesia (ephenkaa.blogspot.com)"]
13763700401063043022
13763700401063043022
[/caption]

2.Politik Luar Negeri

Sebagai sesama pencetus gerakan non blok, pada dasarnya politik luar negeri India dan Indonesia tidak jauh berbeda. Secara geopolitik, India berada di wilayah Asia Selatan yang penuh dengan konflik dan berhadapan dengan Pakistan yang mempunyai senjata nuklir dan menjadi “sarang bebarapa teroris” musuh AS. Dengan bekal itu India berhasil memainkan peranannya dalam menjaga stabilitas keamanan dalam negeri maupun stabilitas kawasan regionalnya. Dengan kekhawatiran kesulitan mengontrol Pakistan, mau tidak mau AS “membiarkan” India menjadi kuat (dengan nuklir dan teknologi militer lainnya) untuk mengimbangi kekuatan Pakistan. Padahal, di sisi lain AS tidak begitu menyukai India, yang masih bekerjasama (baik ekonomi maupun militer) dengan “seteru” abadinya, yaitu Rusia.

Indonesia sebenarnya mempunyai bekal yang sama dalam geopolitik yang sedikit berbeda. Dengan persaingan dan perebutan pengaruh di kawasan Asia Pasifik antara AS, Cina dan Rusia, Sudah seharusnya, walaupun tetap dalam kerangka politik bebas aktif, Indonesia bisa menaikan nilai tawar mengingat betapa strategis dan pentingnya wilayah dan bangsa kita bagi negara-negara besar tersebut.

3.Kebebasan dalam Demokrasi

Kebebasan demokrasi India sudah beberapa langkah jauh di depan Indonesia. Kalau kita lihat dalam film-film India era tahun 80-an sampai 90-an, betapa banyak film yang mengisahkan kepahlawanan dengan tokoh protagonis berasal dari kalangan rakyat biasa melawan kejahatan oleh pejabat seperti pejabat kepolisian dengan setting terjadinya kejahatannya pun di kantor polisinya. Dari film-film itu bisa simpulkan betapa bebasnya demokrasi di sana, tidak terkekang oleh pasal-pasal “pencemaran nama baik” atau “pelecehan institusi negara”. Coba bandingkan dengan di negara kita, jangankan membuat film-film seperti itu, bahkan KPK yang lembaga superbody pun sempat hampir tidak berdaya dan mendapatkan perlawanan yang luar biasa ketika akan menangkap seorang oknum pejabat kepolisian berbintang dua.

Demikian faktor-faktor pembeda India dengan Indonesia menurut saya, bisa jadi masih banyak lagi faktor yang belum terbaca dan diluar kemampuan saya untuk memahaminya.

Harapan saya dengan adanya fenomena Gebrakan Jokowi-Ahok dan Terobosan-terobosan Dahlan Iskan yang selalu menjadi pemberitaan media, terlepas dari kritik yang menyertainya, mudah-mudah bisa mendobrak segala pola pikir dan kebiasaan pasif dan permisif (terhadap KKN) masyarakat kita berubah menjadi masyarakat yang progresif dan korektif terhadap segala bentuk KKN yang akan selalu menghalangi dan menghancurkan usaha pencapaian cita-cita kemerdekaan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun