Mohon tunggu...
Adinda Zahrah Mazaya Utoyo
Adinda Zahrah Mazaya Utoyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga

Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang memiliki ketertarikan pada bidang sosial dan kesehatan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Alternative Universe (AU): Bukti Karya Kreatif Penggemar dan Berbagai Manfaatnya

10 Mei 2023   09:00 Diperbarui: 10 Mei 2023   09:07 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Istilah alternative universe (AU) bukanlah istilah asing khususnya bagi penggemar Kpop ataupun pengguna media sosial terlebih lagi di twitter. Alternative Universe (AU) sendiri merupakan suatu bentuk inovasi atau pengembangan dari fan fiction yang sebenarnya sejak dahulu sudah ada. Sehingga secara singkat dapat dikatakan bahwa AU merupakan suatu bentuk ide kreatif yang dituangkan oleh penggemar sebagai bentuk realisasi imajinasi mereka akan sosok yang mereka idolakan tetapi dalam bentuk lebih milenial akibat dampak dari perkembangan teknologi dan zaman.

Shanon Sauro (2019) selaku Associate Professor di University of Maryland mendeskripsikan bahwa alternative universe (AU) merupakan cerita fan fiction yang mengubah elemen asli karakter seperti jenis kelamin, rasa atau etnis, pekerjaan, nama, dan status sosial. Dengan kata lain, menurut Thomas dan Stornaiuolo dalam essaynya mengatakan bahwa alternative universe (AU) adalah cerita yang memiliki proses “membentuk ulang suatu narasi menjadi keragaman perspektif (imajinasi) dan pengalaman yang lebih baik,”.

Gaya bahasa yang unik serta santai, plot ringan yang diambil dari kehidupan sehari-hari, dan keunikan utama dalam AU ini dimana sebagian besar komunikasi yang terjadi antar tokoh digambarkan melalui aplikasi chat seperti WhatsApp, iMassage, dan masih banyak lainnya sehingga dimana dapat membawa pembaca seakan-akan menyaksikan secara langsung proses komunikasi tersebut. 

Akses membaca yang mudah terutama di era digital ini pun turut menjadi salah satu faktor pendukung mengapa AU ini dapat menjadi suatu fenomena baru terkhusus di kalangan milenial. Kepopuleran AU ini dapat dibuktikan dengan banyaknya novel yang mulai diterbitkan yang berasal dari cerita AU itu sendiri seperti contoh Himpunan, Dikta & Hukum, dan masih banyak lainnya.

Fangirling/Fanboying merupakan salah satu aktivitas yang sering dipandang sebelah mata dan dipertanyakan kemanfaatannya. Melalui alternative universe (AU) dan segala prestasinya, penggemar dapat mulai “menunjukkan taringnya” atas kebermanfaatan aktivitas tersebut baik bagi diri sendiri dan orang lain. 

Bagaimana bisa alternative universe (AU) yang konotasinya merupakan hasil “halu” bisa bermanfaat? Yang awalnya para penggemar hanya ingin menuangkan fantasi mereka akan idolanya di media sosial, tak disangka semakin lama para penggemar tersebut dapat membuktikan kepiawaian atau kecakapan mereka dalam menciptakan suatu karya yang terstruktur dan bahkan tak terpikirkan sehingga banyak para penerbit yang seringkali melirik cerita yang berasal dari media sosial ini untuk diterbitkan.

Tak hanya kemampuan dalam menulis suatu karya, tetapi juga menulis AU dapat melatih penggemar yang merupakan seorang penulis untuk dapat membuat semacam peraturan yang sangat detail dan mudah dipahami oleh pembaca sehingga mereka tidak mencampur adukkan cerita dalam AU tersebut dengan kehidupan asli idola yang menjadi tokoh dalam cerita. Oleh sebab itu tak dapat dipungkiri bahwa banyak pengetahuan baru yang didapat oleh penulis yang merupakan penggemar ini dapatkan dalam menciptakan suatu cerita yang awalnya hanya realisasi mereka akan imajinasi pada sosok yang mereka idolakan. 

Tak hanya memberikan manfaat pada penulis cerita, AU sendiri juga dapat memberikan manfaat pada pembacanya. Meskipun masih menjadi perdebatan apakah karya fiksi penggemar ini merupakan suatu karya sastra modern yang bermanfaat atau hanya sebagai bentuk kepuasan imajinasi penggemar, tak dapat dipungkiri bahwa kepopuleran AU ini menjadi salah satu faktor pendukung meningkatnya literasi membaca. 

Pengalaman membaca AU dapat menjadi langkah awal bagi pembaca untuk mulai mendalami berbagai bidang lainnya karena tema yang diangkat dalam AU sendiri tidak selalu mengenai romansa remaja saja tetapi hukum, ekonomi, pemerintahan, dan masih banyak lainnya sehingga setelah membaca cerita AU tersebut tidak menutup kemungkinan dimana pembaca akan menemukan suau ketertarikan dari beberapa bidang tersebut. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun