Rebuild yang memberikan enzim kepada kulit.
Protect berupa perawatan terakhir atau perawatan pasca terapi, sebab kulit yang sehat juga membutuhkan kedisiplinan dalam perawatannya.
Memang, tidak ada yang salah pada botox dan filler. Terapi oksigen bersifat memperbaiki kulit dari dalam dan membantunya kembali beraktivitas secara normal, tetapi filler dilakukan ketika seseorang mendapati garis senyumnya tampak dalam dan permanen meskipun ia sedang tak tersenyum. Maka, ia memutuskan untuk melakukan injeksi filler. Dokter Danne mengistilahkan keadaan ini sebagai kulit yang tengah "lapar". Kini, filler memiliki kandungan hyaluronic acid yang sama dengan yang tubuh miliki.
"Kulit yang lapar pun tahu ini makanan, kulit menyerap, ia pun hilang, tak bertahan lama dan ini membuang uang. Quick things, quick money," kata dokter yang juga ahli botani tersebut.
Apapun kiatnya, jangan sampai menimbulkan efek yang negatif ya ke kulitmu. Jangan sampai niatnya mau mempercantik, malah memperburuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H