Pada suatu hari yang cerah di akhir Bulan Oktober 2023 tepatnya tanggal 28, saya dan teman saya berniat untuk melakukan sebuah perjalanan wisata. Tepat sehari sebelumnya, kami melakukan riset sederhana melalui berbagai sosial media untuk mengetahui tempat wisata di kawasan Yogyakarta yang memiliki daya tarik memikat. Melalui beberapa pertimbangan, kami memutuskan untuk memilih Museum Ullen Sentalu sebagai destinasi tujuan kami. Museum Ullen Sentalu yang berlokasi di Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman ini merupakan sebuah museum dengan koleksi yang kental kaitannya dengan kebudayaan Indonesia khususnya sejarah Mataram.
Pada pagi hari yang telah ditentukan, kami berkutat dengan segala hal yang perlu dipersiapkan untuk dibawa. Kami berdua berangkat menuju Museum Ullen Sentalu yang berjarak sekitar 26 km dari pusat Kota Yogyakarta sehingga perjalanan ini menempuh waktu kurang lebih empat puluh menit. Selama perjalanan kami berbincang dan menikmati pemandangan Gunung Merapi yang berdiri dengan gagahnya. Kala itu, Gunung Merapi tampak sangat jelas dan memanjakan mata sehingga menimbulkan rasa syukur dalam diri saya.Â
Memasuki kawasan Kaliurang, setiap wisatawan akan dikenai retribusi dengan total Rp10.000 mencakup tiket masuk, asuransi, dan sumbangan PMI. Apabila sudah memasuki gerbang ini, tandanya destinasi tujuan sudah semakin dekat, perasaan tidak sabar untuk sampai semakin memenuhi hati kami. Betul saja, tidak berselang lama kami tiba di Museum Ullen Sentalu. Pohon pohon rindang dan hawa sejuk yang dapat kami rasakan ketika memasuki kawasan Ullen Sentalu seolah mengisyaratkan ucapan selamat datang. Museum yang diresmikan sejak tahun 1997 ini memiliki luas mencapai 1,2 hektar dengan fasad bangunan yang unik dengan menggabungkan unsur modern dan tradisional.
Tur Skriptorium ini dilakukan di dalam sebuah bangunan terbaru milik Museum Ullen Sentalu. Â Dalam tur ini kami bersama dengan delapan wisatawan lain yang terdiri dari empat wisatawan laki-laki dan empat wisatawan perempuan, didampingi oleh seorang edukator bernama Kak Kenzie. Sebelum tur ini dimulai, kami diberikan informasi mengenai syarat dan ketentuan yang harus dipatuhi selama melakukan tur. Salah satu ketentuannya adalah larangan untuk mengambil foto atau video selama tur berlangsung. Â Kak Kenzie menjelaskan bahwa kebijakan ini diterapkan sebagai bentuk penghormatan terhadap hak cipta dan untuk memastikan pengalaman edukatif yang lebih mendalam. Meskipun demikian, tidak perlu risau karena setelah tur tersebut selesai wisatawan diberi kesempatan untuk mengabadikan momen di berbagai spot foto yang ada.
Dalam tur Skriptorium, wisatawan akan diajak untuk mengenang dan mempelajari linimasa sejarah Indonesia. Dibagi dalam 16 tahap, linimasa ini memaparkan perjalanan Indonesia dari masa prasejarah Jawa dan ditutup dengan era monarki mataram dalam bingkai Republik Indonesia pada abad 20. Informasi seputar sejarah Indonesia disajikan secara komprehensif melalui kombinasi tulisan dan visual dengan ukuran yang jelas, memudahkan wisatawan untuk memahami setiap periode dengan baik. Tata ruang pameran dalam tur ini juga diatur dengan sangat baik dari titik satu ke titik selanjutnya, sehingga terbentuk alur wisatawan yang lancar dan minim bentrokan antar kelompok pengunjung. Museum Ullen Sentalu memberikan perhatian khusus pada detail-detail ini, menciptakan pengalaman berwisata yang menyenangkan dan efisien.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI