Mohon tunggu...
Adinda Salsabila
Adinda Salsabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum Merdeka Menjadi Solusi Learning Loss Indonesia

16 Desember 2023   20:32 Diperbarui: 19 Desember 2023   18:17 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kurikulum pendidikan telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan dari masa ke masa. Tentunya perubahan tersebut bisa dipengaruhi oleh situasi politik, sosial budaya, ekonomi, dan pertimbangan lainnya. Namun, dari semua perubahan tersebut, kurikulum pendidikan nasional tetap dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Hal ini terjadi karena menurutnya Indonesia sudah mengalami krisis pembelajaran (learning loss) dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Learning loss adalah istilah yang digunakan untuk menyebut hilangnya pengetahuan dan keterampilan, baik itu secara umum atau spesifik, atau terjadinya kemunduran proses akademik karena faktor tertentu.  

Learning loss ini juga semakin parah akibat pandemi Covid-19 yang mana menurunkan minat literasi dan numerasi peserta didik. Hal ini dikarenakan kurangnya keaktifan siswa dalam memahami materi serta PJJ mengalami pengurangan jam belajar.  Untuk meningkatkan kembali mutu pendidikan Indonesia, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan meluncurkan Kurikulum Darurat. Berawal dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 719 2020, tentang pedoman pelaksanaan  kurikulum satuan pendidikan kondisi khusus dalam menanggapi beban belajar yang berat dalam kondisi khusus. Penerapan kurikulum keadaan khusus ini adalah keputusan yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan bagi unit dalam memutuskan kurikulum yang memenuhi kebutuhan belajar siswa. Satuan pendidikan dalam menyelenggarakan pembelajaran dapat memilih tetap mengacu pada kurikulum nasional, menggunakan kurikulum darurat, dan memilih penyederhanaan kurikulum secara mandiri seperti dilakukan penurunan materi secara drastis agar para pelajar dan pengajar dapat fokus untuk mendalami topik-topik penting dalam materi pembelajaran pada Kurikulum 2013. Kebijakan tersebut dinilai baik, karena dapat mengurangi tuntutan Kurikulum 2013 yang sangat banyak dalam penuntasan kompetensi dasar. Pemerintah terus mengkaji dan menghasilkan kebijakan yang dapat membentuk kurikulum penyesuaian di masa itu. Hal ini adalah langkah pertama menuju Kurikulum Merdeka.

Dari hasil tersebut membuat Kemendikbudristek berupaya mengembangkan Kurikulum Merdeka yang lebih sederhana dan memberikan keleluasaan bagi guru untuk menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Kurikulum Merdeka menjadi program yang diharapkan untuk dapat melakukan pemulihan dalam pembelajaran yang mana menawarkan 3 karakteristik, seperti pembelajaran berbasis projek pengembangan soft skill dan karater sesuai dengan profil pelajar pancasila, pembelajaran pada materi esensial dan stuktur kurikulum yang lebih fleksibel. Dengan fokus pada materi esensial, pendidik dan peserta didik mempunyai waktu lebih lama dalam melakukan proses pembelajaran di dalam kelas sehingga tidak adanya beban belajar yang berat bagi peserta didik

Nadiem Makarim juga membuat konsep kurikulum yang mana membebaskan dan memberikan kesempatan untuk peserta didik dalam mengembangkan minat dan bakatnya serta menentukan arah belajar mereka sendiri. Dalam artian bahwa peserta didik dapat secara langsung memilih mata pelajaran mana yang sukai dan nikmati. Pemilihan peminatan terhadap mata pelajaran oleh peserta didik ini memberikan kesempatan untuk dapat memilih lintas keilmuan yang diminati sehingga kebermaknaan pembelajaran dapat dirasakan oleh peserta didik tanpa adanya tekanan dari sistem pendidikan itu sendiri, dengan mengetahui minat peserta didik pada ilmu-ilmu tertentu dapat mendorong motivasi belajarnya

Meskipun demikian, Kurikulum Merdeka ini masih termasuk dalam konsep pendidikan baru yang pastinya tidak lepas dari tantangan dan kritik agar dapat diterapkan secara efektif di sekolah. Seperti referensi Kurikulum Merdeka, fasilitas dan teknologi yang mana tidak semua sekolah mempunyai dan dapat menggunakannya, serta kualitas guru dalam konsep Merdeka Belajar juga tidak bisa diabaikan begitu saja, karena guru sebagai pilar utama pelaksanan Kurikulum Merdeka. Upaya pengembangan yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan diantaranya melalui brainstorming awal, in house training, workshop, kegiatan focus group discusion (FGD) antar guru, seminar-seminar, forum berbagi praktik dan pemberdayaan jaringan program musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) serta terlibat dalam pemberdayaan platform merdeka mengajar (PMM). 

Namun disisi lain dari tantangan tersebut, Kurikulum Merdeka bisa menjadi salah satu langkah untuk memperbaiki sistem pendidikan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.  Serta kurikulum Merdeka Belajar dapat membantu siswa menjadi lebih mandiri dalam proses pembelajaran dan memacu kreativitas serta inovasi mereka dikarenakan dalam proses pembelajaran, tidak diatur oleh satu pelajaran saja, sehingga siswa dapat belajar sesuai minat dan potensinya masing-masing.

Untuk mencapai kesuksesan berjalannya Kurikulum Merdeka ini, tentunya semua orang yang berkepentingan dalam dunia pendidikan harus bekerja sama sehingga menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, inklusif, dan memberdayakan. Saya yakin konsep Kurikulum Merdeka ini kedepannya akan memberikan manfaat yang besar bagi dunia pendidikan di Indonesia, terkhusus pada peserta didik yang mana konsep ini ditujukan untuk memperbaiki masalah pendidikan (learning loss) yang sudah ada ini dan karena Kurikulum Merdeka ini dapat membuat peserta didik dapat berekspresi dan berkreatif secara bebas. Semoga Kurikulum Merdeka mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih menarik, bermanfaat, dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun