Mahasiswa harus bisa menjauhkan pemikiran tersebut dan berusaha untuk keluar dari budaya hustle culture ini. Cara pertama yang bisa dilakukan seorang mahasiswa adalah dengan mengubah cara pandang mereka terlebih dahulu bahwa sibuk itu tidak selalu berarti produktif. Mahasiswa perlu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kesehatan fisik atau mental mereka. Caranya dengan membuat jadwal yang teratur dengan menyusunnya di suatu media seperti kalender atau catatan di handphone. Pastikan kita dengan bijak membagi waktu antara bekerja dengan waktu luang untuk beristirahat. Penting untuk memahami bahwa istirahat juga sama pentingnya dengan bekerja. Selain itu, mahasiswa juga harus menetapkan batasan. Belajarlah untuk sesekali berkata "tidak" untuk melakukan hal-hal yang melampaui batas kita. Mungkin kita bisa menolak diri kita untuk tidak bekerja pada akhir pekan. Kenapa hal tersebut perlu sesekali kita lakukan? Karena dengan kita mengatakan tidak untuk bekerja berlebihan dan memutuskan untuk istirahat sejenak, kita dapat membangun kembali stamina fisik dan kesegaran berpikir kita agar bisa digunakan kembali untuk jangka yang lebih panjang.
Arti Sukses yang Sejati
Selain itu, penting bagi mahasiswa untuk merenungi kembali mengenai apa sebenarnya arti kesuksesan bagi dirinya. Apakah sukses itu berarti bekerja tanpa berhenti? Apakah mengesampingkan kualitas hidup dan hubungan dengan orang-orang tersayang benar-benar definisi kesuksesan yang kita inginkan? Kita dapat mengatakan bahwa itu bukanlah tujuan hidup yang kita inginkan.
Oleh karena itu, mahasiswa harus menyadari bahwa sukses tidak hanya diukur dari kesibukan mereka, tetapi bagaimana mereka dapat menyeimbangkan hidup mereka di tengah-tengah tugas dan kegiatan di kampus mereka. Sudah saatnya kita sebagai mahasiswa memahami ulang hustle culture ini justru mengeksploitasi kita dari banyak aspek hidup. Mari menjadi mahasiswa yang bijak dalam mengatur produktivitas kita dalam menjalani dunia perkuliahan ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H