Mungkin banyak dari kalian yang belum tau ekoenzim, dan mungkin juga beberapa dari kalian sudah tau apa itu ekoenzim. Ekoenzim merupakan sebuah larutan atau cairan dari hasil fermentasi limbah organik atau limbah rumah tangga selama 3 bulan yaitu salah satunya dari kulit buah. Ada yang mengatakan ekoenzim dapat dibuat menggunakan sayuran, tapi sejujurnya penulis belum pernah mencobanya sendiri. Penulis sendiri juga baru mengetahui adanya ekoenzim melalui mata pelajaran PPKN yang diajarkan di sekolah.
Guru PPKN penulis memberikan tugas kepada penulis dan teman-teman penulis untuk membuat ekoenzim pada sekitaran akhir bulan September 2021. Penulis bersama dua sahabat penulis membuat ekoenzim ini pada awal bulan Oktober 2021 untuk difermentasi selama 3 bulan. Bahan-bahan yang penulis dan sahabat-sahabat penulis siapkan yaitu 500 gr kulit pisang, 50 gram gula merah, 1.000 ml air bersih yang akan dibagi ke dalam 2 botol, selang bening kecil, 2 botol bekas ukuran 1,5 liter untuk masing-masing orang.
Kami sembari berbincang, sembari mengerjakan ekoenzim juga. Jadi kami mengerjakan ekoenzim dengan santai dan senang. Kami membagi tugas dari yang mencuci botol-botol bekas tersebut, memotong kecil-kecil kulit pisang, mengiris tipis-tipis gula merah agar dapat masuk dengan mudah lewat mulut botol, melubangi tutup botol seukuran selang kecil tersebut. Selang tersebut bertujuan untuk menghantarkan cairan yang difermentasi dalam botol A yang berisi bahan-bahan ekoenzim ke botol B yang digunakan untuk menyimpan cairan hasil fermentasi botol A.
Langkah-langkah pembuatan ekoenzim:
1. Bersihkan botol bekas berukuran 1,5 liter yang telah disiapkan.
2. Potong kecil-kecil kulit pisang seukuran mulut botol bekas yang akan dipakai.
3. Iris tipis-tipis gula merah.
4. Masukkan 50 gula merah yang telah diiris tipis-tipis ke dalam botol yang sudah dibersihkan.
5. Masukkan masing-masing 500 ml air ke dalam dua botol yang telah disiapkan.
6. Sementara tutup botol A dan kocok botol tersebut guna menlarutkan gula merah, tidak perlu sampai begitu larut, cukup dikocok secukupnya.
7. Lalu masukkan 500 gr kulit pisang yang telah dipotong-potong tadi ke dalam botol A.
8. Lubangi kedua tutup botol seukuran selang yang telah disiapkan.
9. Potong selang tidak terlalu panjang, hanya kira-kira cukup dan sampai dari cairan ekoenzim dalam botol A ke dalam air dalam botol B.
10. Pasang selang, dan tutup kedua botol.
11. Tutup dengan dengan rapat dan jangan dibuka selama 3 bulan.
Bulan Januari 2022 pun tiba, waktu 3 bulan dari pembuatan ekoenzim penulis dengan sahabat-sahabat penulis selesai. Di bulan Januari juga ekoenzim penulis dikumpulkan. Penulis melepas selang yang menyambung dikedua botol tersebut, dan penulis mengumpulkan hasil ekoenzim pada botol B. Satu dari ekoenzim kami gagal, gagal menyalurkan cairan ke botol B. Mungkin dikarenakan selangnya bermasalah, ada yang menyumbat atau sebagainya. Jadi sahabat penulis menyaring ekoenzim pada botol A dan membuang kulit pisang yang telah difermentasi tersebut.
Ekoenzim yang kami buat bisa disebut berbeda karena kami menggunakan 2 botol. Sementara teman-teman yang lain hanya menggunakan 1 botol. Tapi tidak ada bedanya kok, hasil tetap sama. Manfaat dari membuat ekoenzim dari limbah rumah tangga yang penulis tau yaitu dapat digunakan untuk pembersih lantai. Berguna bukan? Kita jadi tidak perlu membeli cairan pembersih lantai yang biasa kita beli. Kita bisa menggunakan ekoenzim dari yang kita buat sendiri. Ciri-ciri ekoenzim yang berhasil itu berwarna kuning kecoklatan dan berwangi asam-manis dikarenakan dibuat secara fermentasi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI