Di pagi hari yang cerah di negeri kincir angin, Belanda, terdapat murid laki-laki bernama Gusti Raden Mas Dorodjatun atau yang biasa dipanggil Henkie oleh teman-temannya disana, bersekolah di sekolah Belanda yang bernama Gymnasium atau Lyceum Haarlem.
Henkie adalah anak kesembilan dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, ibunya adalah istri kelima dari Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.
"Henkie, kamu sebaiknya bersekolah di Belanda saja ya, setelah dipikir-pikir, ayah kurang cocok jika kamu harus bersekolah di sekolah kamu yang sekarang." ucap ayahnya.
"Jika aku bersekolah di Belanda, aku disana bersama siapa, Yah?" tanya Henkie.
"Ayah tidak akan membiarkan kamu sendiri disana, nak. Ayah juga meminta mas-mu, Tinggarto, bersekolah disana juga." ucap ayahnya.
"Apakah ibu sudah setuju soal hal ini?" tanya Henkie.
"Sudah, ayah sudah membicarakannya dengan ibumu semalam, mas-mu juga sudah setuju akan bersekolah disana." jelas ayahnya.
"Baiklah yah, aku juga akan bersekolah disana, tapi kita disana tinggal bersama siapa?" tanya Henkie.
"Ayah sudah mempersiapkan semuanya untuk kalian, kalian akan tinggal di kediaman kepala sekolahnya disana." ucap ayahnya.
Karena Henkie takut salah dengar oleh ucapan ayahnya, Henkie bertanya kembali.
"Dimana, Yah?"