Mohon tunggu...
Adinda Putri Prihawati
Adinda Putri Prihawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - D4 Bisnis Digital

Mahasiswa Politeknik Negri Banyuwangi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengetahui Konsep Manusia dalam Bertuhan: Opini

11 Desember 2024   14:26 Diperbarui: 11 Desember 2024   15:34 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simbol Kristen, Yudaisme dan Islam. (Sumber: Getty images, credit: Hanan Isachar) 

Mengenal Konsep Manusia dalam Bertuhan

Berakal dan berperasaan adalah hal yang melekat pada manusia, dan ini memiliki hubungan dengan bagaimana konsep manusia dalam bertuhan. Manusia berbeda dengan makhluk lain, karena manusia diberikan kemampuan bagaimana manusia mencari jati diri, menentukan hal yang baik dan buruk, tentang kebenaran, mengetahui makna, tujuan, dan akhir dari hidup mereka, serta hubungan manusia dengan “Tuhan-nya” yang sering kali menjadi dasar untuk tindakan dan pemikiran mereka.

Keberagaman Cara Bertuhan

Setiap manusia,  memiliki cara pandangnya masing-masing, begitu pula dengan cara mereka memandang berbeda dalam bertuhan dengan perbedaan yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, agama, dan pengalaman hidupnya. Dalam banyak tradisi agama, hubungan manusia dengan Tuhan dijalin melalui ritual-ritual keagamaan seperti doa, puasa, dan ibadah lainnya. Namun, tidak semua orang bertuhan melalui jalan agama yang formal. Beberapa orang mengalaminya melalui hubungan dengan alam, seni, atau pencarian spiritual yang lebih personal. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun cara bertuhan bervariasi, tujuan utama dari pencarian tersebut adalah sama, yaitu untuk menemukan kedamaian, makna, tujuan, dan akhir hidup yang mereka pilih.

Akal Budi dalam Bertuhan

Sering kali menjadi topik yang menarik bagi para pemikir. Manusia, dengan segala kemampuannya, selalu berusaha memahami Tuhan yang sifatnya melampaui batasan akal. Sering kali, usaha ini berujung pada berbagai tafsiran dan gambaran Tuhan yang berbeda-beda, yang tidak jarang dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial. Ini menunjukkan bahwa manusia, meskipun memiliki akal yang canggih, tetap berada dalam keterbatasan ketika mencoba memahami Tuhan yang tidak terjangkau oleh akal.

Dengan demikian, konsep Tuhan dalam banyak ajaran agama seringkali tidak hanya bisa dipahami melalui logika dan akal sehat, tetapi juga melalui pengalaman spiritual dan rasa batin. Pengalaman langsung sangat penting, seperti perasaan kagum terhadap kebesaran alam atau pengalaman religius pribadi, menjadi cara lain untuk manusia bisa mengenal Tuhan-nya. Oleh karena itu, bertuhan tidak hanya soal pemahaman intelektual, tetapi juga tentang pengalaman yang melibatkan hati dan perasaan.

Bertuhan dalam Kehidupan Sehari-hari

Dengan perspektif yang lebih luas “Bertuhan” tidak hanya terbatas pada ritual atau ibadah, tetapi seharusnya juga tercermin dalam cara manusia berinteraksi dengan dunia di sekitar mereka. Konsep Tuhan yang dipahami sebagai sumber kasih, keadilan, dan kebaikan sudah semestinya mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kejujuran, kasih sayang, rasa hormat, dan kepedulian terhadap sesama adalah bagian dari manifestasi dari pemahaman manusia terhadap Tuhan.

Kehidupan modern yang penuh dengan tantangan moral dan sosial semakin mempertegas pentingnya bertuhan dalam cara yang lebih lagi. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, konflik, dan permasalahan sosial, tindakan manusia yang mengedepankan nilai-nilai ketuhanan dapat membawa perubahan positif. Bertuhan tidak hanya membuat seseorang lebih religius secara pribadi, tetapi juga lebih peduli terhadap kesejahteraan orang lain dan lingkungan sekitar.

Kedamaian dan Tujuan dalam Bertuhan

Mengetahui konsep manusia dalam bertuhan adalah suatu perjalanan yang tidak pernah selesai. Seiring berjalanya waktu, manusia terus berusaha untuk menggali makna dari kehidupan dan hubungan mereka dengan Tuhan. Berbagai pendekatan memberikan perspektif yang berharga dalam memahami cara kita meyakiniTuhan. Dalam proses ini, manusia belajar untuk lebih menghargai keterbatasan mereka dan mengakui adanya sesuatu yang lebih besar dari diri mereka.

Namun, pada akhirnya, bertuhan bukan hanya soal pencarian pengetahuan atau pemahaman intelektual, tetapi juga soal bagaimana pemahaman tersebut mempengaruhi tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, kita membutuhkan lebih banyak manusia yang memahami konsep bertuhan dengan cara yang mendalam, sehingga mereka tidak hanya bisa hidup dengan penuh makna, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan dunia secara keseluruhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun