Studi lapangan ini merupakan program Fakultas Dakwa dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam dari mata kuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat sebagai Studi Lapangan Matakuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat, dengan arahan serta bimbingan dari bapak M. Jufri Halim, S.Ag., M.Si. selaku dosen matakuliah Pengantar Pengembangan Masyarakat.
Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 27 Juni 2023, tempat ini berada di Kelurahan Semanan, kecamatan Kalideres Kota Jakarta Barat. Didalam kelurahan Semanan terdapat perkampungan yang berisikan warga yang mengelola pabrik atau usaha rumahan, bahkan beberapa rumah di kampung tersebut membuat bahan olahan makanan untuk dikonsumsi sendiri. Dari sekian banyak pabrik dan juga usaha rumahan, saya dan beberapa teman saya mengambil pabrik tahu untuk dijadikan bahan penelitian wawancara. Pabrik tahu milik pak Yayan Suryadi sudah didirikan sejak 15 tahun yang lalu, pabrik tahu ini didirikan oleh orang tua pak Yayan yang sekarang pak yayan yang meneruskan pengelolaan pabrik tersebut. Pada awalnya pabrik ini mengontrak selama 2 tahun dengan tempat yang sempit dan juga kecil namun seiring berjalannya waktu serta pemilik pabrik yang membuat kualitas tahunya semakin bagus menyebabkan konsumen berbondong-bondong untuk membeli tahu di pabrik ini, sehingga sekarang pabrik ini sudah memiliki tanah milik pribadi dengan tempat yang luas dan juga terdapat mesin yang mempermudah kinerja karyawan yang ada dipabrik tahu ini. Pabrik ini didirikan secara mandiri tidak ada campur tangan perusahaan, kemudian konsep selanjutnya yang akan dilakukan pak Yayan adalah membuat cabang yang lain ditempat baru, dan telah disiapkan juga tempat yang menjadi cabang baru pabrik tahu pak Yayan. Pembuatan tahu melalui beberapa proses mulai dari pemilihan kedelai terbaik, lalu dilakukan perebusan, penghancuran, kemudian dicetak lalu digoreng, dan yang terakhir direndam air dingin atau ditiriskan.
Dalam pengelolaan pabrik pak yayan sempat mengalami kesulitan pada masa pandemi karena bahan pokok yang melonjak naik dan banyak dari pablik lain yang gulung tikar namun pak Yayan dapat mensiasatinya dengan baik dengan cara dari ukuran tahu, hanya ukuran tahu yang dibuat menjadi sedikit lebih kecil namun untuk produk pak Yayan tetap menomor satukan kualitas yang tetap terjaga agar pembeli tidak kecewa dengan barang dagangannya. Pak Yayan ini tidak tinggal di pabrik tersebut namun beliau dengan istrinya akan datang setiap hari untuk mengkontrol semua kegiatan yang ada di pabrik tersebut. Pabrik ini memiliki dampak yang baik untuk masyarakat di sekitarnya dengan cara mereka memperkerjakan beberapa masyarakat sekitar dan juga masyarakat dari luar kota, pabrik ini menyediakan tempat tinggal untuk pegawainya, bukan hanya memberi peluang kerja namun pabrik tahu ini mendistribusikan kepada pedagang langsung serta ampas kedelai juga dapat dimanfaatkan untuk hewan ternak seperti sapi. Aktifitas yang dilakukan pekerja pabrik tahu ini dimulai dari jam 3 pagi hingga 6 sore, serta keuntungan yang diperoleh perhari tergantung dengan pemesanan dan juga pembeli yang ada dihari itu. Setiap pekerja disana memiliki jobdesk nya masing-masing ada yang bertugas menggoreng tahu, ada yang mengendalikan mesin, dan ada pula yang bertugas mencetak tahu. Untuk harga tahu dijual perplastik seharga Rp.21.000 dengan 50 buah isi tahu, namun untuk pedagang yang ingin menjualnya kembali biasanya menggunakan tong besar untuk tempat tahu sebelum dibawa ke pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H