Mohon tunggu...
Adinda Novia
Adinda Novia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Brawijaya

Saya memiliki hobi memasak, membaca dan menulis hal hal yang membuat diri saya menjadi pribadi yang berkembang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Punakawan dalam Persebaran Agama Islam

7 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 7 Desember 2023   08:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah Ki Sunan Kalijaga dalam
usahanya menyebarkan dan
memajukan Islam di masyarakat Jawa
melahirkan beberapa karya agung,
antara lain puisi Lir ilir, serta konsep
badut dalam dunia wayang.
Pada serial Purwa Carita kali ini saya akan membahas secara khusus
tentang konsep Punakawan. Kondisi dan keadaan organisasi sosial
Jawa berubah pada akhir abad ke-15. Saat itu, agama utama
masyarakat Jawa adalah Hindu. Agama Islam mulai menyebar di
beberapa wilayah pesisir Pulau Jawa. Terutama di kawasan pelabuhan
yang sering terjadi kontak bisnis dengan pedagang asing. Matahari
nampaknya semakin melemah, bulan bersiap menyinari cahaya
malamnya.
Sementara itu, Majapahit yang perkasa pun runtuh. Berat dan
mahalnya biaya perang saudara yang berlarut-larut antara Prabu
Brawijaya dengan penguasa Blambangan rupanya telah
menghabiskan seluruh sumber daya Majapahit. Selain itu, upaya Wali
dalam menyebarkan semangat Islam di kalangan anggota keluarga
Istana juga mulai membuahkan hasil. Putra selir raja pun
mengucapkan pengakuan iman.
Saat itu, Islam ibarat seorang putri yang sedang hamil sebelum
melahirkan. Dibutuhkan banyak usaha dan kerja keras jangka
panjang untuk melahirkan anak dengan lancar tanpa kehilangan ibu
dan anak.
Atas desakan beberapa wali senior, raja Brawijaya yang terakhir
mengangkat Raden Patah untuk memimpin pemerintahan berikutnya.
Pada masa itu pusat pemerintahan berpindah dari Majapahit ke
wilayah pesisir Jawa Tengah yaitu Demaki. Sebagai bagian dari upaya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun