A. Latar Belakang Masalah
Matematika di perlukan peserta didik sebagai dasar dalam berhitung, mempermudah mempelajari pada mata pelajaran lain, dan dapat memahami penggunaan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Matematika merupakan salah satu cara dalam meningkatkan pola pikir dan penalaran peserta didik, meningkatkan sumber daya manusia juga tingkat kecerdasan, dan mampu menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan matematika agar peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu matematika, namun juga ilmu keterampilannya. Cara berpikir dapat dikembangkan melalui pendidikan matematika.
Menurut Bani (2011) menyatakan bahwa kemampuan kemampuan matematis adalah salah satu tujuan penting dalam pembelajaran. Hal itu berarti yang diperlukan dalam pembelajaran tidak hanya materi-materi yang dihafal, namun juga diharapkan agar peserta didik mampu memahami konsep materinya.Â
Dan pada intinya, kemampuan pemahaman matematis sangat diperlukan bagi peserta didik. Dipertegas oleh penyataan NCTM (2000) disebutkan bahwa pemahaman matematis merupakan aspek yang sangat penting dalam prinsip pembelajaran matematika. Siswa dalam belajar matematika harus disertai dengan pemahaman, hal ini merupakan visi dari belajar matematika. Hal tersebut berakibat bahwa dalam setiap pembelajaran matematika peserta didik juga harus memahami dan guru harus mengupayakannya.
Namun pada kenyataannya, masih banyak peserta didik yang mengalami kesulitan memahami matematika karena materi yang abstrak bagi mereka, sehingga kesulitan menyelesaikannya. Contoh dalam materi sudut, salah satu bagian membahas mengenai penentuan besar sudut yang bahkan peserta didik sendiri tidak mampu menyelesaikannya walaupun sudah dengan bantuan busur derajat. Karena pengetahuan dalam tata cara menggunakan dan membaca hasil busur derajat pun tidak diketahui oleh peserta didik.Â
Menurut Putra (2014) mengemukakan tahap berpikir siswa pada salah satu sekolah menengah sebesar 85,71% berada pada tahap berpikir konkret, sehingga siswa kesulitan memahami konsep matematika yang abstrak. Selain kemampuan pemahaman, kemampuan berpikir kreatif juga diperlukan agar pemikiran peserta didik lebih berkembang.
Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan pemahaman peserta didik yaitu merancang bahan ajar yang disesuaikan dengan tahap kognitif siswa. Bantuan guru dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna sangat diperlukan. Inovasi juga diperlukan dalam hal ini, apabila peserta didik mengalami kesulitan untuk memahami, guru bisa menggunakan alat peraga agar pembelajaran terkesan lebih menyenangkan. Dan peserta didik berperan aktif juga dalam pembuatan alat peraga tersebut, serta peserta didik pun dilatih ke-kretifannya dalam hal ini.
Alat peraga yang digunakan sederhana, namun tetap mengkonstruksi materi pembelajaran. Dengan bantuan "Kipas Sudut", dapat membantu menentukan arah dan besar sudut pada busur derajat. Diharapkan cara ini dapat menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran matematika, selain belajar materi sudut, siswa dapat bersenang-senang dalam memahami materi tersebut. Penggunakan kipas sudut adalah salah satu cara guru untuk mempermudah peserta didik dalam penggunaan busur, karena masih banyak peserta didik yang tidak tahu bagaimana cara menggunakan busur derajat, meletakkan titik sudut pada busur derajat, meletakkan kaki sudut pada busur derajat dan membaca angka pada busur derajat.. Selain itu, bahan untuk membuat media mudah ditemukan dan mudah dibuat. Dan dapat mengajak peserta didik lebih kreatif dengan bahan-bahan atau alat yang ada sekitarnya.
Bagi sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana khususnya dari segi teknologi, penggunaan kipas sudut dapat dijadikan acuan pembelajaran kreatif yang dapat membuat peserta didik lebih memahami dan lebih termotivasi dalam belajar.
B. Manfaat
- Mempermudah dalam membaca titik sudut
- Mempermudah menentukan besar sudut
- Mempermudah penggunaan busur
- Mempermudah menentukan jenis sudut
- Memberikan semangat dalam pembelajaran
C. Tujuan
- Peserta didik dapat membaca titik sudut
- Peserta didik dapat menentukan besar sudut
- Peserta didik dapat mengetahui penggunaan busur
- Peserta didik dapat menentukan jenis sudut
- Peserta didik semangat dalam pembelajaran
D. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Siapkan Alat dan Bahan Untuk Pembuatan Kipas Sudut
- Kertas origami
- Double tip
- Isolasi
- Gunting
- Kertasnya bebas, boleh HVS, origami, atau karton. Dan buat kertasnya menjadi bentuk persegi panjang (Kalau memakai origami, kertasnya bisa disambung sampai membentuk persegi panjang).
2. Lipat-lipat kertas dengan ukuran lipatan sedang, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar. Lipat mulai dari sisi pendek (ukuran lebar) agar bisa membentuk lingkaran penuh. Jika tidak sampai lingkaran penuh, bisa disambung lagi dengan lipatan kertas yang lain dan lem sambungannya.
3. Ikat tengahnya sampai lipatan terakhir dengan benang wol, atau benang lain yang lebih kuat, atau bisa menggunakan tali rapia dengan ukuran lebih yang kecil agar mudah di masukkan ke lubang tengah tersebut yang sudah di lem menggunakan double tip agar lipatan diam. Boleh di lem juga, namun jika dirasa sulit, boleh di ikat saja seperti gambar dibawah ini (gambar di bawah belum diikat sepenuhnya)
4. Lalu siapkan kertas yang lebih keras, boleh kardus, kertas duplex, atau kertas yang sudah di laminatin sebagai pegangan / penyangganya / tangkainya dan lapisi dengan origami agar terlihat lebih berwarna atau bisa diberi gambar sesuai kreasi masing-masing.
5. Kemudian tempel pegangan tersebut ke ujung lipatan. Jika dirasa kurang kokoh, bisa di tambah lagi pegangannya, dan tempel di lipatan ketiga dari akhir seperti gambar dibawah ini
6. Cara menggunakan alat
- Siapkan "Kipas Sudut" yang telah dibuat,
- Lalu tempelkan/taruh "Kipas Sudut" diatas soal yang akan dikerjakan,
- Setelah itu, ambil "Kipas Sudut" dan letakkan diatas busur tanpa merubah bentuk "Kipas Sudut" yang tadi,
- Pada akhirnya akan ditemukan besar sudutnya sesuai dengan arah lengkung "Kipas Sudut" tersebut.
7. Aplikasikan pada soal
- Berapa besar sudut?
- Membuat sudut menggunakan kipas (busur dibawah kipas di atas)
- Membaca sudut menggunakan kipas (busur diatas kipas dibawah)
Daftar Pustaka
Bani, A. (2011). Meningkatkan kemampuan pemahaman dan penalaran matematik siswa sekolah menengah pertama melalui pembelajaran penemuan terbimbing, SPS UPI, Bandung. UPI:Bandung
NCTM. (2000). Principles and Standards for School Mathematics. United States of America : The National Council of Teachers of Mathematics, Inc.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H