Mohon tunggu...
Adinda Maharani Suryaningrum
Adinda Maharani Suryaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa ilmu komunikasi

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi Media Sosial, dan Kekurangan Media Sosial

6 Mei 2021   20:34 Diperbarui: 6 Mei 2021   20:41 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai teman teman, pada kesempatan ini saya ingin sedikit menuliskan pengalaman saya pada saat mengakses Media Sosial. Mengenai apa saja potensi dari Media Sosial yang digunakan? Apa saja kekurangan yang masih harus diperbaiki, agar iklim Media Sosial di Indonesia menjadi lebih sehat?. Sebelumnya saya akan menjelasan apa sih Media Sosial itu?.

Sekarang ini tentunya kita tidak asing lagi dengan gadget dan hampir semua kalangan pasti memilikinya dari yang masih anak – anak hingga lanjut usia, dan tentunya adanya gedget tidak jauh dari Media Sosial. Sebelumnya apa sih Media Sosial itu? Disini saya akan menjelaskan mengenai Media Sosial. 

Media Sosial adalah sebuah media daring yang digunakan satu sama lain yang para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual tanpa dibatasi ruang dan waktu. Blog, jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis intersent yang dibangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan pertukaran user generated content”. 

Media sosial merupakan sebuah media berbasis kecanggihan teknologi yang diklasifikasikan dari berbagai bentuk, seperti majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, siniar, foto atau gambar, video, peringkat dan bookmark sosial. Kaplan dan Haenlein menciptakan skema atau klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial. Menurut Kaplan Haenlein ada enam jenis media sosial, yang dapat dilihat sebagai berikut. Proyek Kolaborasi, situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah ataupun menghapus konten – konten yang ada di situs web, contohnya wikipedia. Blog dan Mikroblog, pengguna lebih bebas mengkpresikan sesuatu di blog seperti curhat, contohnya Twitter, Facebook. 

Konten, para pengguna situs web ini saling berbagi konten – konten media, contohnya Instagram, TikTok, YouTube. Situs Jejaring Sosial, aplikasi yang didalamnya terdapat “izin” bagi pengguna untuk dapat terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat terhubung dengan orang lain, contohnya Instagram, Facebook. Virtual Game World, dunia permainan virtual, user atau pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar – avatar yang di inginkan dan dapat berinteraksi dengan orang lain selaknya dunia nyata, contohnya online game. Virtual Social World, dunia virtual sosial yang di dalamnya seorang pengguna merasa hidup di dunia virtual dengan menggunakan perangkat Virtual Reality yang dipakai di area mata,contohnya second life. 

Perkembangan media sosial masa kini disebabkan oleh semua orang yang merasa seperti bis “memiliki” media sendiri. Jika hanya sekedar memiliki media tradisonal seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media sosial digital. Media sosial adalah mengenai menjadi manusia biasa yang saling membagi ide, bekerja sama dan berkolaborasi untuk menciptakan kreasi, berpikir, berdebat, menemukan orang yang bisa menjadi teman baik, menemukan pasangan, dan membangun sebuah komunitas. 

Selain kecepatan informasi yang bisa diakses dalam hitungan detik, menjadi diri sendiri dalam media sosial adalah alasan media sosial berkembang pesat. Salah satu dampak dari keberadaan media sosial ialah masyarakat memiliki ketergantungan terhadap teknologi terkini. Dilingkukngan masyarakat, hampir semua kalangan sudah menggunakan yang namanya media sosial. Perkembangan teknologi media sosial ini sudah menjamur dan mengakar di kehidupan sehari – hari serta telah mengubah gaya hidup bahkan pola pikir.

Dari sudut pandang saya mengenai potensi media sosial salah satunya Instagram, seperti yang kita lihat banyak dari penduduk di Indonesia pasti menggunakan Instagram, Instagram sendiri selain hanya untuk berbagi foto atau video rupanya Instagram juga dapat dimanfaatkan dengan baik. Instagram telah menjadi media yang potensial untuk berbisnis. Potensi pasar di Instagram tergolong sangat prospektif sekali. Bahkan saat ini banyak sekali jenis usaha yang dijalankan di media sosial tersebut, didukung dengan kondisi saat ini yang semua kegiatan dilakukan dari rumah saja seperti sekolah dari rumah, bekerjapun dari rumah, dari situlah muncul ide – ide baru dengan memanfaatkan media Instagram. 

Ditunjang dengan hadirnya fitur Instagram bisnis dan Instagram Ads, membuatnya semakin potensial. Online store yang biasanya di minati di Instagram seperti seputar kuliner, fashion, barang branded, brand barang luar negeri, kosmetik, dan masih banyak lagi. Dengan mengenal potensi pasar dan memaksimalkan Instagram marketing, bisnis yang dijalankan tentu jauh akan jauh lebih mudah.

Tentunya suatu hal pasti tak luput dara kata kekurangan dimana disitu terdapat kelebihan pastinya juga terdapat kelebihan, seperti media sosial.  Kekurangan yang terjadi di media sosial sendiri merupakan sering di dalah gunakan oleh oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab dan tidak benar hanya untuk melakukan tindakan kiriminal, misalnya digunakan untuk ajang penipuan berkedok pertemanan, kemudian setelah sudah kemakan hasutan pelaku, banyaknya akun – akun palsu yang mengaku dirinya seorang artis atau influencer, dan terkadang itu bisa di jadikan salah satu objek perusakan nama baik seseorang. 

Dan juga rentan terjadi kesalah pahaman aakan sebuah konten yang misalnya saja menganggap sebagai sebuah lelucon bisa jadi arti lain bagi orang lain, kesalahpahaman akan sebuah konten dapat menjadi masalah besar dan dapat berdampak  di masa depan. Serta membuang waktu poling yang dilakukan oleh The Global Webindex menunjukan 28% waktu yang orang lakukan di internet adalah untuk mengakses sosial media, pada angka tersebut tercatat akses dilakukan pada jam kerja sehingga mengakibatkan perusahaan kehilangan produktivitas. 

Laporan dari Forbes mengatakan 89% dari responden mengaku telah membuang waktu mereka mengakses sosial media pada jam kerja. Seharusnya kita dapat menggunakan media soosial dengan sebaik mungkin dapat menyaring mana yang baik untuk di ambil hikmahnya dan juga mengindari yang dapat menjerumuskan kita ke susatu yang tidak baik. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan dari penggunaan media sosial, satu hal yang perlu kita perhatikan adalah untuk tetap menjaga privasi, lebih berhati – hati dengan apa yang kita posting dan tetap menjaga etika walaupun hanya sekedar di dunia maya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun