Mendung memeluk mesra sepanjang hari,
nyaman dan enggan pergi
Menambah lara, nestapa dan nelangsa untuknya,
orang yang sedang berduka
Satu sajak tercipta,
untaian kata pilu
Kata orang ibarat ditulis dengan darah dan diiringi air mata,
menyayat hati pembaca
Berisi surat cinta dan patah hati
Melepas jantung hati dan cinta yang telah pergi ke surga
Karena kehilangan orang tua,
merupakan sedih tak berujung dan duka yang tak berkesudahan
*Puisi ini untuk mengenang almarhum almarhumah Eyang Kakung Uti tercinta, al fatihah*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!