Wajahku basah, itu karena peluhku menetes deras
Juga karena banjirnya air mata
Dengung suara dan tikaman kalimatmu masih membekas
Gelombangnya membuatku tenggelam
Kalau dulu hatiku ini batu, maka kurasa sudah berubah menjadi pasir
Tahu kenapa begitu?
Pertama, janji kau ingkari
Lalu kau langgar sumpahmu sendiri
Mungkin aku yang naif
Atau kau yang gila dan dibutakan keindahan dunia?
Sekarang yang kupunya hanya sisa pondasi, itupun sudah hampir hancur
Tembok dan atapnya entah pergi kemana
Mungkin sudah kau bawa lari
Menjadi bahan untuk membangun rumah yang baru
Dengan penghuni baru pula
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H