Istilah wibu pasti sudah tidak asing lagi didengar kan?
Ya, para pecinta anime Jepang, orang-orang yang menggunakan pakaian Jepang, berbicara dengan aksen Jepang dan yang selalu membahas apapun yang berbau Jepang sudah sangat lekat sekali dengan julukan wibu ini.
Tapi tahukah kamu asal istilah wibu sebenarnya?
Tak jarang istilah wibu dilontarkan untuk hal-hal yang berhubungan dengan anime Jepang, tanpa tahu asal istilah tersebut. Nah, rupanya wibu berasal dari kata weaaboo atau weeaboo yang merupakan istilah dari Jepang untuk menjuluki orang-orang yang terlalu fanatik dengan anime. Tidak hanya anime saja, julukan wibu juga sering ditujukan kepada seseorang yang mempunyai penampilan ala Jepang, suka lagu-lagu Jepang dan mempunyai idola dari jepang, dan lain sebagainya yang menyangkut tentang anime Jepang.
Anime Jepang memang terkenal bagus, baik itu dari sisi grafisnya, alur cerita yang tidak disangka-sangka bahkan banyak tidak masuk akal, karakter-karakter yang sempurna dan sesuai dengan yang diinginkan penonton.Tapi tidak  sedikit dari kalangan masyarakat yang memiliki stigma negatif terhadap seorang wibu. Nyatanya, tidak semua wibu itu berperilaku buruk, dan tidak semua lupa akan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.
Bahkan sebagian dari mereka, menjadikan anime sebagai tempat untuk mengurangi stres mereka. Kita tidak tahu apa yang bisa menjadi self defense mechanism bagi seseorang, jadi stop untuk  menjudge dengan hanya melihat dari satu sisi saja. Selain bisa menjadi self defense mechanism, dari itu juga sebenarnya bisa menambah pengetahuan, baik itu dari segi bahasa, ataupun budaya Jepang.
Balik lagi ke wibu, ternyata istilah wibu ini ada bermacam-macam, ada yang dikenal dengan :
 wibu nolep atau wibu no life
Wibu nolep atau wibu no life ini dilihat dari segi aktivitas sosialnya. Wibu satu ini merupakan anti sosial, dia jarang keluar dan lebih menikmati aktivitasnya menyendiri dikamar, selain itu dia tidak memiliki teman di dunia nyata dan menghabiskan waktu dengan dunianya sendiri  bersama kehidupan anime.
Selanjutnya ada juga istilah wibu bau bawang
Istilah ini cukup aneh dan unik ya, tapi dibalik istilah ini ada sindiran kepada wibu yang terlalu fanatik sehingga untuk mengurus hidupnya sendiri aja lupa. Julukan wibu bau bawang ini pertama kali dicetuskan oleh seorang youtuber yang bernama Ericko Lim. Saat itu ia tengah menghadiri acara event cosplay, di sana ia memanggil wibu bau bawang, karena sebagian dari mereka lupa akan dirinya sendiri dan lupa untuk mandi, hal ini saking fanatiknya terhadap hal-hal yang berbau kejepangan.
Wibu tidak sama dengan otaku
Banyak orang yang menyamakan antara wibu dengan otaku. Tapi sebenarnya wibu dan otaku itu memiliki perbedaan. Otaku dalam istilah Jepang ditujukan pada seseorang yang fanatik terhadap anime saja. Sedangkan wibu adalah julukan untuk seseorang yang fanatik dengan anime tetapi juga kepada semua hal yang berhubungan dengan Jepang. Jadi jangan salah lagi ya.
Hubungan antara waifu dan wibu
Ternyata ada lagi yang namanya waifu, perbedaannya cukup tipis dengan wibu. Wibu itu biasanya seseorang yang mempunyai fantasinya sendiri, dan sangat mencintai tokoh anime terutama yang lawan jenisnya, bahkan ada yang menganggap karakter anime itu adalah pacar mereka.Â
Sedangkan waifu, itu diperuntukan kepada wibu yang sangat mendambakan karakter anime perempuan dan menganggap karakter perempuan tersebut adalah istrinya.Â
Hal ini tentu saja sangat berbahaya, karena dia bisa lupa akan dunia nyata dan lingkungannya, bahkan ia akan sulit untuk membuka diri kepada untuk berkenalan dan dekat dengan lawan jenisnya.
Menyukai sesuatu boleh, tapi jika terlalu fanatik dengan sesuatu tersebut juga sangat berbahaya, dari para wibu mungkin kita bisa mengambil hal-hal positif seperti pengenalan budaya Jepang, bahasanya, dan juga sebagaimana yang kita tahu, bahwa Jepang adalah negara yang maju akan teknologinya, attitude yang  sangat dijunjung tinggi serta berbagai hal positif lainnya, dan tidak lupa juga bisa sebagai self defense mechanism. Tapi, terlalu mencintai sehingga bukan saja lingkungan, diri sendiri pun sampai terabaikan itu bukanlah sesuatu yang baik juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H