Bandung memiliki beberapa tempat situs sejarah, namun beberapa orang bahkan orang Bandungnya sekalipun masih belum mengetahui tempat bersejarah di Bandung. Salah satu tempat bersejarah yaitu Balong Tugu yang berlokasi di Dayeuhkolot Kabupaten Bandung Selatan. Balong Toha akan terlihat ketika kalian berkunjung atau lewat ke daerah Dayeuhkolot di sisi markas Zeni Tempur.
Balong dalam bahasa sunda artinya kolam , kolam yang dimaksud yaitu kolam bekas ledakan yang dilakukan oleh dua tokoh pahlawan dalam peristiwa Bandung Lautan Api yaitu Mohamad Toha dan Mohammad Ramdan, sehingga dinamakan Balong Toha. Penulis sendiri sebagai orang yang tinggal di Bandung Selatan sangat bangga akan adanya tokoh pahlawan yang berasal dari Bandung Selatan namun penulis juga merasa sedih karena tidak banyak yang mengetahui bahwa terdapat tugu sebagai monumen dari aksi heroik kedua tokoh tersebut. Bahkan mungkin banyak orang yang lupa akan peristiwa sejarah tersebut.
Sedikit cerita sejarah mengenai bangunan Balong Tugu . Pada rahun 1946, Sekutu ingin menguasai Bandung , saat itu wilayah Bandung dibakar oleh tentara Republik menjadi lautan api agar sekutu tidak bisa menggunakan fasilitas yang ada diBandung. Lalu ketika kekuasan sekutu mau memasukin wilayah Bandung selatan, disitu ada pertahanan dari pejuang di Balaendah sebagai front terdepan, pertempuran terjadi di Dayeuhkolot  namun perlawanan tersebut sangat sulit dimenangkan karena sekutu memiliki senjata- senjata.Â
Lalu kedua pemuda diberi misi untuk menghancurkan gusang amunisi milik sekutu, kedua pemuda tersebut adalah Mohammad Toha dan rekanya yaitu Mohammad Ramdan. setelah lolos dari tentara Belanda keduanya berhasil meledakan gedung amunisi milik sekutu dengan granat tangan namun karena ledakan yang sangat dasyat kedua pemuda tersebut ikut meninggal dalam keadan hangus, Keduanya gugur dalam usia muda yaitu 19 dan 18 tahun.Â
Akibat  hancurnya gudang amunisi tersebut menyebabkan pertahanan dan persenjataan milik sekutu melemah. Menteri pertahanan Mr. Amir Syarifuddin memberikan penghargaan berupa piagam dan pedang samurai bagi keluarga Toha dan Ramdan.
Bekas ledakan tersebut menjadi kolam dan dibangun lah tugu sebagai bentuk penghormatan. Tugu dibangun pada tahun 1957. Lalu setelah itu , disebelah timur kolam tumbuh kampung badu yang terdiri kurang lebih 70 rumah, kampung tersebut bernama Babakan Toha.
Saat ini tugu tersebut sering dijadikan tempat tongkrongan dan mancing anak anak muda. Namun kondisi tempatnya kurang terurus. Banyak rumput liat dan kolam yang agak kotor.Â
Menurut saya daerah tugu ini bisa dijadikan feature ecomuseum. Masyarakat setempat khususnya yang tinggal di kampung babakan toha dapat merawat tempatnya dan memberikan beberapa hiasan yang dapat mempercantik kolam dan taman. Bisa juga membuat bangunan  sebelah tugu yang berisi foto foto dan sejarah perjuangan agar dapat menarik wisatawan dan orang orang sekitar untuk bisa mengetahui mengenai tokoh pahlawan dan perjuangannya di Bandung Selatan.
Kolamnya pun dapat dirawat dan tetap bisa dijadikan untuk anak anak muda bisa berkunjung menikmati kolam dan memancing lalu bisa juga dijadikan spot foto. Saya pikir tempat balong toha tersebut berpotensi untuk dijadikan ecomuseum karena hal tersebut, yang bisa menjadikan wisatawan dan orang orang untuk mengunjungi Dayeuhkolot serta agar banyak orang Indonesia terutama orang Bandung bisa mengetahui tempat bersejarah dan dapat mengetahui perjuangan yang dilakukan pemuda dari Bandung Selatan tersebut dalam mempertahankan tanah air.
Konsep ecomuseum adalah untuk melindungi dan mengembangkan interaksi antara manusia dengan manusia, lingkungan, masyarakat, material maupun spiritual budaya. Ecomuseum ini memiliki konsep  dengan adanya partisipasi masyarakat dalam pengelolaanya sehingga terdapat hal yang dapat dikembangkan guna berdampak secara sosial, budaya dan ekonomi masyarakat setempat.
Penulis: Adinda Khoerunnisa Aprilia
Dosen Pembimbing: Dr. Leli Yulifar, M.Pd., Angga Hadiapurwa, M.I.Kom.
Fasilitator: Hafsah Nugraha, S.S.I.
Perpustakaan dan Sains Informasi
Fakultas Ilmu Pendidikan
Univeritas Pendidikan Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H