Menurut   Nurgiyantoro   (2000:   24),   Unsur   ekstrinsik   merupakan   unsur pembangun  yang  berada  diluar  karya  sastra  yang memiliki  sifat  tidak  secara  langsungmempengaruhi  bangunan  atau  sistem  organisme  karya  sastratersebut.  Sejalan denganpendapat  ini  Aminuddin  (2004:  85)  juga  berpendapat  bahwa  unsur  ekstrinsikmerupakan  unsur  pembangun  yang berada  di  luar  karya  sastra  atau  cerita,  namunmampu menentukan bentuk dan isi cerita suatu karya itu sendiri.
Salah satu unsur ekstrinsik yang bisa diteliti atau analisis adalah latar belakang pengarang. Pradipta (2017) mengatakan jika latar belakang pengarang sangat berkaitan dengan konteks budaya, sosial, dan sejarah yang ada pada masa penulisan karya tersebut. Dengan kata lain, karya sastra tidak hanya mencerminkan pengalaman pribadi pengarang, tetapi juga merupakan cermin dari kondisi masyarakat pada masa itu.
Karya sastra yang akan dianalisis melalui latar belakang pengarang adalah novel Laut Pasang 1994 karya Lilpudu. Dalam novel ini, latar belakang dari penulis sangat membantu dalam penyusunan cerita. Dimulai dari penokohan, konflik cerita, terdapat latar belakang dari pengarang yang mempengaruhinya.
Biografi Pengarang
Laut Pasang 1994 adalah novel karya penulis asal Indonesia, yaitu Airinda Nanda Suryadi, atau yang lebih dikenal dengan nama sapaan Lilpudu, Kak Lil, Teh Rin, atau Airin. Selain hobi menulis cerita fiksi, perempuan kelahiran 22 Januari 2003 ini juga mempunyai hobi melukis dan menggambar. Di sela-sela waktu senggangnya, Airin lebih sering menghabiskan waktu untuk menulis cerita, mendengar lagu, menonton film/drama dan melukis.
Sinopsis Novel Laut Pasang
Novel Laut Pasang 1994 merupakan novel adaptasi dari cerita yang ada di aplikasi Wattpad. Laut Pasang 1994 adalah novel yang menggambarkan sebuah ikatan persaudaraan yang kuat. Ketujuh tokoh yang sama-sama bahu membahu demi keutuhan dan keselarasan keluarga mereka. Laut menjadi saksi betapa kuat hubungan persaudaraan mereka. Tetapi, laut juga yang menghancurkan dan memisahkan ketujuh bersaudara ini. Tidak ada yang lebih buruk, daripada berpisah dengan keluarga.
Unsur Ekstrinsik Dalam Novel Laut Pasang
- Tempat kelahiran pengarangÂ
Novel laut pasang 1994 merupakan novel yang terinspirasi dari tsunami yang terjadi di banyuwangi pada tahun 1994. Banyuwangi merupakan tempat kelahiran dari Airin. Airin dapat dengan jelas menggambarkan perasaan korban, bagaimana kacaunya situasi saat itu. Dengan berlatar belakang tempat kelahirannya dan kejadian tragis yang terjadi, membuat makna yang ingin disampaikan oleh Airin jauh lebih dalam dan terstruktur.
Tsunami tersebut juga memunculkan konflik baru. Konflik yang membuat para pembaca merasakan pedihnya, sakitnya, serta kehampaan yang terasa nyata melalui tsunami. Tidak ada yang menyangka, jika penulis memunculkan konflik baru saat cerita ini akan berakhir. Konflik baru yang akan menghantarkan pembaca kepada suatu pertanyaan besar. "Bagaimana kelanjutannya?"
Pemunculan konflik melalui tsunami, merupakan salah satu cara dari Lilpudu untuk membuat pembaca merasakan perasaan menggantung dan bertanya-tanya. Membaca bukan hanya soal hiburan, tetapi penyelesaian dari ceritanya juga merupakan suatu tujuan dari membaca. Lilpudu sengaja menambah konflik baru dan tidak memasukkan penyelesaian konflik karena dirinya membuat lanjutan dari novel Laut Pasang.
- Hobi dan Kegemaran Airin.
Airin merupakan seorang penggemar K-pop, salah satu boy group yang dia sukai adalah NCT dream. Hal ini terlihat melalui cover Laut Pasang 1994 yang ada di aplikasi baca online, yaitu wattpad. Group tersebut beranggotakan tujuh orang. Ketujuh tokoh yang ada di dalam novel Laut Pasang 1994 terinspirasi dari anggota NCT Dream.,
*Ada kesalahan penulisan tahun yang ada di cover wattpad.Â
Foto yang diatas adalah cover dari cerita Laut Pasang 1994 yang ada di wattpad. Lilpudu menghadirkan tujuh tokoh dalam covernya. Ketujuh tokoh tersebut, merupakan foto yang bersumber dari tujuh anggota NCT Dream. Tujuh karakter yang ada di foto sangat mirip bukan, dengan anggota NCT Dream.Â
Adapun nama-nama tokohnya, sekaligus kemiripan dari ketujuh anggota NCT Dream adalah sebagai berikut :
- Khalid anak pertama, seperti Mark Lee yang menjadi anggota tertua di NCT Dream.
- Nadi anak kedua, digambarkan seperti Huang Renjun
- Dewangga anak ketiga, menjadi gambaran dari karakter Lee Jeno.
- Apta anak tengah, anak keempat. Seperti halnya Lee Haechan yang menjadi anggota yang usianya berada ditengah-tengah anggota yang lain.
- Esa, kembaran Apta anak kelima. Sifatnya berbanding terbalik dengan Apta. Seperti halnya Na Jaemin yang berbeda sifatnya dengan Lee Haechan.
- Dipa yang penggambarannya sedikit mirip dengan Zhong Chenle.
- Si bungsu, anak terakhir yaitu Windu. Gemar menjadi bahan jahilan bagi abang-abangnya. Gambaran telak dari seorang Park Jisung.
Airin menggambarkan tokohnya persis dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh anggota NCT Dream. Dimulai dari Khalid yang bijak dan berwibawa seperti Lee Mark. Nadi yang selalu menunjukkan perhatian lewat kata-katanya yang pedas dan persis seperti ibu-ibu yang gemar marah-marah karakternya ini sangat mirip dengan Huang Renjun. Dewangga yang jahil, lembut, dan menunjukkan kasih sayangnya lewat perbuatan langsung, tidak banyak omong. Sama seperti Lee Jeno.
Karakter utama, yang paling disorot dalam novel ini adalah Apta. Mungkin bagi kalian yang mengetahui group NCT Dream saat membaca novel ini, karakter dari Apta pasti mengingatkan langsung dengan sifat dari Lee Haechan. Jahil, tengil, cerewet, selalu membuat orang-orang disekitarnya kesal sekaligus senang. Menutupi luka dan rasa sakitnya dengan apik melalui senyumannya, merupakan gambaran telak dari seorang Lee Haechan.
Esa dalam cerita ini merupakan kembaran dari Apta. Kebalikan dari sifatnya Apta, Esa merupakan sosok yang tenang, pandai memasak, selalu menasehati Apta dan saudara-saudaranya yang lain. Tidak banyak berbicara, namun langsung to the point adalah gambaran dari Esa. Sifatnya ini sangat mirip dengan Na Jaemin.
Dipa dan Windu. Merupakan bungsu dari keluarga mereka. Sifat keduanya mirip dengan Chenle dan Jisung. Dipa yang sedikit cerewet, namun omongannya selalu tepat sasaran. Serta Windu yang sering sekali dijahili oleh abang-abangnya. Karakter-karakter tersebut merupakan gambaran dari sifat Chenle dan Jisung.