Mohon tunggu...
Adinda Khaerunisa
Adinda Khaerunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Pamulang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia yang Masih Asing di Masyarakat Indonesia Sendiri

27 Juni 2024   14:20 Diperbarui: 1 Juli 2024   07:18 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gempuran modernisasi dan globalisasi, bahasa Indonesia, bahasa pemersatu bangsa kita, tak luput dari berbagai tantangan. Salah satu fenomena menarik yang perlu disorot adalah keberadaan kata dan istilah bahasa Indonesia yang masih asing bagi sebagian masyarakat, bahkan di kalangan penutur aslinya.

Pernahkah Anda menemukan kata seperti "gawaian", "pelayan", "pranala", atau "baper"? Kata-kata ini, meskipun merupakan bagian dari bahasa Indonesia, mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang. Fenomena ini seolah menjadi paradoks, di mana bahasa persatuan kita terasa asing di negeri sendiri.

Bahasa, sebagai entitas yang dinamis, memang selalu berkembang dan beradaptasi. Hal ini wajar terjadi, mengingat bahasa merupakan cerminan budaya dan peradaban yang terus bergerak maju. Namun, fenomena bahasa Indonesia yang masih asing ini perlu dicermati lebih dalam, karena dapat menimbulkan berbagai dampak, seperti kesalahpahaman, hambatan perkembangan bahasa, dan melemahnya identitas bangsa.

Mengapa Ada Kata atau Istilah Bahasa Indonesia yang Asing?

Fenomena kata atau istilah bahasa Indonesia yang asing bagi sebagian masyarakat memiliki beberapa akar penyebab, antara lain:

1. Perkembangan Kosakata Baru:

Bahasa Indonesia, seperti bahasa lainnya, terus berkembang dan menyerap kosakata baru dari berbagai sumber, terutama bahasa asing. Kata-kata baru ini, seperti "gawai" (untuk perangkat elektronik), "pelayan" (untuk server), "pranala" (untuk hyperlink), dan "baper" (untuk mudah tersentuh perasaan), mungkin belum familiar bagi semua penutur bahasa Indonesia, terutama mereka yang tinggal di daerah pedesaan atau yang kurang terpapar media massa.

2. Penggunaan Bahasa Gaul dan Istilah Spesifik:

Kaum muda dan komunitas tertentu sering kali menggunakan bahasa gaul dan istilah spesifik yang tidak familiar bagi masyarakat umum. Contohnya, kata "chill" (untuk santai), "spill" (untuk membocorkan informasi), "GOAT" (untuk Greatest Of All Time), "receh" (untuk lucu atau menghibur), dan "bucin" (untuk budak cinta). Hal ini dapat memperkaya kosakata bahasa Indonesia, namun juga dapat menjadi penghalang bagi mereka yang tidak terbiasa dengan istilah-istilah tersebut.

3. Kurangnya Paparan dan Edukasi:

Kurangnya paparan terhadap media massa, buku, dan sumber informasi lain yang berkualitas dapat menyebabkan masyarakat tidak familiar dengan kosakata bahasa Indonesia yang baku dan resmi. Selain itu, minimnya edukasi tentang bahasa Indonesia di sekolah dan komunitas juga dapat menjadi faktor penyebab.

4. Dominasi Bahasa Asing:

Di era globalisasi ini, bahasa asing, terutama bahasa Inggris, memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat menyebabkan masyarakat lebih terbiasa menggunakan bahasa asing daripada bahasa Indonesia, sehingga mereka menjadi kurang familiar dengan kekayaan kosakata bahasa Indonesia.

5. Perbedaan Dialek:

Indonesia memiliki kekayaan budaya dan bahasa yang beragam, dengan ratusan dialek bahasa daerah yang berbeda-beda. Hal ini dapat menyebabkan kata atau istilah yang umum di satu daerah menjadi asing di daerah lain. Contohnya, kata "nyolot" (untuk menyindir) di Jawa Barat mungkin tidak familiar bagi orang yang berasal dari Sumatera Utara.

Dampak Fenomena Bahasa Indonesia Asing

Fenomena bahasa Indonesia yang asing bagi sebagian masyarakat dapat menimbulkan beberapa dampak negatif, seperti:

  • Memicu kesalahpahaman dan miskomunikasi: Penggunaan kata atau istilah yang tidak dipahami oleh semua pihak dapat menyebabkan kesalahpahaman dan miskomunikasi, terutama dalam konteks komunikasi antar generasi atau antar daerah.
  • Menghambat perkembangan bahasa Indonesia: Kurangnya penggunaan bahasa Indonesia yang baku dan resmi dapat menghambat perkembangan bahasa Indonesia. Hal ini dapat membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa yang statis dan tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
  • Melemahkan identitas bangsa: Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas bangsa Indonesia. Jika bahasa Indonesia tidak digunakan dan dilestarikan dengan baik, hal ini dapat melemahkan identitas bangsa dan rasa persatuan nasional.

Upaya Mengatasi Fenomena Bahasa Indonesia Asing

Untuk mengatasi fenomena bahasa Indonesia yang asing dan meminimalkan dampak negatifnya, perlu dilakukan beberapa upaya, antara lain:

  • Meningkatkan edukasi bahasa Indonesia: Memperkuat pengajaran bahasa Indonesia di sekolah, mengadakan kursus dan pelatihan bahasa Indonesia bagi masyarakat umum, serta mempromosikan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar di media massa.
  • Memperkaya media massa berbahasa Indonesia: Meningkatkan kualitas dan kuantitas konten berbahasa Indonesia di media massa, seperti buku, film, musik, dan program televisi.
  • Mendukung komunitas pecinta bahasa Indonesia: Memberikan wadah bagi komunitas pecinta bahasa Indonesia untuk berinteraksi, belajar, dan mengembangkan bahasa Indonesia bersama-sama.
  • Memanfaatkan teknologi: Menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk menyebarkan informasi tentang bahasa Indonesia, seperti melalui aplikasi belajar bahasa, kamus online, dan media sosial.

Dengan upaya bersama dari pemerintah, lembaga pendidikan, media massa, komunitas, dan individu, kita dapat melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa yang kaya dan dinamis. Mari kita jaga bahasa Indonesia agar tetap menjadi identitas bangsa yang membanggakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun