Mohon tunggu...
adinda kalista vidyadhara
adinda kalista vidyadhara Mohon Tunggu... Mahasiswa - dibuat hanya untuk memenuhi tugas kuliah jurnalistik

Mahasiswa Uin Sunan Kalijaga. Nama: Adinda Kalista Vidyadhara Nim: 20107030085 Hai, akun ini dibuat dengan tujuan memberikan dan menghasilkan tugas yang berguna,bermutu, dan bermakna untuk semuanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gudeg, Makanan yang Menyimpan Banyak Sejarah

22 Maret 2021   01:57 Diperbarui: 22 Maret 2021   02:13 1478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.goodnewsfromindonesia.id

Siapa sih dari kalian yang belum mengetahui makanan manis dan enak ini? Yak namanya gudeg, gudeg merupakan makanan tradisional dari kota Jogja. 

Dalam perkembangannya gudeg memang sudah dikenal banyak orang, dari mengenal gudeg terkenal berasal dari kota Jogja sehingga membuat kota ini dikenal dengan nama kota gudeg. 

Sejarah gudeg di kota Jogja sudah dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Islam di alas yang ada di daerah kota Jogja pada sekitar tahun seribu lima ratus. Gudeg sejatinya bukan berasal dari kerajaan tapi berasal dari masyarakat. 

Dikarenakan proses memasaknya yang cukup lama, pada sekitar abad sembilan belas belum banyak orang yang berjualan makanan gudeg ini. Gudeg mulai terkenal dan banyak diperdagangkan pada sekitar tahun seribu sembilan ratus empat puluh saat presiden pertama Indonesia membangun universitas.

Gudeg merupakan makanan yang terbuat dari nangka muda mentah kemudian direbus selama beberapa jam dengan gula aren, dan santan rempah-rempah tambahan termasuk bawang putih, bawang merah, kemiri, biji ketumbar, lengkuas, daun salam, dan daun jati, dan masih banyak lainnya. Karena akan memberikan warna coklat kemerahan ke masakan. 

Dengan berbagai campuran bumbu tersebut, gudeg menjadi terasa manis dilidah dan memiliki rasa yang khas dan enak sesuai dengan selera masyarakat Jawa pada umumnya.

Disajikan apa adanya, gudeg dapat dianggap sebagai makanan yang memenuhi standar karena hanya terdiri dari nangka mentah dan santan. Namun gudeg umumnya disajikan dengan telur dan ayam. 

Gudeg disajikan dengan nasi kukus putih, ayam baik sebagai opor ayam atau ayam goreng, telur pindang, opor telur atau telur sekadar rebus, tahu dan atau tempe, dan sambel goreng krecek sup yang terbuat dari kulit sapi renyah.

Ada beberapa jenis gudeg yaitu kering dan basah, khas kota Jogja. Gudeg kering hanya memiliki sedikit santan sehingga memiliki sedikit sambal sedangkan gudeg basah mempunyai banyak santan. Gudeg paling kebanyakan berasal dari kota Jogja, dan biasanya lebih manis, lebih kering dan berwarna kemerahan karena penambahan daun jati sebagai pewarna. 

Keunikan lainnya dari masakan gudeg adalah warna kemasannya. Apabila kalian berbelanja makanan gudeg sebagai makanan khas kota Jogja, tidak jarang jika makanan gudeg tersebut dikemas dengan menggunakan tempat makanan. Selain itu Gudeg juga sering dikemas menggunakan tempat yang terbuat dari tanah liat. Kemasan tersebut biasanya banyak ditemukan pada para penjual gudeg yang telah terkenal di kota Jogja.

Hingga saat ini banyak orang masih belum mengetahui secara jelas tentang sejarah makanan Gudeg. Beberapa pandangan mengkaitkan gudeg sebagai makanan dari kota Jogja, sementara lainnya berpandangan bahwa gudeg sudah lama, sejak adanya penyerbuan pasukan pertama ke kota Jakarta sekitar pada tahun seribu tuju ratus delapan puluh oleh pasukan yang tercatat dalam sejarah meski belum dapat dibuktikan kebenarannya. 

Namun dalam berbagai kesimpulan mengenai sejarah gudeg dapat disimpulkan bahwa gudeg merupakan makanan masyarakat pada jaman dahulu karena bahan bakunya yaitu nangka muda mudah untuk ditemukan di pekarangan sekitar rumah warga. Nangka tersebut kemudian diolah dan dikembangkan sehingga menjadi gudeg makanan khas masyarakat kota Jogja sampai saat ini.

Fakta-fakta unik tentang makanan gudeg

Yang pertama ialah sejarah gudeg, gudeg dijelaskan oleh ahli kesehatan sebenarnya sudah ada sejak awal kota Jogja dibangun sekitar pada abad ke enam belas para prajurit kerajaan Islam membongkar hutan belantara untuk membangun peradaban yang kini terletak di kawasan kota Jogja. Ternyata di hutan tersebut banyak terdapat pohon nangka dan kelapa. Lantas para prajurit mencoba memasak nangka dan kelapa dengan ember logam besar dan diaduk menggunakan pengaduk besar layaknya dayung perahu. Proses mengaduk itu disebut hangudek, asal usul kata makanan gudeg dari masakan tidak disengaja itu kemudian menjadi salah satu identitas kota Jogja demgan makanan terkenalnya yaitu gudeg.

Yang kedua ialah gudeg merupakan makanan segala golongan, tidak hanya masyarakat dengan pendapatan ekonomi yang mapan dapat memakan gudeg. Seluruh golongan masyarakat dapat membuat dan menyantap gudeg sendiri, karena gudeg atau sayur nangka diberi kuah santan kental pun sudah nikmat disantap. Gudeg juga sangat mudah dimakan dengan berbagai lauk seperti tempe, daging ayam, dan telur dan masih banyak lagi dan rasanya akan lebih enak.

Yang ketiga ialah gudeg siap dimakan kapan saja, Kalian jangan bingung jika berkunjung ke kota Jogja, gudeg akan dijual sebagai sarapan, makan siang, makan malam, bahkan disantap saat subuh. Sebab, menurut Murdijati, orang jawa punya filosofi menikmati sesuatu paling bisa dilakukan malam hari pada umumnya penyantap gudeg di malam hari adalah orang laki-laki, selesai bekerja sampai sore kemudian mengobrol sambil bersantap. Pagi hari, biasanya gudeg dijual dengan bubur bukan nasi, sehingga bisa disantap untuk sarapan anak-anak.

Yang keempat ialah gudeg perpanjang usia, ahli kesehatan menemukan bahwa gudeg memiliki kandungan serat baik yang larut maupun yang tidak larut dalam jumlah tinggi. Kandungan serat gudeg banyak terdapat di nangka, rebung, atau manggar dan sangat bermanfaat saat mengikat racun. Berkat gudeg pula, orang Jogja disebutkan orang yang jarang terkena penyakit kanker usus besar. Gudeg juga bermanfaat untuk memperkuat tulang karena kaya vitamin.

Yang kelima ialah jalan wilijan tumpuan kota gudeg, sekitar pada tahun seribu sembilan ratus delapan puluh, saat kota Jogja dipilih sebagai kawasan pariwisata, jalan yang bernama Wilijan ini dijadikan sebagai stempat pusat gudeg karena di jalan ini banyak penjual gudeg dengan masakan serupa tetapi rasa berbeda. Banyak orang yang mengatakan setiap penjual punya pasar sendiri sehingga mereka tidak takut akan kehilangan pembeli ketika digabungkan bersama di satu kawasan.

Itu saja yang saya tahu tentang fakta-fakta unik gudeg, kalian bisa membelinya jika ada ditempat kalian masing-masing dan harganya pun terjangkau sekitar dua puluh ribu saja kalian sudah bisa menikmati makanan enak ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun