Go green, istilah ini pasti sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Karena, pada saat kecil mereka sudah diajarkan untuk menjaga alam oleh para guru atau orang tua mereka. Upaya penghijauan di Indonesia sendiri didasari karena faktor rusaknya alam sebab ulah manusia itu sendiri. Alam yang sudah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Alhasil, sudah banyak berubahnya alam semesta.
Sebagai salah satu upaya penghijauan, masyarakat Tanjunganom khususnya dukuh Paras, sudah menerapkan yang namanya upaya-upaya penghijauan yang dilakukan masyarakat. Masyarakat sudah mengerti betapa pentingnya penghijauan untuk lingkungan. Karena fahamnya, manfaat penghijauan mereka berbondong-bondong dan saling bekerja sama untuk melestarikan alam.
Beberapa upaya yang telah dilakukan masyrakat Tanjunganom adalah dengan menyortir berbagai sampah menurut golongan sampah organik dan sampah anorganik. Untuk sampah organik, masyarakat bisanya lebih memilih untuk mengubur sampah tersebut.
Sampah organik yang dikubur dalam tanah, dapat membuat tanah menjadi lebih subur dan sebagai nutrisi untuk tumbuhan-tumbuhan yang lain. Sedangkan,untuk sampah anorganik masyarakat menyortirnya menjadi beberapa golongan lagi menjadi sampah kaca, plastik, dan besi. Pada sampah anorganik, masyarakat biasanya menyetorkannya ke TPA daerah untuk didaur ulang menjadi bahan yang baru, dapat dimanfaatkan kembali.
Selain dalam lingkup masyarakat sekitar, beberapa sekolah daerah di Gabus sudah menerapkan yang namanya " No Plastic". Hal ini juga merupakan upaya untuk melakukan penghijauan. Seperti yang kita tahu, bahwa sampah plastik merupakan limbah paling banyak digunakan dan yang paling susah untuk diurai.
Walaupun tidak dapat diurai, sampah plastik dapat dimanfaatkan menjadi beberapa kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Para siswa di daerah Gabus sudah mulai untuk memanfaatkan limbah plastik menjadi sebuah karya, seperti lampu, baju, hiasan dinding, dan masih banyak lagi.
Dan, pemberhentian penggunaan plastik dimulai dengan tata cara makan di kantin, dimana para siswa hanya boleh makan dikantin dengan alat makan yang sudah disediaka. Mereka tidak diperkenankan untuk membawa makanan ke dalam kelas. Namun, ada juga beberapa siswa yang membawa bekal dari rumah. Untuk pedagang yang berjualan di kantin sekolah, sudah diharuskan menaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dengan menyediakan alat makan untuk para pembelinya.
Dalam sebuah hadist, menerangkan mengenai kerusakan alam yang disebabkan oleh sampah dari sisi aturan agama, khususnya agama Islam yang menjadi dasar keimanan saya, juga sudah banyak aturan itu.
Dalam Alquran (surah ar-Rum ayat 41)
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ
artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)."
Imam Ath-Thabari menjelaskan di dalam kitab tafsirnya, Jami’ Al Bayan Fii Ta’wil Al Qur’an. Allah SWT mengingatkan manusia bahwa sudah tampak kemaksiatan di bumi. Semua itu adalah akibat dari perbuatan manusia yang melanggar perintah Allah SWT.
Tidak hanya dalam lingkungan masyarakat, pembelajaran mengenai pentingnya upaya penghijauan yang dilakukan masyarakat juga harus menanamkan upaya penghijauan dalam karakter anak. Peran orangtua sangat penting dalam menentukkan karakter anak yang mengerti nilai-nilai itu sampai mereka dapat mengamalkannya.
Orang tua juga harus memberikan teladan kepada anak-anaknya. Tidak hanya menyuruh untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi juga mempraktikannya. Sehingga, anak bisa mencontoh yang dilakukan oleh orang tuanya. Pengenalan upaya penghijauan pada anak dapat dimulai dengan mengajarkan anak untuk membuang sampah di tempat sampah, mengurangi penggunaan plastik, mengajarkan anak menanam tanaman.
Beberapa upaya yang dilakukan oleh masyarakat Tanjunganom, Kecamatan Gabus ini sudah merupakan upaya yang sangat baik. Dan tentu saja, harus adanya kontribusi setiap masyarakat untuk mau berpartisipasi dalam upaya "Go Green" ini. Pentingnya masyarakat untuk mengetahui manfaat yang diperoleh dari upaya " Go Green " ini.
Beberapa manfaat yang sudah mulai didapat masyarakat dari upaya "No Plastic" ini adalah:
1. Anak-anak sekolah memilih untuk membawa bekal dari rumah sehingga, uang saku mereka masih utuh.
2. Lebih bisa menjaga konsumsi makanan yang dimakan anak-anak.
3. Bertambahnya tanah kosong, dimana yang dulunya sebagai tempat pembuangan sampah(sembarangan) dapat dijadikan sebgaai temapat atau lahan lain yang lebih bermanfaat.
4. Berkurangnya sampah plastik
5. Berkurangnya polusi udara yang disebabkan oleh pembakaran sampah.
6. Pemukiman menjadi lebih asri.
Untuk mendukung upaya-upaya sekolah di Indonesia menuju Sekolah Hijau dan mendorong perilaku ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari yang dimulai dari sekolah, maka digulirkannya program Go Green School. Program ini ditujukan bagi sekolah di perkotaan dengan pertimbangan bahwa pertumbuhan masyarakat perkotaan sangat pesat dan bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI