Mohon tunggu...
Adinda Indraswari
Adinda Indraswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Suka makan pedes, tapi lebih suka kamu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Optimalisasi Pengelolahan Sampah Melalui Biopori dan Bank Sampah di desa Tempursari- oleh Mahasiswa KKN-BBK 4 Universitas Airlangga

30 Juli 2024   02:10 Diperbarui: 30 Juli 2024   02:38 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Biopori (sumber gambar pribadi)

Optimalisasi Pengelolahan Sampah Melalui Biopori dan Bank Sampah dalam upaya Tempursari bersih sampah- oleh Mahasiswa KKN-BBK 4 Universitas Airlangga

Sudah menjadi sebuah rutinitas tahunan, Universitas Airlangga yang selalu ambil andil dalam melepaskan mahasiswanya untuk melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN), atau dalam dua tahun terakhir disebut dengan Belajar Bersama Komunitas (BBK). Pada periode ini merupakan periode keempat Universitas Airlangga dalam menurunkan langsung mahasiswanya untuk melaksanakan KKN-BBK di enam daerah yang berada di Jawa Timur. Salah satunya adalah Kabupaten Madiun, tepatnya kelompok KKN-BBK 4 yang ditugaskan langsung di Kabupaten Madiun di Desa Tempursari, Kecamatan Wungu. 

Desa Tempursari terletak di koordinat 7.5846 LS (Lintang Selatan) dan 111.5521 BT (Bujur Timur) dan selalu menjadi langganan banjir setiap musim hujannya. Hal ini dikarenakan Desa Tempursari menjadi wilayah yang menjadi tampungan dari beberapa mata air yang berasal dari daerah timur Desa Tempursari, yaitu air yang turun dari daerah Kare, Dungus, dan Mojorayung. 

Melihat fenomena tersebut, kelompok KKN-BBK 4 Desa Tempursari merancang salah satu program kerja unggulan pada bidang lingkungan yakni program "OPAH" (Optimalisasi Pengolahan Sampah) dalam upaya menciptakan "Tempursari Gemilang Bersih Sampah". OPAH  dibuat dengan mempertimbangkan permasalahan sampah yang terdapat di Desa Tempursari. Mayoritas masyarakat Desa Tempursari masih mengolah sampah dengan cara konvensional dengan dibakar ataupun ditimbun, selain itu masih banyak ditemui sampah yang dibuang di sungai. Oleh sebab itu, program sosialisasi "OPAH" ini dirancang dengan tujuan untuk memberikan edukasi kepada warga terkait pengolahan sampah organik melalui biopori dan pengolahan sampah anorganik melalui pembentukan bank sampah.

Sosialisasi OPAH (sumber gambar pribadi)
Sosialisasi OPAH (sumber gambar pribadi)

Program"OPAH" dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 21 Juli 2024 dengan melaksanakan penyuluhan kepada ibu-ibu kader anggota Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) pada setiap RT di Desa Tempursari. Penyuluhan diawali dengan penyampaian materi terkait pengolahan sampah organik menggunakan biopori. Mulai dari pemilihan lokasi yang tepat untuk penanaman biopori, tata cara pembuatan biopori, hingga cara pemeliharaannya. Materi kedua merupakan penyuluhan pengolahan sampah anorganik melalui pembentukan bank sampah desa, mulai dari memberikan pengertian pentingnya pemilahan sampah yang terorganisir, pembentukan bank sampah, serta teknis dan cara kerja bank sampah. Setelah pemaparan materi dilanjutkan dengan penyampaian feedback dari ibu ketua PKK dan para peserta. Keberlanjutan dari sosialisasi "OPAH" ini adalah dengan adanya simbolis penanaman biopori di Green House Desa Tempursari pada hari Kamis tanggal 25 Juli 2024. 

Indikator keberhasilan dari program pengabdian masyarakat ini dilihat dari kehadiran ibu-ibu pengurus PKK dan meningkatnya pemahaman peserta tentang pengolahan sampah organik melalui biopori, serta pengolahan sampah melalui bank sampah. Sosialisasi "OPAH" juga mendapat respon positif dari para peserta, hal ini terbukti dengan antusiasme dalam penyampaian feedback dan ketersediaan ibu-ibu pengurus PKK dalam mengusahakan program pengolahan sampah secara berkelanjutan di wilayah Desa Tempursari. Dalam hal ini, untuk pengolahan sampah anorganik melalui pembentukan bank sampah masih menjadi PR bagi pihak pemerintah. Hal ini dikarenakan bahwa program bank sampah sangat membutuhkan kerjasama dari masyarakat setempat untuk peng-implementasiannya. Tentunya masih perlu diadakannya sosialisasi lanjutan dan berkala kepada masyarakat mengenai bank sampah agar masyarakat dapat lebih paham mengenai program tersebut. Selain itu, perlunya sinergi antara aparat, masyarakat, serta pihak pemerintah desa sangat diperlukan guna memberikan perhatian yang terstruktur terhadap program bank sampah tersebut. Salah satunya dengan menyediakan infrastruktur yang mendukung untuk berjalannya program bank sampah. Hal ini ditujukan agar program bank sampah lebih terstruktur dan terlaksana secara efektif. Apabila program-program tersebut dapat terealisasikan dengan baik, maka akan tercipta desa Tempursari yang bersih dari sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun