Mohon tunggu...
Adinda IndahPalupi
Adinda IndahPalupi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang mahasiswa di UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluarga sebagai Pendidik Sepanjang Hayat

23 November 2022   23:23 Diperbarui: 23 November 2022   23:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama                         : Adinda Indah Palupi (1)

NIM                            : 2203802

Kelas/Prodi             : 1 B/Pendidikan Masyarakat 2022

Mata Kuliah            : Konsep Dasar Pendidikan Masyarakat

Keluarga Sebagai Pendidik Sepanjang Hayat

Keluarga adalah institusi pertama dan utama bagi seorang anak untuk memperoleh pembelajaran. Seorang anak mendapatkan pembelajaran terutama melalui interaksi dengan orang tua. Saat melakukan interaksi, orang tua akan melakukan perwujudan pendidikan kepada anaknya dengan menunjukkan sikap dan perlakuan tertentu. 

Pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) mempunyai konsep tidak ada batasan usia, semua orang baik anak kecil maupun orang tua tetap bisa belajar karena pendidikan sepanjang hayat bisa dilakukan dengan cara kapanpun, dimanapun, oleh siapa pun. Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang menjelaskan keseluruhan peristiwa kegiatan belajar mengajar dalam proses pembinaan kepribadian secara terus menerus sepanjang hayat manusia. Dalam keluarga juga, seorang anak mengalami banyak situasi kehidupan nyata untuk penemuan dan pengembangan dirinya.

Pendidikan sepanjang hayat merupakan usaha setiap orang yang dilakukan secara terus menerus untuk membekali dirinya melalui pendidikan (penambahan pengetahuan). (Komar, 2006: 259) dalam (Isa & Napu, 2020). Melalui pembelajaran sepanjang hayat, manusia selalu belajar dari peristiwa atau pengalaman dalam kehidupannya sehari-hari. 

Pendidikan keluarga tidak hanya sebagai wadah mempersiapkan anak untuk mengenal keadaan, mengembangkan keterampilan dalam hubungan kerjasama antar anggota keluarga. Kegiatan pendidikan sepanjang hayat bertujuan untuk mengembangkan potensi manusia melalui proses yang mendukung dan berkesinambungan, yang merangsang dan memberdayakan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan, nilai, keterampilan, dan pemahaman.

Pendidikan seumur hidup dalam keluarga dapat berperan sebagai proses untuk memotivasi anggota keluarga untuk mendapatkan pendidikan berkelanjutan. Pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat dalam keluarga dapat menggunakan strategi pengasuhan dan sosialisasi. Alat pelaksanaan pendidikan sepanjang hayat dalam keluarga yaitu kasih sayang dan tindakan wibawa. 

Kasih sayang membuat anak merasa terlindungi sehingga anak dapat mengeksplorasi rasa ingin tahunya dengan aman. Melalui tindakan wibawa dapat ditunjukkan bahwa seorang anak menaati orang tuanya bukan karena terpaksa, melainkan karena amanah. Perbuatan wibawa adalah sikap seseorang yang memiliki tanggung jawab, agar orang lain menghormatinya. (Saepudin, 2019)

Pelaksanaan pembelajaran sepanjang hayat dalam keluarga menunjukkan bahwa keluarga memang merupakan lembaga pendidikan pertama yang biasa ditemui anak sejak lahir hingga meninggal. Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan sentral tempat anak pertama kali mendapatkan pendidikan untuk membentuk kepribadiannya bagi kehidupannya kelak. 

Orang tua harus mengajari anak-anak mereka bagaimana mengembangkan emosi mereka sehingga mereka tumbuh sebagai seseorang yang dapat mengendalikan perasaan mereka. Orang tua adalah pengawas anaknya yang bertanggung jawab membimbing dan mengarahkan anaknya ke jalan kehidupan yang benar. 

Dengan cara ini memungkinkan anak-anak untuk menemukan potensi mereka yang sebenarnya. Secara keseluruhan, pendidikan keluarga pada hakekatnya dilakukan untuk membantu anak menjadi manusia yang lebih baik yang dapat mengembangkan dirinya.

Fakta empiris yang terjadi, di Indonesia praktik belajar sepanjang hayat belum banyak dikenal dan sangat jarang digunakan sebagai istilah program pendidikan. Masyarakat dan organisasi yang menyelenggarakan pendidikan lebih mengenal terminologi pendidikan nonformal atau dikenal juga dengan pendidikan informal. Padahal, program belajar sepanjang hayat ini sudah lama diterapkan di Indonesia dalam berbagai bentuk dan jenis yang beragam.

Program pembelajaran sepanjang hayat melalui jalur pendidikan non formal yang ada di Indonesia yaitu, program pemberantasan buta aksara, pendidikan kesetaraan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), perpustakaan, dan lainnya. 

Pembrantasan buta aksara, dengan sasaran nasional angka buta aksara dewasa nasional sebesar 5% pada akhir tahun 2009. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dengan meningkatkan pendanaan melalui APBD provinsi/kabupaten/kota. (Hufad et al., 2010)

Penerapan pendidikan sepanjang hayat dalam keluarga merupakan suatu upaya keluarga untuk memberikan pendidikan dalam berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai dasar kelangsungan hidup sepanjang hayat anak atau anggota keluarganya. 

Model strategi penerapan pembelajaran sepanjang hayat dalam keluarga adalah menanamkan konsep; tujuan hidup, respon atas keinginan, solusi logis dari masalah yang dihadapi anak, perencanaan kegiatan pendidikan yang tepat dan bimbingan serta penjelasan tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hatimah, I. (2017). The Implementation of Lifelong Learning in Family. 88(20), 83--85. https://doi.org/10.2991/nfe-16.2017.20

Hufad, A., Pramudia, J. R., & Supariatna, S. (2010). Studi tentang Implementasi Program Belajar Sepanjang Hayat di Indonesia. 4--10. http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/Seminar_Internas.NFE/STUDI_TENTANG_IMPLEMENTASI_PROGRAM_BELAJAR_SEPANJANG_HAYAT_DI_INDONESIA.pdf.

Isa, A. H., & Napu, Y. (2020). Pendidikan Sepanjang Hayat. In Jurnal Pendidikan (Vol. 2).

Saepudin, A. (2019). Implementasi Pendidikan Sepanjang Hayat Pada Institusi Keluarga. Jurnal Kajian Informasi Dan Perpustakaan, 53(9), 1689--1699.

Sudrajat, H., & Hariati, R. H. (2021). Hakikat Pendidikan Sepanjang Hayat Untuk Ditanamkan Pada Siswa Sekolah Dasar. Al-Amin Journal: Educational and Social Studies, 6(02), 253--262. https://doi.org/10.54723/jurnalalamin.v6i02.44

Yunus, M., & Wedi, A. (2019). Konsep Dan Penerapan Pendidikan Sepanjang Hayat Dalam Keluarga. JINOTEP (Jurnal Inovasi Dan Teknologi Pembelajaran), 5(1), 31--37. https://doi.org/10.17977/um031v5i12018p031

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun