Mohon tunggu...
Adinda Gunura
Adinda Gunura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah remaja berusia 18 tahun yang sedang berkuliah di Universitas Wahid Hasyim. Saya adalah mahasiswa yang aktiv, rajin, mandiri, disiplin, kreativ dan selalu ingin mencoba hal baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Gen Z: Navigasi Era Digital

18 September 2023   17:50 Diperbarui: 18 September 2023   18:34 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gen Z adalah generasi yang lahir kisaran tahun 1998-2000an atau biasa disebut generasi setelah milenial. Juga bisa di utarakan sebagai generasi peralihan setelah generasi milenial bersamaan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat. Generasi ini juga disebut generasi yang lebih terbuka terhadap berbagai hal, seperti isu-isu sosial dan lingkungan, multikulturalisme, serta kemajuan teknologi.

Dibalik berbagai keunggulan teknologi, Gen Z juga mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dalam bidang akademik, tekanan dalam hubungan sosial dan ketidakpastian masa depan.

Jika para pemuda Gen Z tidak mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, para pemuda Gen Z bisa tumbuh menjadi pemuda yang individualis, egois dan anti-sosial. Semua itu dikarenakan kemudahan dari berbagai teknologi yang membuat mereka tidak memerlukan satu sama lain. Bahkan mereka lebih takut kehilangan teknologi daripada kehilangan teman mereka. Dampak dari kecanduan teknologi tersebutlah yang membuat mereka cenderung lebih memilih lingkungan yang sunyi dan mengabaikan keributan disekitarnya.

Para pemuda Gen Z juga lebih terbuka terhadap berbagai hal, seperti isu-isu sosial dan lingkungan, multikulturalisme, serta kemajuan teknologi. Hanya dengan waktu beberapa menit mereka bisa langsung dapat mengakses berbagai berita dari media dan menyebarkannya di berbagai platfom. Dengan atau tanpa disadari mereka memiliki sifat yang lebihi cerdas, mandiri dan berambisi tinggi dalam berbagai hal.

Hidup di dunia dimana informasi tersedia dalam jumlah yang sangat besar melalui teknologi di berbagai media dan platfoom online lainnya, yang dimana 75% dari berita yang beredar adalah berita bohong. Disaat itulah para pemuda Gen Z harus pandai dalam memilah informasi yang relefan dan terpercaya.

Dengan teknologi yang terus berkembang itu, mereka harus selalui memperbarui skill mereka dalam bidang pengetahuan dan keterampilan untuk tetap relefan di dunia digital yang terus berkembang pesat. Entah itu belajar tentang aplikasi, perangkat ataupun platfoom baru yang muncul secara terus menerus.

Meskipun teknologi memberikan akses yang luar biasa ke kehidupan dunia informasi, penggunaan yang berlebihan juga akan berdampak negative pada kesehatan mental.  Para pemuda Gen Z sering kali merasa tertekan oleh tekanan untuk selalu tampil sempurna di media sosial, membandingkan diri dengan oraang lain, dan mengalami perundungan daring seperti komentar-komentar kejam dari berbagai pengguna media sosial lain (haters) yang sebetulnya bahkan tidak pernah bertemu dengan orang yang mereka judge. Ini merupakan tantangan nyata yang selalu dialami setiap harinya oleh para pemuda Gen Z.

Para pemuda Gen Z juga kerap kali menghadapi kebocoran resiko privasi dan keamanan daring. Yang dimana mereka diharuskan belajar untuk melindungi data pribadi mereka dari potensi pelangggaran keamanan dan peretasan yang sekarang sudah sangat sering terjadi. Kesadaran keamanan online ini menjadi sangat penting untuk menghindari potensi resiko seperti pencurian identitas atau penyebaran informasi oleh orang yang tidak dikenali.

Seiring dengan masuknya dunia kerja, para pemuda Gen Z juga banyak mengalami ketidakpastian dalam bidang ekonomi yang signifikan. Mereka harus bersaing dalam pasar kerja yang kompetitif dan beradaptasi dengan pekrjaan yang terus menerus berubah akibat teknologi yang berkembang dengan sangat cepat. Oleh sebab itu, kemampuan belajar dan berkembang secara berkelanjutan merupakan kunci untuk  kesuksesan. Para pemuda Gen Z harus mempersiapkan diri dengan banyak kemugkinan munculnya pekerjaan-pekerjaan baru yang belum muncul dan mereka harus selalu meningkatkan keterampilan mereka agar mereka tidak bisa digantikan dengan mesin.

" jangan cuma jadi karyawan, karena pekerjaan-pekerjaan akan diambil alih oleh mesin, maka jadilah entrepreneurship "  ucap Ferro Ferizka  seorang Direktur ekskutif dari pijar foundation dalam podcast nya bersama Dr.Indrawan Nugroho

Para pemuda Gen Z diharuskan tidak lagi manja, dikarenakan sekarang ini saingan mereka bukan hanya antar manusia dengan anak bangsa namun juga dengan mesin. Karena bisa jadi di tahun 2030 mendatang akan ada banyak pekerjaan manusia yang bisa digantikan dengan mesin ataupun robot AI, karena para perusahaan akan lebih banyak memilih mesin ketimbang tenaga manusia karena mesin akan lebih meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun