Mohon tunggu...
Adinda Citra Prameswari
Adinda Citra Prameswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

mahasiswi tahun pertama Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perdagangan Illegal: Ambang Hidup dan Mati antara Ekonomi dan Satwa Dilindungi

14 Juni 2022   06:14 Diperbarui: 14 Juni 2022   06:18 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satwa adalah semua jenis sumber daya alam hewani yang hidup di darat, dan atau di air, dan atau di udara. Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai berbagai jenis satwa yang sangat beragam. 

Namun tidak hanya itu, Indonesia sudah dikenal dengan sebuah negara yang mempunyai daftar panjang tentang satwa liar yang sudah terancam akan kepunahannya dikarenakan seringkali terdapat suatu pihak atau lembaga yang tidak bertanggung jawab telah melakukan perjual-belian satwa secara ilegal.
 
Perdagangan satwa ilegal dapat dikatakan apabila tidak dimilikinya ijin resmi dari pemerintah serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Pada zaman sekarang, seseorang maupun suatu lembaga lebih memilih cara yang mudah tetapi haram untuk mendapatkan uang. 

Uang sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyak orang yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang walaupun caranya haram. Salah satu cara yang haram dalam mendapatkan uang yaitu seseorang yang melakukan perdagangan satwa ilegal tanpa memiliki ijin resmi dari pemerintah.
 
Ada beberapa faktor yang menjadikan perdagangan satwa illegal semakin marak terjadi di wilayah negara Indonesia yang mempunyai berbagai macam satwa. Faktor penyebab utama yang seringkali muncul yaitu faktor ekonomi. 

Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwasanya masih banyak warga negara Indonesia yang memiliki penghasilan rendah sehingga seringkali merasakan kesulitan untuk bertahan hidup dengan penghasilan tersebut. 

Hal tersebut tentunya menjadi salah satu penyebab perdagangan satwa illegal untuk menambah penghasilan masyarakat yang tidak memiliki kesadaran dalam menjadi ekosistem alam yang ada di wilayah Indonesia.
 
Banyak yang melakukan perburuan liar lalu menjual satwa-satwa tersebut, menjadikannya sebagai peliharaan, sumber penghasilan, dan sumber pangan sehari-hari. Perdagangan satwa illegal tentunya tidak membutuhkan modal yang besar, cukup dengan usaha dan keberanian yang akan mendapatkan penghasilan cukup besar bahkan sampai jutaan setiap harinya.
 
Faktor kedua yang menjadi penyebab terjadinya perdagangan satwa illegal ialah faktor lingkungan. Indonesia adalah salah satu negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau dan setiap pulaunya memiliki kebudayaannya masing-masing. 

Kebudayaan ini bisa menjadi faktor penyebab yang memengaruhi keberadaan satwa liar. Di beberapa daerah, perburuan satwa liar dianggap wajar sebab mengonsumsinya masih menjadi kebudayaan turun-temurun yang dilakukan sampai hari ini. Seperti penyu hijau yang dikonsumsi dan dibutuhkan sebagai media pada upacara adat di Bali.
 
Faktor ketiga yang dapat menjadi penyebab terjadinya perdagangan satwa illegal adalah kurangnya sebuah edukasi. Khususnya di daerah pedalaman yang wilayahnya berada di dekat hutan, di daerah tersebut tentunya edukasi mengenai satwa liar masih jarang dijumpai. Sistem pendidikan yang masih minim menjadi kendala dalam pengenalan jenis-jenis satwa yang perlu dilindungi. 

Selain itu, kurangnya tanggap pemerintah dalam mensosialisasikan peraturan kepada masyarakat menjadi salah satu alasan masih tingginya tingkat kejahatan satwa liar yang kemudian banyak pihak melakukan perjual-belian satwa illegal.
 
Suatu edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian satwa liar seharusnya disosialisasikan pemerintah kepada semua warga negara Indonesia supaya mempunyai kesadaran di dalam diri mereka. Tanpa adanya suatu edukasi, maka masyarakat tidak akan peduli dengan kegiatan yang mereka lakukan. 

Maka dari itu, saya sebagai mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga akan turut ikut andil dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Suatu edukasi mengenai pentingnya menjaga kelestarian satwa liar seharusnya disosialisasikan pemerintah kepada semua warga negara Indonesia supaya mempunyai kesadaran di dalam diri mereka. 

Tanpa adanya suatu edukasi, maka masyarakat tidak akan peduli dengan kegiatan yang mereka lakukan. Dampak paling utama dari perburuan liar bagi lingkungan adalah terjadinya kepunahan hewan-hewan yang diburu. Hewan-hewan yang diburu semakin lama jumlahnya semakin menipis. Apalagi jika hewan yang diburu merupakan jenis hewan yang mengalami perkembangbiakan lambat
 
 
Suatu perburuan bisa menjadi ilegal karena sebab-sebab seperti perburuan tidak dilakukan pada musimnya, biasanya musim kawin dinyatakan sebagai musim tertutup ketika kehidupan liar dilindungi oleh hukum. 

Pemburu tidak memiliki izin yang sah. Diharapkan kepada semua masyarakat Indonesia untuk mempunyai kesadaran mengenai pentingnya melestarikan dan menjaga satwa-satwa liar di hutan maupun wilayah lainnya supaya tidak mengalami kepunahan dalam habitatnya. 

Jangan sampai satwa-satwa yang ada di negara Indonesia mengalami kepunahan dikarenakan sering terjadinya perburuan liar hingga perdagangan satwa illegal tanpa izin dari pemerintah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun