Abstrak:
Studi ini mengeksplorasi strategi untuk mengoptimalkan keterlibatan publik melalui pemanfaatan kekuatan crowdsourcing dan partisipasi masyarakat. Melalui tinjauan literatur dan analisis kasus, kami mengidentifikasi praktik terbaik dalam menggalang kontribusi dari masyarakat luas. Fokus utama penelitian ini adalah memahami bagaimana teknologi dan platform digital dapat menjadi katalisator untuk interaksi yang lebih aktif antara pemerintah, lembaga, dan masyarakat. Kami menyelidiki dampak positif dari crowdsourcing dalam meningkatkan inovasi, solusi kolaboratif, dan pengambilan keputusan yang lebih demokratis. Temuan kami memberikan wawasan tentang cara efektif mengimplementasikan strategi ini untuk mencapai partisipasi publik yang lebih berarti dan membangun hubungan yang kuat antara pemerintah dan masyarakat.
Kata kunci : crowdsourcing, partisipasi masyarakat, dan teknologi digital
Abstract:
This study explores strategies for optimizing public engagement through harnessing the power of crowdsourcing and community participation. Through a literature review and case analysis, we identified best practices in soliciting contributions from the wider community. The main focus of this research is understanding how technology and digital platforms can be a catalyst for more active interactions between governments, institutions and society. We investigate the positive impact of crowdsourcing in enhancing innovation, collaborative solutions, and more democratic decision making. Our findings provide insight into how to effectively implement these strategies to achieve more meaningful public participation and build strong relationships between government and society.
Key words: crowdsourcing, community participation, and digital technology
    Pendahuluan:
Sekarang ini Anda sudah masuk di era digital, dimana semua kegiatan bisa dilakukan dengan cara yang lebih canggih. Secara umum era digital adalah suatu masa yang sudah mengalami perkembangan dalam segala aspek kehidupan menjadi serba digital. Perkembangan era digital juga terus berjalan tanpa bisa dihentikan. Karena sebenarnya masyarakat sendiri yang meminta dan menuntut segala sesuatu menjadi lebih praktis dan efisien. Namun tentu ada beberapa dampak yang akan diterima dengan era digital tersebut.
     Jika membahas masalah pengertian era digital, mungkin Anda akan kebingungan karena tidak ada keterkaitannya dengan ilmu pengetahuan. Bahkan bisa dikatakan tidak ada pengertian era. Digital menurut para ahli. Karena alur perkembangannya berjalan begitu saja sesuai tuntutan zaman. Secara umum, era digital adalah suatu kondisi kehidupan atau zaman dimana semua kegiatan yang mendukung kehidupan sudah dipermudah dengan adanya teknologi. Bisa juga dikatakan bahwa era digital hadir untuk menggantikan beberapa teknologi masa lalu agar jadi lebih praktis dan modern.
Di era digital ini perkembangan teknologi terjadi sebuah evolusi pada teknologi-teknologi media, sebut saja new media atau orang juga sering menyebutnya media Online atau orang lebih akrab lagi menyebutnya dengan istilah internet, media ini tentunya sudah tidak asing lagi di telinga. Media ini juga disebut-sebut sebagai media yang sampai saat ini belum ada yang menandingi pertumbuhan jumlah penggunanya. Di negara maju, new media mengalahkan berbagai media yang sebelumnya telah dijadikan sumber referensi dalam mendapatkan sebuah Informasi.
Metode Penelitian:
          Penelitian ini menggunakan pendekatan campuran dengan kombinasi analisis literatur dan studi kasus. Analisis literatur digunakan untuk merinci kerangka konseptual, sementara studi kasus melibatkan pemetaan implementasi strategi crowdsourcing dan partisipasi masyarakat dalam konteks proyek atau inisiatif spesifik. Data dikumpulkan melalui tinjauan literatur, wawancara dengan praktisi terkait, dan analisis dokumentasi proyek. Metode kualitatif digunakan untuk memahami persepsi dan pengalaman peserta, sementara analisis kuantitatif digunakan untuk mengukur dampak dan efektivitas strategi yang diimplementasikan. Pendekatan triangulasi digunakan untuk memvalidasi temuan dan memastikan ketelitian hasil penelitian
Pembahasan :
      Di era digital saat ini hampir semua sektor dituntut untuk menerapkan sistem digitaliasi termasuk dalam sistem pemerintahan. Digitalisasi merupakan satu kata yang tidak bisa lepas dari pembahasan dunia industri. Berbagai bentuk digitalisasi sangat memudahkan setiap pekerjaan. (Araujo, Priadana, S., Paramarta, & Sunarsi, 2021)Sederhananya digitalisasi adalah proses perubahan yang terjadi pada teknologi bersifat analog ke teknologi bersifat digital. Tujuan digitalisasi tentu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja setiap bagian dari industri, sehingga waktu seluruh sumber daya yang dimiliki dapat diolah seoptimal mungkin. (Verihubs, 2022)Menurut Sukmana dalam Erwin, digitalisasi merupakan proses media dari bentuk tercetak, audio, atau video menjadi bentuk digital.
      Kehadiran media sosial memberikan peluang sekaligus tantangan bagi keterlibatan publik. Kemajuan teknologi saat ini, menjadi ajang berekspresi melalui gagasan tanpa memperhatikan aspek kebenaran. Model berbasis web dapat membantu mendistribusikan kontra narasi berita bohong dengan menggunakan partisipasi warga. Membangun dan memperkuat gerakan pengawasan berbasis crowdsourcing pada berita hoaks yang beredar di masyarakat hendaknya dapat berupa gerakan strategis dalam melawan penyebaran hoaks dan menangkal informasi bohong dalam tatanan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma penelitian konstruktivis. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara semi-terstruktur, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan analisis tematik.
 Penelitian ini mencoba mengeksplorasi tantangan publik dalam upaya meredam hoaks, khususnya dengan menggunakan solusi kreatif. Konsep yang digunakan adalah crowdsourcing dengan media web sebagai teknologi tepat guna untuk memanfaatkan potensi masyarakat secara luas. Penggambaran dari crowsourcing dalam contoh penanggulangan isu hoaks yang dilakukan oleh Mafindo dan situs turn back hoaks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa crowdsourcing partisipasi publik merupakan salah satu cara dalam menangkal berita hoaks di era keterbukaan informasi seperti saat ini. Pemanfaatan daya manusia dan kemampuan kolektif dapat dimanfaatkan dalam membuat kontra narasi. Hal tersebut didukung oleh kecenderungan masyarakat akan mencari suatu wadah berbasis teknologi untuk berkontribusi.
     Media tidak hanya dapat melaporkan peristiwa terkait keamanan, tetapi juga memiliki kesempatan untuk mempengaruhi rasa aman masyarakat dan pengetahuan mereka tentang ancaman atau masalah (Klepka, 2019). Munculnya fenomena hoaks menjadi bukti. Di sinilah research gap yang terjadi. Di satu sisi media memudahkan dalam akses informasi, tetapi di sisi lain media membawa pengaruh dalam perubahan pola pikir masyarakat.
      Artinya sudah banyak wadah yang tersedia namun dalam praktiknya belum terlalu optimal. Crowdsourcing (urun daya) merupakan gerakan sebar berita benar secara pribadi dan terhubung dengan kecerdasan kolektif. Internet telah melahirkan pandangan baru kecerdasan kolektif. Alat perangkat lunak berbasis web memungkinkan orang untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan cara baru. Jika konsep berita viral dapat tersebar dari satu orang ke orang lain secara singkat, tentu hal serupa juga dapat dilakukan saat menyebarkan berita benar.
      Membangun dan memperkuat gerakan pengawasan berbasis crowdsourcing pada berita hoaks dapat dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Crowdsourcing tertanam di media sosial dan memungkinkan organisasi untuk menarik pengetahuan dan membangun modal kerumunan, yang mengarah pada keunggulan kompetitif (Paniagua and Korzynski 2020). Crowdsourcing merupakan sebuah cara dengan menggunakan individu-individu dalam sebuah jaringan untuk mencapai sebuah hasil tertentu. Artikel ini mengkaji lebih mendalam tentang fenomena crowdsourcing partisipasi publik dalam proses menangkal berita bohong.
      Crowdsourcing didefinisikan sebagai strategi online, di mana organisasi mengusulkan tugas yang ditentukan untuk anggota kerumunan melalui panggilan terbuka yang fleksibel. Dengan melakukan tugas, anggota berkontribusi pekerjaan, pengetahuan, keterampilan dan/atau pengalaman mereka dan menerima hadiah, termasuk hadiah ekonomi, pengakuan sosial, atau pengembangan keterampilan individu. Organisasi akan mendapatkan kontribusi ini dan memanfaatkan hasilnya untuk tujuan yang ditentukan (Antunes et al. 2013).
 Crowdsourcer akan memperoleh dan memanfaatkan untuk keuntungan apa yang telah dibawa pengguna ke perusahaan, yang bentuknya akan tergantung pada jenis aktivitas yang dilakukan. (Estells-Arolas and GonzlezLadrn-De-Guevara 2012). Istilah crowdsourcing diciptakan oleh Jeff Howe dalam artikel Wired pada tahun 2006. Kata 'crowdsource' adalah gabungan dari 'kerumunan' dan 'outsourcing'. Ini merujuk pada 'model penyelesaian masalah dan produksi yang didistribusikan yang memanfaatkan kecerdasan kolektif komunitas online', di mana kerumunan terdiri dari komunitas online (Brabham 2009). Artinya, crowdsourcing dapat diartikan sebagai proses memberdayakan suatu proyek dengan suatu teknik outsourcing yang didukung oleh banyak orang.
       Namun Suhirman menyatakan bahwa para praktisi umumnya menerima konsep bahwa manipulasi pada dasarnya bukanlah partisipasi .Partisipasi bersifat konsultatif adalah partisipasi dimana pemerintah meminta saran dan kritik pada sebelum keputusan ditetapkan. Sayangnya konsultasi ini sering kali hanya bersifat formalitas atau untuk diperalat melegitimasi belaka. Karena pada kenyataannya saran dan kritik masyarakat tidak dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Cara mengumpulkan data dari massa untuk analisis dan pengambilan keputusan politik:
Dalam mengumpulkan data dari massa untuk analisis dan pengambilan keputusan politik, penerapan strategi crowdsourcing dan partisipasi masyarakat dapat melibatkan beberapa langkah. Pertama, digunakan platform digital yang memungkinkan partisipasi luas dengan memberikan akses mudah kepada masyarakat. Survei daring, forum diskusi, dan aplikasi berbasis pengguna dapat menjadi sarana efektif.
Kemudian, promosi melalui media sosial dan saluran komunikasi lainnya dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi. Pemilihan sampel yang representatif dari berbagai lapisan masyarakat juga penting untuk memastikan keragaman pandangan.
Data yang dikumpulkan dapat mencakup pendapat, ide, dan umpan balik masyarakat terkait kebijakan atau isu politik tertentu. Analisis data dapat melibatkan metode kualitatif untuk memahami konteks dan sentimen, serta analisis kuantitatif untuk mengidentifikasi tren dan pola yang relevan.
Hasilnya dapat diintegrasikan dalam proses pengambilan keputusan politik untuk mencapai kebijakan yang lebih responsif dan demokratis, mengoptimalkan keterlibatan publik melalui pemanfaatan kekuatan crowdsourcing dan partisipasi masyarakat.
Kesimpulan :
       Crowdsourcing dapat menjadi tools yang sangat handal untuk mengumpulkan data dan informasi yang spesifik sesuai yang diharapkan oleh pembuat sistem. Topik yang sudah ditargetkan dapat menjadikan sebuah informasi menjadi lebih berguna bagi publik, sehingga publik menjadi lebih waspada dan bersiap diri dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Ketersediaan informasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat perkotaan pada khususnya yang sangat membutuhkan keamanan dan kenyamanan publik yang lebih. Oleh sebab itu sebaiknya ada suatu sistem baik yang berbasis Web maupun yang berbasis mobile untuk memfasilitasi publik untuk melakukan pelaporan dan pengamatan informasi di sekitar wilayah masyarakat tersebut berada.
        Studi ini menegaskan bahwa mengoptimalkan keterlibatan publik melalui crowdsourcing dan partisipasi masyarakat adalah pendekatan yang dapat memberikan dampak positif pada pengambilan keputusan politik dan pembangunan kebijakan. Penggunaan platform digital dan teknologi memfasilitasi partisipasi luas, memungkinkan masyarakat untuk berkontribusi aktif.
        Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi strategi ini dapat meningkatkan inovasi, menghasilkan solusi yang lebih beragam, dan memperkuat koneksi antara pemerintah dan masyarakat. Proses ini bukan hanya tentang mengumpulkan data, tetapi juga membangun keterlibatan yang berarti, meningkatkan transparansi, dan memperkuat dasar demokratis.
         Dengan memahami kekuatan crowdsourcing dan partisipasi masyarakat, pemerintah dan lembaga dapat menciptakan kebijakan yang lebih responsif dan relevan dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, integrasi strategi ini menjadi suatu keharusan untuk mencapai tatanan sosial yang lebih inklusif dan demokratis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H