Adapun kubu Prabowo Sandi diantaranya didukung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrat, dan Partai Berkarya atau dikenal dengan sebutan Koalisi Indonesia Adil Makmur.
Lalu bagaimana hasil perolehan suara kursi legislatif bagi partai pengusung calon presiden dan wakil presiden? Apakah partai pengusung calon presiden dan wakil presiden mendapat pengaruh yang besar mengenai perolehan suara di kursi legislatif?
Mari kita lihat perbandingan perolehan suara di kursi legislatif pada pemilu 2019 Â pemilu 2014.
Pemilu Legislatif 2019Â
1. PDI-P 27.053.961 (19,33 persen) 128 kursi
2. Gerindra 17.594.839 (12,57 persen) 78 kursi
3. Golkar 17.229.789 (12,31 persen) 85 kursi
4. PKB 13.570.097 (9,69 persen) 58 kursi
5. Nasdem 12.661.792 (9,05 persen) 59 kursi
6. PKS 11.493.663 (8,21 persen) 50 kursi
7. Demokrat 10.876.507 (7,77 persen) 54 kursi
8. PAN 9.572.623 (6,84 persen) 44 kursi
9. PPP 6.323.147 (4,52 persen) 19 kursi
10. Perindo 3.738.320 (2,67 persen) 0 kursi
11. Berkarya 2.929.495 (2,09 persen) 0 kursi
12. PSI 2.650.361 (1,89 persen) 0 kursi
13. Hanura 2.161.507 (1,54 persen) 0 kursi
14. PBB 1.099.848 (0,79 persen) 0 kursi
15. Garuda 702.536 (0,50 persen) Â 0 kursi
16. PKPI 312.775 (0,22 persen) 0 kursi
Pemilu Legislatif 2014Â
1. PDI-P 23.681.471 (18,95%) 109 kursi
2. Golkar 18.432.312 (14,75%) 91 kursi
3. Gerindra 14.760.371 (11,81%) 73 kursi
4. Partai Demokrat 12.728.913 (10,9%) 61 kursi
5. PKB 11.298.950 (9,04%) 47 kursi
6. PAN 9.481.621 (7,59%) 49 kursi
7. PKS 8.480.204 (6,79%) 40 kursi
8. Nasdem 8.402.812 (6,72%) 35 kursi
9. PPP 8.157.488 (6,53%) 39 kursi
10. Hanura 6.579.498 (5,26%) 16 kursi
11. PBB 1.825.750 (1,46%) 0 kursi
12. PKPI 1.143.094 (0,91%) 0 kursi
Dapat dilihat pada data diatas bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung Jokowi hanya mengalami penambahan 19 kursi dibanding partai koalisinya yaitu partai Nasdem yang mengalami penambahan kursi legislatif sebanyak 24 kursi, Begitupun partai Gerindra sebagai partai pengusung Prabowo hanya bertambah 5 kursi dibandingkan partai koalisinya yaitu partai PKS sebanyak 10 kursi.Â
Gambaran lebih luas bisa dilihat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang merupakan partai koalisi dari partai pendukung Jokowi dimana Jokowi keluar sebagai pemenang pilpres 2019 mengalami penurunan perolehan kursi legislatif sebanyak 20 kursi. Ternyata coattail effect pada pemilu 2019 tidak begitu berpengaruh namun bukan berati tidak ada.
Lalu bagaimana pengaruh coattail effect pada pemilu 2024 mendatang? akankah partai pengusung Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan memiliki kemungkinan mendapatkan kursi lebih banyak di legislatif? Tentu pengaruh dari coattail effect bisa pastikan ada. Setiap calon presiden memiliki daya tarik masing masing, karisma dan wibawa yang kuat sehingga memungkinkan masyarakat untuk cenderung memilih anggota legislatif dari partai pengusung calon calon tersebut. Namun seberapa besar pengaruhnya?
Mari kita bahas tuntas dan analisis setiap calon presiden dan wakil presiden yang telah diumumkan untuk melihat seberapa besar kemungkinan pengaruh coattail effect yang akan terjadi.
Anies Baswedan dengan partai pengusung Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Anies merupakan mantan Menteri Pendidikan dan Gubernur DKI Jakarta periode 2017 - 2022. Selama menjabat menjadi Gubernur Anies berhasil menghasilkan banyak prestasi diantaranya  pelebaran trotoar, JakLingko, rumah dp Rp.0, kampung susun akuarium, dan revitalisasi simpang lima pasar senen. Banyaknya prestasi yang dihasilkan ketika Anies menjabat dan pendekatan gagasan yang dimiliki Anies memungkinkan banyak masyarakat yang akan menjadi pendukung Anies.e.s.
Anies Baswedan maju menjadi calon presiden ditemani dengan  calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak Imin yang merupakan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Cak Imin dinilai sebagai seorang agamis namun tetap memiliki latar belakang politik, ia pernah menjabatan sebagai wakil ketua DPR RI periode  2004 - 2009.Â
Ganjar Pranowo dengan partai pengusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Ganjar merupakan mantan anggota DPR-RI periode 2004 - 2009 dan Gubernur Jawa Tengah periode 2013 - 2023. Ganjar memiliki prestasi sebagai pelapor gratifikasi terbanyak pada 2015. Selama menjabat menjadi Gubernur Ganjar berhasil menghasilkan banyak prestasi diantaranya penerapan kredit pembiayaan dari Bank Jateng, renovasi pasar tradisional, kartu tani, dan subsidi bunga dan asuransi usaha tani padi. Â Banyaknya prestasi yang dihasilkan ketika Ganjar menjabat dan prestasi sebagai pemberantas korupsi memungkinkan banyak masyarakat yang akan menjadi pendukung Ganjar.
Usut punya usut Ganjar disebut sebut merupakan presiden yang mendapat dukungan dari presiden Jokowi, hal ini bisa diasumsikan sebagai pemanfaatan pengaruh Coattail Effect dari pendukung Jokowi. sehingga kemungkinan banyak pendukung yang terpusat di jawa, terutama Jawa Tengah.