Mohon tunggu...
Adinda Nadine
Adinda Nadine Mohon Tunggu... Lainnya - Fresh Graduate from Psychology

Terlambat untuk tenar di koran, terlalu cepat untuk tenar di internet, tepat waktu untuk mencoba.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Sephora Kids: Ketika Keinginan Anak Bukan Lagi Mainan, tapi Skincare Antiaging

10 Maret 2024   08:32 Diperbarui: 11 Maret 2024   10:00 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu fenomena menarik yang terjadi di awal tahun 2024 muncul di sisi internet negara barat, yaitu ketika anak-anak usia 9-14 tahun ramai mengunjungi toko kosmetik untuk membeli skincare.Tipe-tipe anak dan remaja yang seperti ini bahkan diberikan julukan oleh netizen disana, yaitu 'Sephora Kids'. 

Sekilas tidak terdengar aneh karena semakin kesini masyarakat sudah semakin melek skincare, sehingga tidak aneh juga kalau semakin banyak juga anak-anak yang sudah memiliki rutinitas skincare. Jadi kenapa hal ini sempat menjadi ramai di internet dan juga kalangan orangtua?

Kenapa anak-anak sekarang nongkrongnya di toko kosmetik?

Setelah digali-gali lagi lewat portal berita dan sosial media, ternyata fenomena ini bisa menarik banyak perhatian karena anak-anak ini mencari produk skincare mahal dengan fungsi antiaging

Akibatnya banyak orangtua yang merasa heran atau bahkan kaget ketika mendengar anaknya yang sangat muda, menginginkan produk yang menurut mereka akan membuat dirinya kelihatan lebih muda lagi. 

Padahal di umur yang sangat muda ini, anak remaja (apalagi anak-anak) tidak memerlukan skincare antiaging untuk merawat kulit mereka. Menggunakan skincare sesimpel pelembab dan tabir surya sudah cukup. 

Penggunaan skincare antiaging juga tidak disarankan bagi anak karena bahan aktif di dalam skincare tersebut (misalnya retinol) malah bisa merusak kulit mereka dengan memperbesar kemungkinan terjadi iritasi pada kulit karena skin barrier yang rusak.

Kecil-kecil kok belinya skincare antiaging?

Fenomena ini memunculkan berbagai reaksi, ada yang khawatir, terganggu, atau bahkan kesal, tapi semuanya mempunyai pertanyaan yang sama. Kenapa anak-anak ini menginginkan skincare antiaging yang mahal padahal jelas mereka tidak membutuhkannya? Ada beberapa kemungkinan kenapa ini bisa terjadi:

Kemungkinan 1: Terpengaruh Influencer di Sosial Media

Pasti sebagian besar dari kita mempunyai konten kreator yang kita sukai dan tidak jarang juga bagi konten-konten kreator ini untuk menawarkan barang-barang yang menurut mereka bagus. 

Sebagian dari kita kemudian jadi tertarik untuk membeli barangnya karena influencer itu mempromosikannya. Ini sangat berlaku juga kepada anak dan remaja! Generasi-generasi muda lebih mudah untuk mempercayai influencer karena mereka dianggap sebagai ‘expert’ dalam bidangnya dan dianggap lebih bisa dipercaya. Pengaruh orangtua bisa kalah dari pengaruh influencer karena biasanya orangtua lebih ‘gaptek’ dalam hal teknologi dan juga tren-tren yang ada di internet.

Dari teori ini maka besar kemungkinan influencer kecantikan yang anak dan remaja ini tonton mempromosikan produk-produk kecantikan antiaging atau memberi tahu betapa pentingnya memulai rutinitas skincare antiaging dari sekarang yang membuat anak dan remaja tertarik untuk ikut membelinya.

Kemungkinan 2: Ikut-Ikutan Teman

Masa-masa remaja adalah saat dimana keputusan kita banyak dipengaruhi oleh siapa teman kita pada saat itu. Kenapa? Pada masa remaja, teman dianggap lebih bisa memenuhi kebutuhan sosialnya (merasa diterima, tidak kesepian, dan sejenisnya) dibandingkan orangtuanya. 

Ditambah lagi, lebih besar kemungkinannya bagi remaja untuk tunduk ke tekanan dari teman-temannya. Dari penelitian tahun 2017 yang mewawancarai 35 anak usia 8-15 tahun, sebagian besar dari mereka selalu bertanya ke grup pertemanan mereka sebelum membeli sesuatu. 

Fakta-fakta ini menekankan betapa besar pengaruh teman ke kemampuan choice making remaja, jadi sangat besar kemungkinan anak dan remaja ini juga terpengaruh atau bisa jadi, mempengaruhi teman-temannya untuk membeli skincare antiaging.

Kemungkinan 3: Berusaha Menjadi ‘Dewasa’

Saat memasuki masa remaja, mereka tidak mau lagi dianggap sebagai ‘anak-anak’. Umum bagi remaja-remaja walaupun secara umur masih belasan tahun tapi secara mental mereka melihat diri mereka beberapa tahun lebih tua, lebih dewasa. Mungkin ini bisa menjadi salah satu penjelasan kenapa anak remaja kini memilih skincare antiaging. Siapa demografi pembeli skincare antiaging terbesar? Orang dewasa. 

Bisa jadi ada beberapa anak remaja yang mengaitkan kedewasaan dengan penggunaan skincare antiaging. Namun ternyata ada juga beberapa anak remaja yang memiliki ketakutan yang sama dengan orang dewasa, yaitu ketakutan penampilannya akan berubah karena penuaan. 

Dikutip dari The Guardian, salah satu anak remaja bercerita bahwa ia merasa jika tidak mulai menggunakan skincare antiaging dari sekarang, ia akan menyesal di kemudian hari. Ini adalah tipe-tipe pemikiran orang dewasa, yang tampaknya sudah mulai diadopsi juga oleh anak-anak dan remaja. 

Apa yang orangtua bisa lakukan saat ini terjadi?

Untuk para orangtua, jangan khawatir! Kadang pengaruh besar dari internet, sosial media, dan influencer kepada anak bisa terasa overwhelming. Tapi pada akhirnya, orangtua adalah pihak yang memegang ‘palu' keputusannya. Keputusan apakah skincare antiaging ini akan dibeli atau tidak ada di tangan orangtua. Namun alasan kenapa keputusan-keputusan ini dibuat harus disampaikan juga kepada anak. 

Beberapa orangtua dan ahli yang berbicara di portal berita sama-sama menyarankan untuk melakukan komunikasi yang terbuka kepada anak. Alasannya adalah agar orangtua dan anak bisa saling mengerti dan berkompromi tentang perilaku konsumtif anak akan skincare. Ini juga bisa dijadikan kesempatan oleh orangtua untuk mendidik anak remajanya mengenai perawatan diri yang sesuai dengan usianya. Bahkan, bisa juga anak remaja yang akan mendidik orangtuanya mengenai skincare. Keduanya adalah hal yang win-win, karena saling memperkaya pengetahuan satu sama lain.

Akhir kata, mungkin mendengar bahwa sekarang (setidaknya di dunia belahan barat sana) anak-anak dan remaja menginginkan skincare antiaging yang tidak murah memberikan rasa khawatir di banyak kalangan orangtua, dan ini wajar terjadi. 

Akan tetapi kini kita mencoba mengerti motif perilaku anak dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan kenapa mereka menginginkan hal itu. Sehingga semoga orangtua, wali, atau mungkin pembaca artikel ini bisa membantu anak-anak remaja ini untuk tidak ‘kebablasan’ dalam melakukan rutinitas skincare mereka. 

Niat anak-anak remaja ini sebenarnya baik kok, mereka ingin punya kulit yang sehat, ingin terlihat cantik atau tampan. Tapi mereka tidak mempunyai informasi yang lengkap (ketidaktahuan efek negatif penggunaan bahan aktif skincare antiaging ke kulit anak), takut akan ketinggalan tren, dan merasa cemas akan penampilan mereka.

Tugas kita bukan untuk memarahi apalagi mengolok-olok mereka, tugas kita adalah untuk membantu mereka untuk mencapai keinginan mereka dengan cara yang baik dan benar. 

***

Referensi:

Lim, X. J., Radzol, A. M., Cheah, J., & Wong, M. W. (2017). The impact of social media influencers on purchase intention and the mediation effect of customer attitude. Asian journal of business research, 7(2), 19-36.

Montepare, J. M., & Lachman, M. E. (1989). " You're only as old as you feel": self-perceptions of age, fears of aging, and life satisfaction from adolescence to old age. Psychology and aging, 4(1), 73.

Rostamian, M. (2024, February 21). How parents navigate their “Sephora kids.” Popsugar. https://www.popsugar.com/beauty/parents-sephora-kids-advice-49337429 

Skopeliti, C. (2024, January 25). “it’s disturbing”: The rise in UK children wanting anti-ageing products. The Guardian. https://www.theguardian.com/society/2024/jan/25/more-than-just-fun-three-mothers-on-their-childrens-skincare-obsessions 

Thaichon, P. (2017). Consumer socialization process: The role of age in children's online shopping behavior. Journal of Retailing and Consumer Services, 34, 38-47.

Trepany, C. (2024, January 26). Sephora kids are mobbing retinol, anti-aging products. dermatologists say it’s a problem. USA Today. https://www.usatoday.com/story/life/health-wellness/2024/01/26/sephora-kids-are-obsessed-with-retinol-dermatologists-are-concerned/72353463007/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun