Masa-masa remaja adalah saat dimana keputusan kita banyak dipengaruhi oleh siapa teman kita pada saat itu. Kenapa? Pada masa remaja, teman dianggap lebih bisa memenuhi kebutuhan sosialnya (merasa diterima, tidak kesepian, dan sejenisnya) dibandingkan orangtuanya.Â
Ditambah lagi, lebih besar kemungkinannya bagi remaja untuk tunduk ke tekanan dari teman-temannya. Dari penelitian tahun 2017 yang mewawancarai 35 anak usia 8-15 tahun, sebagian besar dari mereka selalu bertanya ke grup pertemanan mereka sebelum membeli sesuatu.Â
Fakta-fakta ini menekankan betapa besar pengaruh teman ke kemampuan choice making remaja, jadi sangat besar kemungkinan anak dan remaja ini juga terpengaruh atau bisa jadi, mempengaruhi teman-temannya untuk membeli skincare antiaging.
Kemungkinan 3: Berusaha Menjadi ‘Dewasa’
Saat memasuki masa remaja, mereka tidak mau lagi dianggap sebagai ‘anak-anak’. Umum bagi remaja-remaja walaupun secara umur masih belasan tahun tapi secara mental mereka melihat diri mereka beberapa tahun lebih tua, lebih dewasa. Mungkin ini bisa menjadi salah satu penjelasan kenapa anak remaja kini memilih skincare antiaging. Siapa demografi pembeli skincare antiaging terbesar? Orang dewasa.Â
Bisa jadi ada beberapa anak remaja yang mengaitkan kedewasaan dengan penggunaan skincare antiaging. Namun ternyata ada juga beberapa anak remaja yang memiliki ketakutan yang sama dengan orang dewasa, yaitu ketakutan penampilannya akan berubah karena penuaan.Â
Dikutip dari The Guardian, salah satu anak remaja bercerita bahwa ia merasa jika tidak mulai menggunakan skincare antiaging dari sekarang, ia akan menyesal di kemudian hari. Ini adalah tipe-tipe pemikiran orang dewasa, yang tampaknya sudah mulai diadopsi juga oleh anak-anak dan remaja.Â
Apa yang orangtua bisa lakukan saat ini terjadi?
Untuk para orangtua, jangan khawatir! Kadang pengaruh besar dari internet, sosial media, dan influencer kepada anak bisa terasa overwhelming. Tapi pada akhirnya, orangtua adalah pihak yang memegang ‘palu' keputusannya. Keputusan apakah skincare antiaging ini akan dibeli atau tidak ada di tangan orangtua. Namun alasan kenapa keputusan-keputusan ini dibuat harus disampaikan juga kepada anak.Â
Beberapa orangtua dan ahli yang berbicara di portal berita sama-sama menyarankan untuk melakukan komunikasi yang terbuka kepada anak. Alasannya adalah agar orangtua dan anak bisa saling mengerti dan berkompromi tentang perilaku konsumtif anak akan skincare. Ini juga bisa dijadikan kesempatan oleh orangtua untuk mendidik anak remajanya mengenai perawatan diri yang sesuai dengan usianya. Bahkan, bisa juga anak remaja yang akan mendidik orangtuanya mengenai skincare. Keduanya adalah hal yang win-win, karena saling memperkaya pengetahuan satu sama lain.
Akhir kata, mungkin mendengar bahwa sekarang (setidaknya di dunia belahan barat sana) anak-anak dan remaja menginginkan skincare antiaging yang tidak murah memberikan rasa khawatir di banyak kalangan orangtua, dan ini wajar terjadi.Â
Akan tetapi kini kita mencoba mengerti motif perilaku anak dengan mengetahui kemungkinan-kemungkinan kenapa mereka menginginkan hal itu. Sehingga semoga orangtua, wali, atau mungkin pembaca artikel ini bisa membantu anak-anak remaja ini untuk tidak ‘kebablasan’ dalam melakukan rutinitas skincare mereka.Â
Niat anak-anak remaja ini sebenarnya baik kok, mereka ingin punya kulit yang sehat, ingin terlihat cantik atau tampan. Tapi mereka tidak mempunyai informasi yang lengkap (ketidaktahuan efek negatif penggunaan bahan aktif skincare antiaging ke kulit anak), takut akan ketinggalan tren, dan merasa cemas akan penampilan mereka.