Masalah Keluarga Selama Masa PandemiÂ
Selama masa pandemi berlangsung, keluarga adalah orang yang paling sering kita temui. Karena selama pandemi seluruh anggota keluarga kemungkinan besar akan berkumpul dirumah. Mulai dari anak yang bersekolah dari rumah, sampai orang tua yang bekerja dari rumah. Namun, kesempatan berkumpul ini bisa malah menjadi tantangan untuk keluarga. Tidak sedikit keluarga yang gagal menghadapi tantangan selama masa pandemi ini. Oleh karena itu, untuk mencegah dan melewati tantangan -- tantangan tersebut. kita harus memahami masalah yang dapat timbul dan penyebabnya. Berikut masalah yang dapat timbul di lingkungan keluarga selama masa pandemi :
 1. Kekerasan dalam rumah tanggaÂ
Di masa pandemi ini, komnas perempuan melaporkan bahwa KDRT adalah kasus yang paling banyak dilaporkan selama masa pandemi ini. Salah satu alasan angka KDRT meningkat selama pandemi adalah bertambahnya bentuk -- bentuk kerentanan perempuan. Kerentanan sering terjadi karena beban domestik perempuan juga meningkat selama masa pandemi. Tidak sedikit perempuan yang memiliki tugas tambahan selain menjadi ibu rumah tangga selama masa pandemi ini. Beberapa dari mereka harus menjadi guru untuk anak -- anaknya. Beban ini bertambah karena saat ini, anak -- anak sedang beradaptasi dengan cara belajar yang baru, belajar online. Sedangkan perempuan juga harus bisa membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dan ketika perempuan tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, sering kali mereka menjadi target kekerasan.Â
Selain itu, pandemi ini menyebabkan banyak orang mendapat potongan gaji, bahkan hingga kehilangan pekerjaan. Jika pendapatan keluarga berkurang, ketegangan di rumah akan meningkat. Perempuan rentan menjadi sasaran kekerasan, yang sering menggunakan alasan finansial sebagai alasan dibalik kekerasan yang mereka lakukan.Â
2. PerceraianÂ
Pandemi COVID -19 merupakan ujian yang sempurna untuk menguji hubungan suami istri. Selama masa pandemi ini, perceraian di Indonesia meningkat 5 persen. Secara umum, penyebab perceraian selama masa pandemi COVID -- 19 ini terjadi karena permasalahan ekonomi, berubahnya pola komunikasi, ketidak seimbangan antara aktivitas dan waktu bersama, kekerasan dalam rumah tangga, dan faktor usia dalam membina rumah tangga. Dalam keluarga juga terdapat konflik internal dan eksternal, bahkan sebelum masa pandemic ini.Â
Oleh karena itu, untuk menghindari keretakan dalam rumah tangga, sebaiknya kita mengetahui dan memahami solusi yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan. Seperti dengan cara memberi ruang di hubungan, mengubah cara komunikasi menjadi lebih lembut dan membangun. Terutama jika ingin mengatakan sesuatu yang mungkin pasangan tidak ingin mendengarnya. Kita juga harus mencoba merubah cara kita bersikap. Sangat penting untuk menerapkan 3M. yaitu mengalah, memaklumi dan memaafkan, apalagi di masa pandemic seperti ini.Â
3. Masalah keuangan menghantui para ibuÂ
Sektor keuangan menjadi masalah paling krusial yang dialami para ibu selama masa pandemic COVID -- 19. Hal tersebut diketahui dari hasil survei teman bumil pada pertengahan Oktober 2019. Hasilnya menunjukan bahwa 91 persen ibu rumah tangga yang mengikuti survei mengaku mengalami masalah keuangan selama masa pandemic COVID -- 19 ini. Untuk penyebabnya, berbeda -- beda. Tergantung kelompok sosial dan domisili para ibu. Seperti korban pemotongan gaji yang lebih banyak menimpa responden kelas menengah atas. Korban PHK dan pengangguran yang semakin sulit mencari pekerjaan banyak menimpa responden kelas menengah bawah. Banyak pula responden yang mengalami kesulitan keuangan dikarenakan bisnis mereka yang sepi pengunjung.Â
4. Kesehatan mentalÂ
Selama masa pandemi ini, mengharuskan semua orang melakukan karantina di rumah masing -- masing. Dampak yang ditimbulkan pun beragam. Bukan hanya mengancam kesehatan fisik, namun juga bisa mengancam kesehatan mental anak maupun orang tua. Banyak sekali perubahan yang terjadi selama masa pandemi ini, sehingga banyak juga orang yang harus beradaptasi dengan perubahan -- perubahan tersebut.Â
Riset membuktikan aktivitas paling menguras energi orang tua selama masa pandemi ini adalah menemani sang anak belajar online. Hal ini bisa memicu kelelahan yang akhirnya memicu kemarahan orang tua yang tanpa sadar langsung diluapkan pada sang anak. Gadget sering dijadikan pelarian untuk menghilangkan penat baik untuk orang tua maupun anak. Namun, kegiatan dengan gadget cenderung terlalu pasif, yang bisa mengakibatkan mood kurang baik. Jadi, jauh lebih baik bagi orang tua dan anak untuk lebih sering menghabiskan waktu bersama untuk kegiatan yang lebih positif dan aktif. Seperti bermain bersama, memasak atau melakukan hobi lainnya bersama. Lebih baik lagi jika orang tua mengajarkan hal baru yang positif untuk anak. Kegiatan yang dilakukan bersama seperti ini, sangat baik jika dilakukan secara rutin, baik untuk mood dan hubungan antar orang tua dan anak.Â
KESIMPULANÂ
COVID-19 sudah semakin mengkhawatirkan. Bukan hanya keluarga yang terancam keselamatan fisik dan mentalnya, namun masih banyak lagi hal negatif yang diakibatkan COVID-19 ini. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk mengikuti protocol kesehatan, menjaga kesehatan jasmani dan rohani demi keluarga dan negara yang sejahtera. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H