Mohon tunggu...
Adinda Nadia
Adinda Nadia Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

since 2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Masalah Keluarga Selama Masa Pandemi

31 Juli 2021   19:58 Diperbarui: 31 Juli 2021   20:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masalah Keluarga Selama Masa Pandemi 

Selama masa pandemi berlangsung, keluarga adalah orang yang paling sering kita temui. Karena selama pandemi seluruh anggota keluarga kemungkinan besar akan berkumpul dirumah. Mulai dari anak yang bersekolah dari rumah, sampai orang tua yang bekerja dari rumah. Namun, kesempatan berkumpul ini bisa malah menjadi tantangan untuk keluarga. Tidak sedikit keluarga yang gagal menghadapi tantangan selama masa pandemi ini. Oleh karena itu, untuk mencegah dan melewati tantangan -- tantangan tersebut. kita harus memahami masalah yang dapat timbul dan penyebabnya. Berikut masalah yang dapat timbul di lingkungan keluarga selama masa pandemi :

 1. Kekerasan dalam rumah tangga 

Di masa pandemi ini, komnas perempuan melaporkan bahwa KDRT adalah kasus yang paling banyak dilaporkan selama masa pandemi ini. Salah satu alasan angka KDRT meningkat selama pandemi adalah bertambahnya bentuk -- bentuk kerentanan perempuan. Kerentanan sering terjadi karena beban domestik perempuan juga meningkat selama masa pandemi. Tidak sedikit perempuan yang memiliki tugas tambahan selain menjadi ibu rumah tangga selama masa pandemi ini. Beberapa dari mereka harus menjadi guru untuk anak -- anaknya. Beban ini bertambah karena saat ini, anak -- anak sedang beradaptasi dengan cara belajar yang baru, belajar online. Sedangkan perempuan juga harus bisa membagi waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dan ketika perempuan tidak mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik, sering kali mereka menjadi target kekerasan. 

Selain itu, pandemi ini menyebabkan banyak orang mendapat potongan gaji, bahkan hingga kehilangan pekerjaan. Jika pendapatan keluarga berkurang, ketegangan di rumah akan meningkat. Perempuan rentan menjadi sasaran kekerasan, yang sering menggunakan alasan finansial sebagai alasan dibalik kekerasan yang mereka lakukan. 

2. Perceraian 

Pandemi COVID -19 merupakan ujian yang sempurna untuk menguji hubungan suami istri. Selama masa pandemi ini, perceraian di Indonesia meningkat 5 persen. Secara umum, penyebab perceraian selama masa pandemi COVID -- 19 ini terjadi karena permasalahan ekonomi, berubahnya pola komunikasi, ketidak seimbangan antara aktivitas dan waktu bersama, kekerasan dalam rumah tangga, dan faktor usia dalam membina rumah tangga. Dalam keluarga juga terdapat konflik internal dan eksternal, bahkan sebelum masa pandemic ini. 

Oleh karena itu, untuk menghindari keretakan dalam rumah tangga, sebaiknya kita mengetahui dan memahami solusi yang bisa dilakukan dalam rangka pencegahan. Seperti dengan cara memberi ruang di hubungan, mengubah cara komunikasi menjadi lebih lembut dan membangun. Terutama jika ingin mengatakan sesuatu yang mungkin pasangan tidak ingin mendengarnya. Kita juga harus mencoba merubah cara kita bersikap. Sangat penting untuk menerapkan 3M. yaitu mengalah, memaklumi dan memaafkan, apalagi di masa pandemic seperti ini. 

3. Masalah keuangan menghantui para ibu 

Sektor keuangan menjadi masalah paling krusial yang dialami para ibu selama masa pandemic COVID -- 19. Hal tersebut diketahui dari hasil survei teman bumil pada pertengahan Oktober 2019. Hasilnya menunjukan bahwa 91 persen ibu rumah tangga yang mengikuti survei mengaku mengalami masalah keuangan selama masa pandemic COVID -- 19 ini. Untuk penyebabnya, berbeda -- beda. Tergantung kelompok sosial dan domisili para ibu. Seperti korban pemotongan gaji yang lebih banyak menimpa responden kelas menengah atas. Korban PHK dan pengangguran yang semakin sulit mencari pekerjaan banyak menimpa responden kelas menengah bawah. Banyak pula responden yang mengalami kesulitan keuangan dikarenakan bisnis mereka yang sepi pengunjung. 

4. Kesehatan mental 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun