Mohon tunggu...
Adinda Amalia PW
Adinda Amalia PW Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa biologi yang menyukai film, seni rupa, dan olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dari Fiksi ke Fakta: Keunggulan Nanoteknologi dalam Pengobatan Modern

9 Juni 2024   21:37 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:19 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Rumah Editor (YouTube)

Bayangkan dunia di mana kita memiliki kemampuan untuk menyembuhkan luka dalam hitungan detik, atau penyakit mematikan seperti kanker dapat ditargetkan dengan presisi luar biasa---mirip dengan teknologi canggih yang dimiliki oleh Iron Man. Apakah mungkin teknologi yang biasanya sering kita lihat di film superhero ini bisa menjadi kenyataan? Ternyata nanoteknologi yang digunakan Tony Stark dalam armor Iron Man nya, bukanlah khayalan belaka. Nanoteknologi kini semakin nyata di dunia yang kita tinggali saat ini, terutama di bidang medis. Nanoteknologi dalam obat-obatan modern menawarkan keunggulan yang jauh lebih luar biasa dibandingkan dengan obat konvensional. Nanoteknologi tidak hanya memungkinkan terjadinya peningkatkan efektivitas penghantaran obat, tetapi juga mengurangi efek samping, memberikan bioavailabilitas lebih tinggi, penghantaran obat lebih terkontrol dan berkelanjutan, penetrasi lebih baik ke jaringan yang sulit dijangkau, dll. Mari kita telusuri bagaimana inovasi ini tidak hanya mengubah wajah dunia medis, tetapi juga membuka era baru dalam dunia kesehatan .

1. Peningkatan Efektivitas Penghantaran Obat

Nanoteknologi memungkinkan penghantaran obat secara tepat sasaran ke lokasi penyakit, meningkatkan efektivitas pengobatan. Dalam pengobatan kanker, misalnya, nanopartikel dapat dirancang untuk mengenali dan menargetkan sel kanker secara spesifik, mengurangi kerusakan pada jaringan sehat dan meningkatkan konsentrasi obat di area yang diinginkan. Hal ini mengurangi dosis obat yang diperlukan dan mengurangi biaya pengobatan serta efek samping yang ditimbulkan .

2. Pengurangan Efek Samping

Karena nanopartikel dapat diarahkan langsung ke sel target, obat nanoteknologi dapat meminimalkan kerusakan pada jaringan sehat di sekitarnya. Ini berarti bahwa pasien dapat mengalami lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan obat konvensional yang tersebar luas dalam tubuh. Sebagai contoh, dalam kemoterapi konvensional, obat sering merusak sel sehat, menyebabkan efek samping seperti mual, rambut rontok, dan kelelahan. Dengan nanoteknologi, risiko efek samping ini dapat diminimalkan. 

3. Bioavailabilitas Lebih Tinggi

Nanopartikel dapat meningkatkan kelarutan dan penyerapan obat dalam tubuh, sehingga meningkatkan bioavailabilitas obat yang sebelumnya sulit diserap dalam bentuk konvensional. Ini sangat penting untuk obat-obatan yang memiliki kelarutan rendah dalam air, yang sering kali tidak efektif ketika diberikan melalui rute oral atau intravena. Dengan nanoteknologi, obat dapat dikemas dalam bentuk yang lebih mudah diserap oleh tubuh, memastikan dosis yang lebih konsisten dan efektif.

4. Penghantaran Terkontrol dan Berkelanjutan 

Nanoteknologi memungkinkan penghantaran obat secara terkendali dan berkelanjutan, memastikan pelepasan obat yang stabil dan tepat waktu. Ini dapat meningkatkan efisiensi pengobatan karena obat dilepaskan secara bertahap, memberikan efek terapi yang berkelanjutan dan mengurangi kebutuhan untuk pemberian obat yang sering. Misalnya, dalam pengobatan diabetes, nanopartikel dapat digunakan untuk melepaskan insulin secara bertahap, menjaga kadar gula darah tetap stabil sepanjang hari.

5. Penetrasi Lebih Baik ke Jaringan yang Sulit Dijangkau 

Obat berbasis nanoteknologi dapat lebih mudah menembus penghalang biologis, seperti penghalang darah-otak, memungkinkan pengobatan penyakit yang sebelumnya sulit diatasi dengan obat konvensional. Penghalang darah-otak, misalnya, adalah tantangan besar dalam pengobatan penyakit neurologis seperti Alzheimer dan Parkinson. Dengan menggunakan nanopartikel, obat dapat dikirimkan langsung ke otak, meningkatkan efektivitas pengobatan dan membuka peluang baru untuk terapi penyakit yang selama ini sulit diobati. 

Sumber gambar: Medcom.id
Sumber gambar: Medcom.id

6. Diagnostik Terpadu dengan Terapi

Beberapa nanopartikel dapat digunakan untuk diagnosis dan terapi secara bersamaan, konsep yang dikenal sebagai theranostics. Ini memungkinkan pemantauan real-time dari respons pengobatan dan penyesuaian terapi yang lebih cepat. Misalnya, nanopartikel yang dapat menghasilkan gambar MRI dapat digunakan untuk melacak lokasi tumor dan sekaligus menghantarkan obat kemoterapi ke lokasi tersebut. Ini memberikan keuntungan besar dalam memastikan bahwa terapi berjalan efektif dan sesuai rencana. 

7. Peningkatan Stabilitas Obat 

Nanopartikel dapat melindungi obat dari degradasi sebelum mencapai target, meningkatkan stabilitas dan umur simpan obat. Beberapa obat sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan seperti pH, cahaya, dan suhu, yang dapat menyebabkan degradasi sebelum mencapai target. Dengan menggunakan nanopartikel, obat dapat dikemas dengan cara yang melindungi dari faktor-faktor ini, memastikan obat tetap aktif dan efektif sampai mencapai lokasi target.

8. Kemampuan Multivalen 

Nanopartikel dapat dirancang untuk membawa beberapa molekul obat atau agen terapeutik sekaligus, memungkinkan pengobatan kombinasi dalam satu penghantaran. Ini sangat berguna dalam pengobatan penyakit kompleks yang membutuhkan beberapa jenis terapi sekaligus, seperti kombinasi kemoterapi dan terapi imun untuk kanker. Dengan menggabungkan beberapa terapi dalam satu nanopartikel, pengobatan dapat menjadi lebih efisien dan efektif, mengurangi jumlah suntikan atau pil yang perlu dikonsumsi oleh pasien. 

9. Penurunan Resistensi Obat 

Dengan penghantaran yang lebih tepat dan efektif, obat nanoteknologi dapat mengurangi kemungkinan berkembangnya resistensi obat, yang sering menjadi masalah dalam pengobatan penyakit infeksi dan kanker. Resistensi obat terjadi ketika mikroorganisme atau sel kanker menjadi kebal terhadap obat tertentu, membuat pengobatan kurang efektif. Dengan memastikan obat mencapai targetnya secara langsung dan dalam konsentrasi yang memadai, nanoteknologi dapat membantu mencegah perkembangan resistensi, meningkatkan keberhasilan pengobatan jangka panjang.

Nanoteknologi telah membuka pintu menuju revolusi medis yang menakjubkan, memberikan solusi yang jauh lebih efektif dan tepat sasaran dibandingkan obat-obatan konvensional. Dengan kemampuannya yang luar biasa dalam menghantarkan obat langsung ke area yang menjadi target, mengurangi efek samping, meningkatkan efektivitas pengobatan, dll. teknologi ini menjanjikan masa depan di mana penyakit yang sebelumnya sulit diobati menjadi lebih mudah ditangani. Seperti Tony Stark yang menggabungkan kecerdikan dan teknologi untuk menciptakan baju zirah Iron Man, para ilmuwan kini mengaplikasikan prinsip yang sama dalam dunia kesehatan. Masa depan medis yang lebih canggih dan personalisasi kini bukan lagi mimpi, tetapi kenyataan yang sedang kita wujudkan. Dengan terus berkembangnya nanoteknologi, kita dapat berharap pada era baru di mana kesehatan dan kesejahteraan manusia semakin terjamin.

Referensi:

Peer, D., Karp, J. M., Hong, S., Farokhzad, O. C., Margalit, R., & Langer, R. (2007). Nanocarriers as an emerging platform for cancer therapy. Nature Nanotechnology, 2(12), 751-760. 

Bawa, R., et al. (2016). Nanotechnology-Based Drug Delivery Systems. Taylor & Francis. 

Davis, M. E., Chen, Z., & Shin, D. M. (2008). Nanoparticle therapeutics: an emerging treatment modality for cancer. Nature Reviews Drug Discovery, 7(9), 771-782. 

Mura, S., Nicolas, J., & Couvreur, P. (2013). Stimuli-responsive nanocarriers for drug delivery. Nature Materials, 12(11), 991-1003. 

Saraiva, C., Praa, C., Ferreira, R., Santos, T., Ferreira, L., & Bernardino, L. (2016). Nanoparticlemediated brain drug delivery: overcoming blood-brain barrier to treat neurodegenerative diseases. Journal of Controlled Release, 235, 34-47. 

Sumer, B., & Gao, J. (2008). Theranostic nanomedicine for cancer. Nanomedicine, 3(2), 137-140.

Petros, R. A., & DeSimone, J. M. (2010). Strategies in the design of nanoparticles for therapeutic applications. Nature Reviews Drug Discovery, 9(8), 615-627. 

Zhang, L., Gu, F. X., Chan, J. M., Wang, A. Z., Langer, R. S., & Farokhzad, O. C. (2008). Nanoparticles in medicine: therapeutic applications and developments. Clinical Pharmacology & Therapeutics, 83(5), 761-769.

Farokhzad, O. C., & Langer, R. (2009). Impact of nanotechnology on drug delivery. ACS Nano, 3(1), 16-20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun