Mohon tunggu...
Adinda Rahma
Adinda Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah-Alhamdulillah

Bismillah-Alhamdulillah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

TikTok Tidak Cocok untuk Anak-anak

23 Januari 2022   19:01 Diperbarui: 23 Januari 2022   19:24 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membahas tentang media sosial memang selalu menimbulkan opini pro dan kontra, dikarenakan saat ini media sosial tidak hanya berfungsi sebagai media untuk berkomunikasi, namun juga berfungsi sebagai media hiburan. Menurut Nasrullah (2015) media sosial adalah medium di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk ikatan sosial secara virtual. Bedasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Nasrullah, dapat disimpulkan bahwa media sosial banyak memberikan impact yang positif dan sangat membantu kita untuk berinteraksi di era pandemi saat ini. Namun, hal itu berlaku jika media sosial berada ditangan orang-orang yang tepat yakni, orang-orang dewasa yang dapat menggunakan social media dengan baik. Tidak dapat sepenuhnya menyalahkan media sosial, banyak media sosial yang selalu meminta verifikasi tanggal lahir dan umur para calon penggunanya untuk mengakses media sosial. Namun banyak pengguna yang memanipulsi umurnya untuk dapat menggunakan media sosial.

TikTok adalah sebuah jaringan sosial dan platform video musik Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016 oleh Zhang Yiming, pendiri Toutiao dan dikembangkan menggunakan kecerdasan buatan besutan ByteDance, aplikasi ini dipatenkan di bawah naungan BYTEMOD. Tiktok adalah platform sosial video yang dipadukan dengan music. Music untuk tarian, gaya kreatif, ataupun unjuk bakat, para pengguna didorong untuk berimajinasi sebebas-bebasnya dengan meluapkan ekspersi mereka dengan bebas. Dengan Tiktok para pengguna dapat video pendek dengan durasi maksimal 5 menit yang unik dengan cepat dan mudah dibagikan dengan teman dan seluruh dunia. Tak sedikit dari video-video dari TikTok yang beujung viral hingga TikTok disebut sebagai gudangnya video viral. Bahkan tidak perlu mendownload aplikasi TikTok, kita tetap bias melihat video-video dari aplikasi tersebut di Televisi, Youtube, Instagram, Facebook, dan media sosial lainnya.

Melihat banyaknya pengguna TikTok yang mencapai 1 Miliar pengguna aktif pada bulan Juni 2021 terakhir, dan diperkirakan oleh App Annie akan melampaui 1,5 Miliar pengguna aktif dan melampaui 3 Miliar unduhan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi TikTok sangat dikenal oleh masyarat di penjuru dunia. Pengguna TikTok tidak hanya dari kalangan dewasa saja, namun juga mencangkup dari kalangan lansia dan balita. Pemerintah Indonesia membuka akses aplikasi TikTok, namun tidak semua pengguna remaja bisa memakai aplikasi tersebut. Jika pengguna berusia di bawah 13 tahun, maka mereka tak diperbolehkan mengakses aplikasi besutan ByteDance itu. Namun, walaupun pada aplikasi TikTok terdapat sistem untuk memverifikasi usia ketika akan membuat akun atau mendaftar, pengguna tetap dapat menonton video-video di TikTok tanpa harus mendaftar, selain itu pengguna juga dapat memanipulasi umur mereka agar dapat mendaftarkan diri pada aplikasi tersebut.

Saya adalah salah satu pengguna aplikasi TikTok, saya sudah menggunakan aplikasi tersebut selama 2 tahun sejak pandemi Covid-19 melanda. Saya menggunakan TikTok awalnya untuk menghasilkan uang, lambat laun saya menggunakannya untuk sekedar menonton video-video dari para konten creator untuk menghibur diri dikala bosan, dan saat ini saya menggnakan TikTok untuk berbelanja kebutuhan di TikTok Shop dikarenakan di TikTok Shop banyak sekali diskon sehingga dapat membantu menghemat pengeluaran.

Pada aplikasi TikTok dikenal dengan sebutan FYP atau For Your Page yakni video-video yang ditempilkan oleh TikTok pada beranda akun TikTok pengguna. Saya pernah melakukan penilitan TikTok terkait umur dan FYP; pertama-tama saya menggunakan TikTok tanpa mendaftarkan akun, kedua menftarkan akun sesuai dengan umur saya yakni 20 tahun, dan yang terakhir saya mendaftarkan akun dengan memanipulasi umur diatas saya yakni 60 tahun. Pada penelitian pertama, di beranda TikTok saya muncul banyak video-video unik, layaknya video dance, tutorial, kuliner dan lain sebagainya, namun kadang saya juga sering menemuka video ambigu yang mengarah pada pronografi sekedar tulisan yang membuat para penontonnya ingin mencari tahu lebih dalam. Selanjutnya pada percobaan kedua dengan umur saya yakni 20 tahun, masih tetap sama dengan yang pertama, namun mungkin bias dibilang lebih tinggi dan muncul beberapa varian video ambigu, selanjutnya pada percobaan yang terakhir, pada umur 60 tahun saya banyak menemukan video-video ambigu, seperti wanita menjukkan belahan dada, atau wanita-wanita seksi yang sangat memanggil hasrat harfiah atau hasrat seksual. Sebab itulah, menurut saya TikTok tidak cocok untuk anak-anak, banyak konten-konten TikTok yang bahkan hanya sekedar tulisan namun sering memanggil rasa ingi tau. Sehingga dapat dikatakan banyak anak-anak dari pengguna TikTok yang telah didewasakan oleh aplikasi dari ByteDance.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun