Surakarta - Sehari sehelai benang lama-lama jadi selembar sarung, itulah yang kini menggambarkan jerih payah anggota Marcing Band Muhammadiyah. Tidak menyerah dengan keadaan, team besar tersebut berhasil membuktikan keterbatasan materi tidak menjadi halangan yang berarti untuk tetap mempersembahkan penampilan terbaik.Â
Muktamar merupakan permusyawaratan tertinggi di Muhammadiyah, yang mana dalam perhelatan besar tersebut dihadiri ribuan warga Muhammadiyah serta dimeriahkan oleh berbagai penampilan terbaik talent-talent kader Muhammadiyah. Marcing Band Muhammadiyah menjadi salah satu talent yang secara langsung ditunjuk PP Muhammadiyah sebagai bintang dalam dalam perhelatan besar tersebut. Team besar ini merupakan gabungan Marcing Band 3 Universitas ternama yaitu UMS, UMM dan UMY. Ketiga Universitas tersebut dengan amat sangat bangga menerjunkan mahasiswa-mahasiswa berkualitas sebagai perwakilan universitas masing-masing.Â
Perjuangan team besar ini dimulai pada Mei 2022, sejak ditunjuk oleh PP Muhammadiyah mereka segera berbenah dengan menyiapkan 350 player sesuai permintaan panitia, mengaransemen lagu Bengawan Solo serta display lagu Derap Berkemajuan yang mana lagu tersebut merupakan icon Muktamar 48. Meski penampilannya kurang dari 15 menit, namun mereka harus mempersiapkannya selama 7 bulan penuh.
Hebatnya, player Marcing Band Muhammadiyah paham betul jika perhelatan besar ini berkaitan langsung deangan nama baik persyarikatan, sehingga harus memberikan penampilan yang terbaik. "Sangat bangga tentunya, jika dulu 2015 di Makasar Marcing Band hanya berdiri sendiri sekarang di Solo kami kolaborasi dengan band tiga Universitas, Orchestra, Paduan Suara dan Tari. Serta dulu Marcing Band tidak di letakkan di acara inti, jadi hanya sebagai pembuka saja. Nah, sekarang kami show dua kali yaitu sebagai pembuka dan membawakan lagu derap berkemajuan di acara inti" ujar Kiceng selaku pelatih display Marcing Band Muhammadiyah.Â
Kiceng juga menuturkan hambatan besar yang dirasakan pelatih ketika proses latihan ialah adanya efek dari pandemi yang mana mahasiswa mulanya mengikuti kelas online kemudian menjadi kelas offline berpengaruh terhadap keseimbangan kontrol antara otak kanan dan kiri dalam mencerna materi, yang biasanya berupa hafalan materi teks book kini berubah menjadi kegiatan yang mengutamakan motorik.Â
Perjuangan team besar ini juga semakin dramatisir ketika setiap minggunya mereka harus bergonta-ganti player untuk mencari player mana yang cocok dan mampu bertahan hingga hari H, karena tidak semua player mampu dan kuat menjalani latihan Marcing Band yang layaknya latihan militer.Â
Tak peduli terik matahari serta hujan badai menyerang mereka tetap semangat menggelar latihan, tak jarang banyak player tumbang dan tiba-tiba hilang tanpa kabar, hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai persoalan sepele karena tentu dapat mengganggu jalannya latihan serta berdampak besar pada perfeksionis penampilan saat hari H. Latihan bukan hanya dilakukan di Solo saja tetapi juga dilakukan di Yogyakarta, yang mana hal tersebut cukup membuat lelah teman-teman band UMM yang harus menempuh pejalanan kurang lebih 8 jam.
Namun, satu hal yang cukup menarik perhatian ialah ditengah padatnya jadwal latihan team besar tersebut tak pernah sekalipun absen untuk melaksanakan sholat berjamaah. Mungkin itulah salah satu faktor yang menghantarkan keberhasilan team besar ini sukses memberikan penampilan terbaik dalam perhelatan Muktamar.
Tak sampai disitu, perjuangan mereka masih berlanjut hingga karantina, yang mana karantina tersebut memakan waktu lima hari dengan tempat istirahat seadanya dan harus berpindah-pindah tempat, musim pancaroba juga turut serta membersamai hari-hari karantina. Dibalik keberhasilan tersebut tentu tak terlepas dari peran penting semua elemen yang terlibat dalam keanggotaan Marcing Band termasuk official, pelatih serta asisten pelatih.Â
Mereka dengan sepenuh hati ikhlas meluangkan waktu dan tenaganya untuk turut membantu team besar ini menunjukkan serta membuktikan jika team ini mampu memberikan penampilan memukau, meskipun dibalik penampilan memukau tersebut ada kesakitan-kesakitan yang dialami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H