Abstrak
Kebudayaan dan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki peran yang signifikan dalam pengembangan pemahaman peserta didik tentang dunia sosial, budaya, ekonomi, dan politik di sekitar mereka. Kebudayaan mencakup nilai, norma, tradisi, dan praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sementara itu, pembelajaran IPS memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam mengenai masyarakat dan sistem sosial. Pembelajaran IPS yang efektif senantiasa mempertimbangkan keberagaman budaya lokal maupun internasional, untuk mengembangkan pemahaman yang lebih holistic tentang masyarakat, peserta didik dalam pembelajaran ips dapat menjelajahi perbedaan budaya, mempelajari sejarah, tradisi, dan praktik sosial yang berbeda-beda, juga harus memahami bagaimana kebudayaan dapat memengaruhi kehidupan individu dan masyarakat sehari-hari.
Pembelajaran IPS juga dapat meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap keberagaman budaya yang ada. Dalam proses pembelajarannya, peserta didik diperkenalkan pada nilai-nilai budaya yang berbeda-beda yang didalamnya peserta diperkenalkan pada nilai-nilai budaya yang berbeda, dan cara berpikir, berperilaku serta sistem sosial yang beragam. Kebudayaan juga memberikan konteks yang relevan bagi pembelajaran IPS, dimana peserta didik dapat mempelajari sistem ekonomi, politik, dan sosial berkembang di masyarakat.
Kata Kunci: Peserta didik, Kebudayaan, Pembelajaran IPS
Abstract
Culture and Social Science (IPS) learning have a significant role in developing learners' understanding of the social, cultural, economic, and political world around them. Culture includes values, norms, traditions, and practices passed down from generation to generation. Meanwhile, social studies learning aims to provide a deep understanding of society and social systems. Effective social studies learning always considers local and international cultural diversity, to develop a more holistic understanding of society, students in social studies learning can explore cultural differences, learn different histories, traditions, and social practices, must also understand how culture can affect individual and daily community lives.
Social studies learning can also increase awareness and appreciation of existing cultural diversity. In the learning process, students are introduced to different cultural values in which participants are introduced to different cultural values, and different ways of thinking, behaving and social systems. Culture also provides a relevant context for social studies learning, where students can learn about economic, political, and social systems developing in society.
Keywords: Students, Culture, Social Studies Learning
PENDAHULUAN
Kebudayaan merupakan wujud dari sebuah bentuk dari ragkaian tindakan dan aktifitas manusia atau masyarakat menjadi lebih berpola berupa kearifan lokal di suatu lingkungan masyarakat. Kebudayaan memiliki sifat yang sesuai dengan wujud yang ada, serta masih berupa sesuatu yang bersifat abstrak atau tidak dapat secara nyata digambarkan. Maka dari itu, kebudayaan yang ada pada lingkungan masyarakat juga masih merupakan suatu kerangka pemikiran atau wacana yang ada pada pemikiran dari kalangan antropolog, sosiolog, dan lainnya, yang menyebut hal tersebut sebagai sistem budaya atau cultural system. Â Unsur kebudayaan merupakan strategi dalam kebudayaan yaitu sebuah penyederhanaan dari praktik operasional mengenai kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari dan kebijakan sosial berupa penyusunan konseptual unsur-unsur dalam sebuah kebudayaan dan memiliki sifat yang universal, atau hadir di segala kalangan masyarakat.
Unsur sebuah kebudayaan dapat dipelajari pada pembelajaran IPS di sekolah dasar dengan berbagai sub-unsur dari kebudayaan yang saling berkaitan satu sama lain dalam suatu susunan kebudayaan sosial yang meliputi beberapa hal dari unsur kebudayaan lainnya. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki keterkaitan yang erat dengan nilai sosial yaitu kebudayaan, dan berkaitan erat dengan pembelajaran indiginasi. Pembelajaran indiginasi  merupakan pembelajaran yang mengharuskan peserta didik focus pada kegiatan yang berbasis learning from experience yaitu pembelajaran IPS terintegrasi di sekolah dan lingkungan sekitar yang berupa adat yang ada di lingkungan tersebut (Harrison, 2008). Selain itu, model pembelajaran indiginasi dalam pembelajaran IPS merupakan sebuah bentuk dari pembelajaran kontekstual yang berabsis kebudayaan (Komalasari, 2010:45).
Hubungan pembelajaran IPS dengan wujud dan unsur kebudayaan merupakan sebuah rangkaian dalam pendidikan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dengan merancang sebuah perancangan pengalaman belajar yang menyertakan budaya sebagai bagian dari proses pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Pembelajaran berbasis kebudayaan memiliki macam-macam pembelajaran yang berbeda seperti pembelajaran tentang budaya, dengan budaya dan melalui budaya (Goldbreg, 2000). Adanya hubungan antara kebudayaan dengan pembelajaran IPS akan menciptakan interaksi antara peserta didik dengan guru maupun dengan sesame peserta didik dan individu lainnya. Dalam interaksi, perlu adanya sebuah pedoman dan aturan yang dapat mengatur sikap individu mengenai apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang tidak seharusnya untuk dilakukan seseorang sebagai bentuk dari sebuah interaksi. (Abbas, 2013).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kajian literatur dengan mencari referensi teori, dan kasus yang relevan. Creswell, John. W. (2014; 40) berpendapat bahwa kajian literatur atau studi literatur merupakan ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan dokumen lain yang menjabarkan teori dan informasi baik di masa lalu atau masa kini.
Studi literatur merupakan pendekatan yang dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi dari berbagai sumber literaturnyang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Studi literatur mengharuskan penelitin untuk melakukan evaluasi dan kritis terhadap informasi yang ditemukan.
Data-data yang sudah diperoleh kemudian dianalisis dengan metode analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang disusul dengan analisis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebudayaan suatu negara merupakan identitas yang harus dipelajari secara utuh dan dinamis. Untuk mempertahankan kebudayaan perlu kecerdasan untuk menjelaskan sesuatu yang dapat berdampak pada budaya. Kebudayaan memiliki makna inivasi dan perubahan dan budaya adalah sumber perubahan. Dalam kebudayaan, terdapat bentuk kebudayaan yang merupakan tindakan dari manusia yang memiliki pola bermacam-macam di lingkungan masyarakat. Dalam keberadaan kebudayaan, manusia adalah elemen yang termasuk dalam kategori keberadaan budaya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki peran yang dapat bersosialisasi, berkomunikasi, juga begaul dengan sesamanya yang kemudian membentuk sebuah interaksi yang akan membentuk sebuah budaya. Berbeda dengan sistem budaya yang ada, kebudayaan pada wujudnya memiliki sifat yang berpola yang mudah dilihat bahkan di dokumentasikan karena memiliki wujud nyata dalam perilaku kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, dalam penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa budaya sangat erat kaitannya dengan pembelajaran IPS karena berkaitan dengan hal-hal sosial yang berkaitan dengan interaksi manusia dengan kebudayaan. Oleh karena itu, pembelajaran IPS di sekolah merupakan bentuk pembelajaran khusus yang bertujuan untuk mempertahankan wujud kebudayaan sebagai bentuk identitas bangsa. Hubungan fungsional antara pendidikan dengan kebudayaan mengandung satu pengertian, yang pertama mengandung reflektif, yaitu citra budaya yang ada saat ini, dan yang kedua mengandung progresif, yaitu pendidikan bergerak melakukan pembaharuan, membawa budaya menuju kemajuan peradaban. Pendidikan dan kebudayaan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Pendidikan memiliki fungsi yaitu mentransformasikan budaya, kemudian diturunkan kepada generasi berikutnya. Dalam hal ini, pendidikan memiliki fungsi sebagai sosialisasi budaya dan juga pewaris budaya. Untuk itu, pendidikan dicapai dengan memperhatikan aspek dari budaya. Pendidikan pada hakikatnya adalah upaya sadar untuk memanusiakan manusia. Salah satu tujuan pendidikan di Indonesia yaitu membentuk identitas diri sebagai manusia yang menjungjung tinggi nilai-nilai kebudayaan agar menjadi manusia yang beradab dan berbudi pekerti luhur (Herlambang dkk., 2021:46). Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering dikenal dengan IPS merupakan pembelajaran yang menganalisis dan mempelajari masalah-masalah sosial dari berbagai aktivitas kehidupan sosial. Dalam muatan standar IPS, diharapkan siswa mengembangkan sikap peka terhadap isu-isu atau persoalan yang timbul di lingkungan masyarakat (Herijanto, 2012). Tujuan dari mempelajari IPS adalah agar siswa dapat menaruh minat terhadap lingkungan sosialnya melalui pemahaman nilai-nilai budaya, selain itu siswa dapat memahami konsep-konsep dasar yang dipelajari dari ilmu sosial, kemudian memahami dari berbagai potensi pengembangan diri siswa. Pembelajaran IPS melatih siswa menjadi warga negara yang mampu memecahkan masalah berdasarkan pemikirannya serta etika dan nilai-nilai yang dibentuk oleh dirinya dan lingkungannya. Keterampilan dapat dikatakan sebagai kemampuan mengambil keputusan saat memecahkan permasalahan. Peduli, yaitu memahami realitas sosial dalam menjalankan kewajibannya di lingkungan masyarakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya di Indonesia yang dapat dipraktikkan siswa dalam kehidupan sehari-hari diantaranya:
- Nilai religi, mengandung nilai keyakinan terhadap Tuhan yang sejalan dengan keyakinan orang lain. Contohnya, siswa mempunyai agama yang berbeda-beda dan dapat menghargai perbedaan agama antar temannya, tidak mengejek bahkan tercipta rasa toleransi pada sesama teman.
- Nilai gotong royong juga bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, siswa dapat membantu teman yang mengalami kesulitan belajar. Selain itu, nilai gotong royong juga dapat dilakukan agar pekerjaan menjadi cepat selesai.
- Nilai toleransi atau saling menghargai karena kita hidup bermasyarakat. Contohnya, siswa dapat melakukannya tanpa membedakan teman, ras, suku, agama, dll.
- Nilai cinta tanah air. Contohnya siswa dapat melakukannya dalam kehidupan sehari-hari dengan kegiatan upacara bendera yang biasa dilakukan di sekolah.
- Nilai menjaga lingkungan. Contohnya siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan membuang sampah di tempat sampah, mengurangi penggunaan plastik, membersihkan ruang kelas, dan masih banyak lagi.
Nilai-nilai budaya tersebut dapat ditanamkan kepada siswa sejak dini melalui pembelajaran IPS di sekolah, dimana melalui pembelajaran diharapkan nilai dan sikap yang baik dapat ditanamkan dengan baik oleh siswa. Sistem nilai budaya ini menjadi pedoman tertinggi bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, tidak hanya mempengaruhi tingkah laku dan sikap seseorang tetapi juga menjadi landasan untuk mencapai sebuah tujuan hidup. Oleh karena itu, dalam pendidikan IPS memerlukan penanaman nilai-nilai budaya melalui model pembelajaran yang mengandung unsur budaya untuk membentuk kepribadian siswa yang dilandasi oleh moral baik yang diperoleh dari nilai-nilai budaya. Model pembelajaran dapat dicapai dalam artian yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman budaya lokal ke dalam pembelajaran IPS.
Dalam pembelajaran IPS, kebudayaan dan keberagaman budaya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
- Ekspetasi bagi siswa
- Dalam pembelajaran IPS, masalah pembelajaran yang berkaitan dengan budaya, keberagaman dan difusi budaya adalah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, mengingat siswa adalah bagian dari budaya yang tumbuh subur dalam sebuah perusahaan. Untuk itu, mahasiswa melalui pembelajaran sosiologi akan dibekali pengetahuan tentang budayanya dan sebaran budaya di sekitarnya. Selain itu, nilai, norma, dan adat istiadat yang berkembang di masyarakat, baik tertulis maupun tidak tertulis, harus menjadi topik yang dibahas dalam pelajaran IPS baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Dengan mengenal dan memahami budaya, keragaman dan persebarannya, diharapkan siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Terakhir, diharapkan mahasiswa dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat dengan penuh tanggung jawab.
- Ekspetasi bagi pendidik
- Dengan belajar, memahami, dan mengajar tentang budaya dan menyebarkan budaya, para pendidik memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang budaya yang ada. Perkembangan pengertian tersebut dapat dilihat dari cara berpikir yang digunakan oleh seorang pendidik. Pengalaman fisik dan mentalnya sebagai anggota dan bagian dari budaya akan membantunya lebih memahami budaya itu.
IPS atau ilmu sosial adalah ilmu pendidikan yang mempelajari mata pelajaran ilmu sosial yang dikembangkan dalam kurikulum akademik serta kurikulum mata pelajaran yang menggabungkan mata pelajaran lain seperti geografi, bisnis, dan ekonomi, ekonomi, sejarah, antropologi dan sosiologi. Antropologi adalah bagian dari ilmu sosial, antropologi budaya berada dalam lingkup antropologi dan pembahasan ini ada pada mata pelajaran IPS yang tercakup dalam bagian kurikulum pendidikan. Antropologi dianggap sebagai mata pelajaran bersama dengan mata pelajaran lain, mata pelajaran ini dianggap wajib dan mata pelajaran penting diberikan kepada siswa. Antropologi dianggap sebagai bagian dari studi ilmiah, ada beberapa tuntutan yang termasuk menafsirkan ilmu ini sebagai posisi dalam ilmu yang lebih besar. Dalam memberikan materi tentang antropologi, seorang pengajar atau pengajar harus menguasai konsep, teori, sejarah, dan perkembangan disiplin ilmu antropologi melalui beberapa penelitian, serta pemanfaatan antropologi bagi keberlangsungan hidup manusia. Mata pelajaran antropologi ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami dasar-dasar antropologi, siswa dapat memecahkan masalah secara kritis dan rasional. Menganalisis fenomena sosial budaya yang berbeda.
Sebelum perkembangan zaman yang sangat pesat, perlu ditanamkan kepada siswa nilai-nilai semangat kebangsaan. Penanaman nilai-nilai kebangsaan tersebut konon mampu menanamkan rasa kecintaan pada budaya lokal kepada siswa agar tidak luntur menghadapi kuatnya perkembangan globalisasi. Salah satu cara untuk melestarikan budaya lokal adalah dengan menggunakan pendidikan dasar. Guru dapat memasukkan nilai-nilai intelektual lokal ke dalam pembelajaran dengan cara-cara kreatif yang membuat siswa tetap terlibat dengan materi. Dalam tentunya pengintegrasian ini harus disesuaikan dengan materi yang diberikan, dengan perkembangan siswa, dan dengan juga dengan metode yang digunakan. Melalui pembelajaran IPS diharapkan dapat membantu memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, IPS merupakan salah satu bidang kajian dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membantu peserta didik agar mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sehingga dapat mewujudkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan.
KESIMPULAN
Kebudayaan suatu negara merupakan identitas yang penting dan harus dipelajari secara komprehensif dan dinamis karena merupakan sumber informasi dan perubahan serta sebuah aspek yang tidak terpisahkan dari kehidupan sosial manusia. Kebudayaan memiliki pota serta bentuk yang dapat diamati dan didokumentasikan serta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku dan interaksi manusia di lingkungan masyarakat.
Pembelajaran Ilmu Pendidikan sosial (IPS) berperan penting dalam mempertahankan kebudayaan dan mengembangkan identitas nasional. Peserta didik dapat memahami nilai-nilai budaya, memahami masalah sosial dan menjadi warga negara yang baik. Hubungan antara pendidikan dan kebudayaan sangatlah erat. Pendidikan berperan untuk mentransformasikan budaya dan mewariskannya pada generasi selanjutnya. Maka dari itu, pendidikan IPS haruslah menintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajarannya.
Pendidikan IPS dapat membantu peserta didik mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang budaya mereka sendiri dan budaya orang lain. Hal ini mampu membantu peserta didik dalam mengembangkan sikap peduli terhadap orang lain. Pentingnya pemahaman budaya dan penanaman nilai-nilai lokal dalam pendidikan untuk menghadapi tantangan globalisasi. Guru dapat menggunakan pendekatan kreatif dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal ke dalam pembelajaran untuk melibatkan siswa secara aktif.
Penting untuk diingat bahwa kebudayaan dan pendidikan merupakan hal yang dinamis dan terus berkembang. Maka, pendekatan dan metode pembelajaran IPS juga harus terus diperbaharui agar tetap relevan dan efektiv dalam meningkatkan pemahaman siswa
SARAN
Saran yang dapat diberikan yaitu guru harus memastikan semua aspek kebudayaan dan keberagaman budaya dihormati dan diakui dalam pembelajaran IPS. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang inklusi dimana peserta didik yang latar belakangnya berbeda beda merasa diterima dan dihargai, ini bisa dilakukan dengan menghadirkan contoh kebudayaan yang beragam. Pembelajaran IPS harus mencakup pengajaran tentang budaya lokal agar peserta didik dapat memahami dan menghargai budaya mereka dan memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari budaya tersebut.
Pembelajaran IPS dapat ditingkatkan dengan metode yang melibatkan siswa secara aktif agar peserta didik dapat mengembangkan pemahaman dan dapat berpikir kritis.
Â
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, E. W. (2015). Pendidikan IPS Berbasis Kearifan Lokal. WAHANA Jaya Abadi
Alifia, H. N., Salma, D., Arifin, M. H., & Istianti, T. (2021). Internalisasi Keberagaman Budaya dengan Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar. Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 6(2), 100-111.
Anshori, S. (2016). Kontribusi ilmu pengetahuan sosial dalam pendidikan karakter. Edueksos Jurnal Pendidikan Sosial & Ekonomi, 3(2).
Azizah, A. A. M. (2021). Analisis Pembelajaran IPS di SD/MI Dalam Kurikulum 2013. JMIE (Journal of Madrasah Ibtidaiyah Education), 5(1), 1.
Creswell, J. W. (1998). Qualitatif Inquiry and Research Design. Sage Publications, Inc: California.
Farin, S. E. (2021). Pembelajaran Antropologi Budaya Pada Mata Pelajaran Ips.
Habsy, B. A. (2017). Seni memehami penelitian kuliatatif dalam bimbingan dan konseling: studi literatur. Jurnal Konseling Andi Matappa, 1(2), 90-100.
Hapipah, R. (2021). Keterkaitan Wujud dan Unsur Kebudayaan pada Pembelajaran IPS.
Hidayah, N., & Atmoko, A. (2014). Landasan sosial budaya dan psikologis pendidikan. Penerbit Gunung Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia].
J.J. Honigman dan Koentjaraningrat mengemukakan bahwa wujud kebudayaan merupakan sebuah kompleks dari berbagai ide, gagasan, nilai, norma, dan peraturan yang ada di dalam lingkungan masyarakat.
Komalasari, K., & Maftuh, B. (2014). Model Pembelajaran Indiginasi dalam IPS untuk pengembangan Wawasan Multikultur Mahasiswa. Edusentri, 1(1), 39-53.
Mahmud, M., Siregar, H. S., & Khoerudin, K. (2015). Pendidikan lingkungan sosial budaya.Sulhan, M. (2018). Pendidikan Karakter Berbasis Budaya dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Visipena, 9(1), 159-172.
Morrow, S. L., Rakhsha, G., & Castañeda, C. L. (2001). Qualitative research methods for multicultural counseling.
Novilasari, S. (2018). Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran IPS Berbasis Kearifan Lokal di Sekolah Dasar.
Rahman, M. (2021). PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DAN KETERKAITANNYA TERHADAP PEMBELAJARAN IPS.
Tilaar, H.A.R. (2002). Pendidikan, kebudayaan, dan masyarakat madani. Bandung: Remaja Rosdakarya
Yasari, M. PEMBELAJARAN BUDAYA DAN KEBUDAYAAN DALAM PENDIDIKAN IPS.
Yati, R. (2021). PENANAMAN NILAI BUDAYA DAN KARAKTER DENGAN PEMBELAJARAN IPS DALAM SISI ANTROPOLOGI.
Yuristia, A. (2017). Keterkaitan pendidikan, perubahan sosial budaya, modernisasi dan pembangunan. IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 1(1).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H