Mohon tunggu...
Adinda PutriNurhaliza
Adinda PutriNurhaliza Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Saya senang dengan kpop

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Sikap dan Perilaku Anak

23 Desember 2022   23:52 Diperbarui: 24 Desember 2022   00:43 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tumpuan generasi bangsa sekarang terletak pada anak, yang kemudian akan tumbuh menjadi pemimpin. Seorang pemimpin yang mampu memimpin dirinya adalah faktor yang paling utama. Hal yang perlu diperhatikan adalah pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan dalam keluarga adalah dasar pondasi karakter dalam berperilaku dan bersikap dalam bermasyarakat. Akan tetapi, dengan perkembangan media dan teknologi menjadi tantangan dalam pendidikan karakter. 

Banyak orang tua yang memberikan keluasan yang sebebas-bebasnya kepada sang anak dengan membelikan gadget sejak usia dini dengan alasan tindakan tersebut akan lebih aman dan mempermudah dalam pengawasan sang buah hati. Tetapi, para orang tua tidak memikirkan bagaimana pengaruh media terhadap perkembangan yang muncul dari kebiasaan memainkan gadget tersebut. Banyak dampak negatif yang akan muncul, seperti sulit bersosialisasi, lambat dalam perkembangan motorik,dan perubahan perilaku yang signifikan. Sehingga  peran orangtua sangat penting untuk mengawasi, mengontrol dan memperhatikan segala aktivitas anak.

Teknologi Informasi merupakan teknologi untuk pengolahan data, yang didalamnya termasuk memproses, menyusun, menyimpan dan memanipulasi data dengan berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, relevan, akurat, serta tepat waktu. Informasi tersebut digunakan untuk keperluan bisnis, pemerintahan maupun pribadi, serta merupakan informasi untuk pengambilan keputusan. Peran dari aplikasi teknologi informasi ini ialah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti kesehatan, hobi, rekreasi, maupun rohani. 

Gadget adalah suatu istilah yang berasal dari bahasa inggris untuk merujuk pada suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi praktis spesifik yang berguna umumnya juga memberikan terhadap sesuatu yang baru. Gadget juga dalam pengertian umum dianggap sebagai suatu perangkat elektronik yang memiliki fungsi khusus pada perangkatnya. Anak-anak kini telah menjadi konsumen aktif dimana banyak produk-produk elektronik dan Gadget yang menjadikan anak-anak sebagai pasar mereka.

Santrock mengatakan bahwa perkembangan adalah pola perubahan yang dimulai sejak pembuahan dan terus berlanjut di sepanjang rentang kehidupan individu. Sebagian besar perkembangan melibatkan pertumbuhan, namun juga melibatkan (kemunduran) penuaan.

Perkembangan (development) merupakan bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks, terjadi dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Sel-sel tubuh, jaringan orang, dan sistem organ.

Menurut teori psikososial maupun teori perkembangan kognitif menyatakan bahwa perilaku yang ada pada diri seorang berlandasan pada pertimbanganpertimbangan moral kognitif. Selanjutnya, masalah aturan, norma, nilai, etika, akhlak dan estetika adalah hal yang sering didengar dan selalu dihubungkan dengan konsep moral ketika seseorang akan menetapkan suatu keputusan perilakunya. 

Perkembangan terjadi secara alami pada setiap individu karena di dalamnya terdapat komponen-komponen psikologi yang dapat menunjang perkembangan. Komponen psikologi dalam perkembangan individu meliputi: psi-kognitif, psiko-motorik dan psiko-afektif. Perkembangan merupakan suatu proses yang Panjang, membutuhkan dukungan dan stimulasi untuk mencapai perkembangan yang optimal.Perilaku yang terjadi pada seseorang didorong oleh motivasi. Penentu perilaku seseorang pada titik ini yaitu pada motivasi sebagai daya penggerak perilaku (the energizer) sekaligus menjadi. 

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai suatu konstruk teoritis mengenai terjadinya perilaku. Masih banyak orang tua yang belum melakukan pengawasan terhadap anaknya dalam penggunaan smartphone. Orang tua lebih memilih tidak mencampuri urusan anaknya, sikap orang tua seperti ini membuat anak merasa bebas untuk melakukan hal apapun yang mereka inginkan tanpa adanya kontrol dari orang tua. maka diharapkan agar terciptanya lingkungan yang kondusif bagi anak sehingga tidak melakukan perilaku penggunaan smartphone yang tinggi.

Perlu diketahui bahwa periode perkembangan anak yang sangat sensitif adalah pada usia 1-5 tahun disebut The Golden Age. Pada masa ini, seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual mengalami perkembangan yang luar biasa sehingga yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan selanjutnya sampai dewasa. Pada masa The Golden Age tersebut, mereka menjadi peniru yang handal, mereka lebih pintar dari yang kita pikir, lebih cerdas dari yang kita lihat, sehingga jangan kita anggap remeh. 

Jika anak tersebut sudah diberikan gadget sebagai mainan, maka itu akan berpengaruh terhadap proses pemerolehan bahasanya. Bukan hanya efek bahasa, yang lebih mengkhawatirkan adalah gangguan pada perkembangan emosi anak. Mereka akan menjadi pribadi yang tidak sabar dan cepat marah serta sulit mengendalikan emosi, bahkan tidak dapat mengatur emosinya.

Menurut psikolog Jovita Maria Ferliana dari Royal Hospital of Tarma yang mengulas dari perspektif neurofisiologis, otak anak balita masih berada pada tingkat perkembangan. Memberikan rangsangan sensorik secara langsung. Misalnya, kita menyentuh benda, mendengar suara, dan berinteraksi dengan orang. Anak-anak di bawah usia 5 tahun yang menggunakan gadget setiap saat, bahkan tanpa pengawasan orang tua, menyebabkan anak-anak hanya fokus pada gadget dan tidak berinteraksi dengan dunia di sekitarnya.

Pada tahun pertama, anak harus mengembangkan kepercayaan dasar (basic trust). Lalu kemudian mempelajari berbagai jenis keterampilan koordinasi dan visiomotorik sekitar usia 2-3 tahun. Aktivitas sensorimotorik diintegrasikan ke dalam aktivitas terkoordinasi. Hal ini amat penting saat meniru gambar atau objek. Misalnya, apa yang dilihat mata harus digerakkan dalam pola tertentu oleh motorik. Dari usia sekitar 3 tahun, anak sudah bisa menguasai semua pola gerakan. Kegiatan tersebut tidak lepas dari peran media dan teknologi informasi seiring dengan pertumbuhan anak.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang membutuhkan perhatian khusus karena masa kanak-kanak merupakan waktu yang cepat dan mudah dilihat dan diukur. Jika adanya hambatan pada perkembangan anak, maka akan mudah diatasi.

Sekitar 50% kecerdasan orang dewasa muncul ketika anak-anak berusia antara sampai 4 tahun, meningkat menjadi 80% pada usia 8 tahun, dan memuncak pada ketika anak-anak berusia 18 tahun. Artinya perkembangan yang terjadi dalam 4 tahun akan sama dengan perkembangan yang terjadi dalam 14 tahun berikutnya, dan perkembangan otak berikutnya akan stagnan. Fakta ini menanamkan keyakinan besar dalam diri kita akan pentingnya optimalisasi pendidikan anak usia dini. Karena kita harus menerima faktor-faktor yang dimiliki sejak lahir, faktor lingkungan harus dirancang sedekat mungkin untuk memperbaiki cacat yang disebabkan oleh faktor genetik.

Fungsi pendidikan bagi anak (golden age) tidak hanya hanya sekedar memberikan aneka macam pengalaman belajar misalnya pendidikan dalam orang dewasa, namun juga berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan kapabilitas kecerdasannya. Pendidikan disini hendaknya diartikan secara luas, meliputi semua proses stimulasi psikososial yg tidak terbatas dalam proses pembelajaran yg dilakukan secara klasikal. Artinya pendidikan bisa berlangsung dimana saja & kapan saja, baik yg dilakukan sendiri di lingkungan keluarga juga dari lembaga pendidikan pada luar lingkungan keluarga.

 Pengaruh penggunaan gadget terhadap perkembangan anak itu memiliki dampak positif dan negatif, yaitu sebagai berikut:

Dampak positif

 

1) Menambah Pengetahuan.

Menurut Dhani Rizki Syaputra bahwa melalui penggunaan perangkat berteknologi canggih, anak-anak

mendapatkan informasi tentang tugas sekolah mereka dengan cepat dan mudah. Misalnya kita ingin menjelajah internet dimanapun dan kapanpun kita ingin tahu. Ini adalah bagaimana kita dapat meningkatkan informasi di Internet

2) Perluas jaringan pertemanan.

Gadget memungkinkan anak berpartisipasi dengan mudah dan cepat di media sosial, sehingga memperluas jaringan pertemanan. Jadi Anak dapat dengan mudah berbagi dengan teman-teman.

3) Mempermudah Komunikasi

Gadget adalah alat yang sangat teknis. Jadi setiap orang dapat dengan mudah berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia.

4) Melatih kreativitas anak.

Kemajuan teknologi telah melahirkan berbagai permainan yang kreatif dan menantang. Banyak anak yang termasuk dalam kategori ADHD mendapat manfaat dari permainan, ini karena tingkat kreativitas dan tantangannya yang tinggi. Menurut Baihaq dan Sugiarmin, ADHD berarti. Attention Deficit Hyperactivity Disorder, yang merupakan gangguan perkembangan meningkatkan aktivitas motorik anak hingga menimbulkan aktivitas yang tidak biasa dan biasanya berlebihan pada anak.

 

Dampak Negatif

1) Gangguan Kesehatan.

Gadget bisa mengganggu kesehatan insan lantaran imbas radiasi berdasarkan teknologi sangat berbahaya bagi kesehatan insan terutama dalam anak-anak yang berusia 12 tahun kebawah. Efek radiasi yg hiperbola bisa mengakibatkan banyak sekali penyakit yang berbahaya.

2) Dapat menghambat Perkembangan Anak.

Gadget memiliki fitur-fitur yang sophisticated seperti, kamera, video, games & lain-lain. Fitur itu seluruh bisa mengganggu proses pembelajaran pada sekolah. Misalnya waktu guru menerangkan pelajaran di depan, salah satu anak didik bermain gadgetnya di belakang atau bisa juga dipergunakan untuk hal-hal yang tidak baik.

3) Rawan Terhadap Tindak Kejahatan.

Setiap orang niscaya mempunyai sifat update dimana saja. Jadi orang ingin berbuat kejahatan menggunakan gampang mencari nya berdasarkan output update nya yang bisa dibilang terlalu sering.

4) Dapat Mempengaruhi Perilaku Anak.

Menurut simpulan Ratih Ibrahim, bahwa "Kemajuan teknologi berpotensi menciptakan anak cepat puas menggunakan pengetahuan yang diperolehnya sebagai akibatnya menduga apa yang didapatnya berdasarkan internet atau teknologi lain merupakan pengetahuan yg terlengkap & final". Pada faktanya terdapat begitu banyak hal yang wajib digali lewat proses pembelajaran tradisional & internet tidak mampu menggantikan kedalaman suatu pengetahuan. Kalau tidak dicermati, maka akan terdapat kesamaan bagi generasi mendatang untuk sebagai generasi yang cepat puas & cenderung berpikir dangkal.

 Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah sedemikian cepat sehingga tanpa disadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Pada era sekarang gadget dengan berbagai aplikasi dapat menyajikan berbagai media sosial, sehingga seringkali disalahgunakan oleh siswa. Penggunaan gadget yang berlebihan pada siswa terkadang sering menimbulkan masalah pada proses belajar. Menurut Osa Kurniawan, "gadget adalah sebuah perangkat atau perkakas mekanis yang mini atau sebuah alat yang menarik karena relatif baru karena akan banyak memberikan kesenangan baru bagi penggunanya walaupun mungkin tidak praktis dalam penggunaannya". 

Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak akan berdampak negatif karena dapat menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan ketergantungan anak untuk dapat mengerjakan berbagai hal yang semestinya dapat mereka lakukan sendiri. Penggunaan gadget dapat mempengaruhi pola perilaku remaja dikarenakan adanya ketertarikan terhadap sesuatu seperti mengikuti gaya hidup artis yang dilihat dari media sosial sehingga kepribadian remaja pun mengikuti kepribadian artis yang ia sukai tersebut.

Dampak gadget pada anak paling dirasakan adalah penurunan dalam kemampuan bersosialisasi dengan orang orang disekitar. Ketika anak terlalu asyik bermain dengan gadget, anak dapat mengabaikan dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Sehingga tidak memahami etika bersosialisasi dengan orang disekitarnya.

Dewasa ini, generasi muda Indonesia juga dianggap modern teknologi dan semua perangkatnya sudah dikenal. Ada juga pertunjukan untuk anak-anak usia sekolah dasar tentang Teknologi, akun jejaring sosial rata-rata dimiliki dan dikendalikan oleh banyak orang, Teknologi digunakan untuk anak sekolah untuk membuat hidup lebih mudah. Jika tidak diperhatikan, akan ada generasi di masa depan yang cepat puas karena begitu mudahnya mencari informasi pada gadget.

Jika perkembangan hari ini terlihat seperti munculnya gadget, anak perlu tahu cara menggunakannya, karena salah satu fungsi adaptif manusia modern. Mereka harus bisa mengikuti perkembangan teknologi. Di era globalisasi informasi, orang tua tidak mudah membutuhkan kekuatan, keterampilan, kesabaran dan kebijaksanaan dalam perilaku, tetapi juga dalam tindakan. 

Apalagi di zaman sekarang ini dimana semua orang membutuhkan produk teknologi untuk melakukan aktivitas apapun. Peran orang tua menjadi penting dalam perkembangan anak-anak mereka, karena mereka semakin canggih dengan perangkat yang mereka gunakan. Gadget sangat dibutuhkan sebagai media untuk segala hal. tetapi Anak-anak harus selalu diawasi dan dibimbing oleh orangtuanya.

Lagi pula, jika orang tua membuai anak yang tahu cara bermain dengan gadget, lama kelamaan anak hanya bisa bermain dengan gadget dan tidak berkomunikasi dengan lingkungan.

Referensi

Anggrahini, S. A, 2013. Dinamika Komunikasi Keluarga Pengguna Gadget., Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Yogyakarta: Disertasi.

Haryono, M.H, 1999. Pengalaman Pembinaan Anak Usia Prasekolah, Desa Dalam Program Bina Anaprasa: Surabaya

Hurlock, Elizabeth B., 1993, Perkembangan Anak, Jakarta: Penerbit Erlangga.

 Jonathan, dkk, 2015. Perancangan Board Game Mengenai Bahaya Radiasi Gadget Terhadap Anak, Surabaya: Universitas Kristen Pertra Surabaya.

A.P., Chusna. "Pengaruh Media Gadget pada Perkembangan Karakter Anak." Jurnal Dinamika Penelitian 17, 2 (2017): 315--330. Doi.Org/10.21274/Dinamika/2017.17.2.315-330.

 Ma'mur, Asmani Jamal. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Diva Presss, 2013.

Widiawati, 2014, Pengaruh Penggunaan Gadget Terhadap Daya Kembang Anak. Jakarta: Universitas Budi Luhur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun