Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif menekankan pentingnya cara kita berpikir, memahami, dan memproses informasi. Dalam teori ini, belajar adalah proses aktif di mana siswa secara mandiri membangun pemahaman melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.Â
Tokoh-tokoh penting seperti Wundt, Lewin, Piaget, dan Bruner berkontribusi dalam teori ini. Guru diharapkan menciptakan suasana belajar yang merangsang aktivitas berpikir kritis, mengajak siswa mencari solusi sendiri, serta membantu mereka memahami konsep-konsep yang kompleks atau abstrak.
Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme lebih berfokus pada peran aktif siswa dalam membentuk pengetahuan mereka melalui pengalaman pribadi dan interaksi sosial. Dalam pandangan konstruktivis, pengetahuan bukanlah sesuatu yang diterima begitu saja, melainkan dibangun oleh siswa melalui interaksi dengan orang lain dan lingkungan mereka.Â
Tokoh penting dalam konstruktivisme, seperti Vygotsky, menyarankan bahwa guru bertindak sebagai fasilitator yang mendorong kolaborasi antar siswa dan menyediakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran mandiri.
Metakognitif
Metakognitif mengacu pada kemampuan untuk mengenali dan mengatur proses berpikir sendiri dalam belajar. Melalui kemampuan ini, siswa dapat merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi cara mereka belajar, sehingga mereka bisa menjadi lebih efektif dalam memahami dan mengingat informasi.Â
Dalam pembelajaran, guru dapat mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan metakognitif agar mereka bisa mengontrol dan mengevaluasi hasil belajar mereka secara mandiri.
Perkembangan Kognitif
Proses perkembangan kognitif melibatkan perubahan bertahap dalam cara individu berpikir dan memahami dunia seiring bertambahnya usia. Tahapan-tahapan yang dirumuskan oleh Piaget dimulai dari tahap sensorimotor pada usia 0-2 tahun, di mana anak belajar melalui indra dan gerakan.Â