Mohon tunggu...
Adina Khairunisa
Adina Khairunisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan seorang mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap isu sosial dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rokok dan Masa Depan: Cukai Tak Naik, Bahaya Mengintai!

4 Oktober 2024   13:43 Diperbarui: 4 Oktober 2024   13:49 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rokok merupakan hasil olahan tanaman tembakau. Rokok menjadi masalah yang sangat krusial saat ini. Zat adiktif yang ada dalam rokok sangatlah berbahaya, seperti nikotin, tar, karbon monoksida, benzena, dan masih banyak lainnya. Berbagai penyakit diakibatkan oleh rokok, mulai dari gangguan pernapasan, penyakit gigi dan mulut, jantung koroner, bahkan kanker sekalipun. Hal ini terlihat dengan jelas bahwa rokok sangat memberikan dampak negatif. Akan tetapi, kesadaran masyarakat terhadap bahaya rokok masih sangatlah minim, terutama mereka yang merupakan perokok aktif. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) tahun 2021, disebutkan bahwa 19,2 persen perokok aktif merupakan pelajar berumur 13-15 tahun. Hal ini tentunya menjadi masalah yang cukup serius.

Pada tahun 2019, BPJS menanggung biaya sekitar Rp. 15,6 triliun untuk menambal pengeluaran kesehatan akibat konsumsi rokok yang mencapai Rp 27,7 triliun. Semakin banyak yang merokok, maka pengeluaran pun semakin banyak. Membuktikan bahwa merokok tidak hanya memberikan dampak negatif terhadap kesehatan, tetapi juga terhadap pengeluaran negara. Diperlukan adanya upaya oleh pemerintah untuk menangani hal tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menaikkan cukai rokok.

Naiknya cukai rokok, tentunya akan diikuti dengan mahalnya harga jual rokok. Hal ini dapat menekan konsumsi rokok oleh masyarakat. Masyarakat akan berpikir dua kali untuk membeli rokok jika harganya semakin mahal. Seperti yang kita ketahui, uang saku pelajar tidaklah banyak. Dengan menaikkan cukai rokok, tentunya akan mengurangi kecanduan merokok bagi pelajar. Nikotin yang ada pada rokok akan memberikan efek candu bagi pengonsumsinya. Hal tersebut menjadi masalah utama. Mereka yang sudah kecanduan terhadap rokok, tentunya akan susah untuk melepaskannya. Upaya menekan konsumsi rokok merupakan salah satu cara untuk mengurangi kecanduan terhadap rokok itu sendiri.

Pelajar atau remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan. Jika generasi muda ini sudah kecanduan terhadap rokok, pastinya akan berefek pada kesehatan mereka. Remaja akan lebih dekat dengan risiko penyakit serius, seperti kanker paru-paru, serangan jantung, dan juga stroke. Hal ini akan memberikan dampak kurangnya produktivitas mereka di masa depan.

Rencana pembatalan kenaikan cukai rokok oleh pemeritah mendapatkan banyak kontra. Pihak yang tidak setuju dengan rencana tersebut menganggap bahwa ini merupakan salah satu bahaya bagi generasi muda. Seperti yang kita ketahui, Indonesia menargetkan mencapai Indonesia Emas pada tahun 2045. Akan tetapi, apabila cukai rokok stabil dan tidak dinaikkan, maka taraf kecanduan remaja terhadap rokok akan tetap atau bahkan naik. Jika generasi muda saat ini yang akan menjadi pemimpin di masa depan sudah kecanduan rokok, tentunya akan susah untuk mencapai Indonesia Emas. Hal ini menandakan bahwa upaya menaikkan cukai rokok sangatlah diperlukan untuk melindungi generasi muda di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun