Mohon tunggu...
adina hasani
adina hasani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai ayan, roti, mis dan susuuuu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Vaksin Merah Putih Prioritas atau Hanya Cadangan?

13 Juni 2022   21:51 Diperbarui: 13 Juni 2022   22:06 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Virus covid-19 yang telah menyebar di paruh waktu tahun 2020 kemarin telah menyababkan beberapa dampak yang sangat besar bagi Indonesia. Tidak hanya berdampak besar bagi Indonesia virus covid-19 tersebut juga telah menyebabkan dampak yang sangat besar bagi dunia. Virus covid-19 telah menyebabkan dampak yang besar dari segala bidang, baik sari segi perekonomian, 

pemerintahan, pendidikan, kesehatan dll. Tidak hanya masyarakat dari golongan rendah saja yang merdalan dampak dari covid-19 tersebut, masyrakat dari golongan menengah ke atas pun sampai ke pejabat-pejabat negara 

pun juga ikut merasakan dampak dari covid-19 tersebut. Maka dari itu ada pembuatan vaksin untuk menangani virus covid-19, vaksinasi pertama dilakukan oleh negara Inggris Raya 

pada tanggal 8 Desember 2020 yang dilanjutkan oleh United Emirates Arab, Amerika dan Kanda pada tanggal yang bersamaan yaitu tanggal 14 Desember 2020 dan yang akhirnya diikuti oleh beberapa negara lainnya. Seiring berjalnnya waktu Indonesia pun memutuskan untuk membuat vaksin itu sendiri.

Vaksin sinovac yang dibuat oleh biofarma telah di pakai untuk vaksinasi di indonesia, dan sekarang sedang dalam proses pengembangan vaksin merah putih dimana pemerintah bekerja sama dengan empat universitas dan dua lembaga. Keempat universitas itu yakni Universitas Airlangga (Unair), 

Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sementara itu dua lembaga yakni Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Terlambatnya pengembangan Vaksin Merah  Putih dan terjadi nya beberapa kendala dalam proses pengembangan Vaksin Merah Putih membuat opini masyarakat yang menganggap kurang majunya teknologi dan pengetahuan di indonesia. Ada beberapa kendala yang dialami ketika 

melakukan pengembangan vaksin merah putih ini. Beberapa kendala yang dialami adalah  relawan uji klinis tahap 3, karena dalam tahap 3 ini memerlukan relawan manusia untuk uji klinis. Sebab, saat ini, vaksinasi Covid-19 di Indonesia sudah 

berjalan yang artinya hingga akhir tahun nanti diperkirakan sudah banyak masyarakat yang menerima vaksin Covid-19. Maka nantinya pencarian relawan uji klinis tahap tiga Vaksin Merah Putih akan menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti. 

Namun ketua peniliti Vaksin Merah Putih Universitas Airlangga ( UNAIR ), Bapak Fedik Abdul Rantam menuturkan soal relawan untuk uji klinis tahap 3 ini sudah disiapkan strategi alternatif yang mungkin akan melibatkan mahasiswa 

Unair sendiri untuk menjadi relawan uji klinis tahap 3 ini. Sebelumnya uji pra-klinis vaksin tahap pertama dilakukan pada hewan uji transgenic mice, dan uji pra-klinik tahap kedua dilakukan pada hewan uji kera Macaca.

Sejauh ini hasil penelitian dari Vaksin Merah Putih mengenai respons imun yang didapatkan mulai dari fisik, fisiologi, respons imun seluler, dan antibodi menunjukkan tren yang lebih baik. Vaksin Merah Putih Unair diharapkan mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization ( EUA ) 

pada Maret 2022 mendatang, dan diharapkan para pemerintah memberikan dukungan dan perhatian yang lebih terhadap riset dan produksi Vaksin Merah Putih ini dibanding mengutamakan pendirian pabrik vaksin dari China di Indonesia.

Dari beberapa artikel yang saya baca, adanya proses pengembangan Vaksin Merah Putih ini menurut saya adalah suatu perkembangan yang bagus bagi vaksinasi di Indonesia ini, karena Indonesia sedang membutuhkan jumlah vaksin yang sangat tinggi, semenjak bulan julu lalu 

masyarakat Indonesia sudah menunjukkan banyak antusiasme nya dan melek terhadap kegiatan vaksinasi ini samapi rela antre lama. Karena tingkat ke antusias an masyarakat yang tinggi ini dan pasokan jumlah vaksin yang tidak 

sebanding dengan jumlah masyarakat maka seharusnya para pemerintah memberikan dukungan dan mendorong kegiatan perkembangan Vaksin Merah Putih ini agar cepat selesai dan segera bisa di gunakan untuk vaksin di Indonesia. 

Pemerintah bisa membantu percepatan Vaksin Merah Putih tersebut berupa penambahan daya dukung yang diperlukan dalam proses pengemabangan Vaksin Merah Putih tersebut. Selain dari para DPR, Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) juga 

medorong pemerintah untuk mendukung riset riset tentang pengembangan Vaksin Merah Putih ini. Menurut saya suatu pernyataan dari Majelis Ulama Insonesia ( MUI ) tentang Vaksin Merah Putih ini bisa membuat masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas umat islam semakin yakin untuk melakukan vaksinasi covid-19 ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun