Mohon tunggu...
Adin Aziz
Adin Aziz Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Background: Ilmu Komunikasi, part-timer in a coffee shop, seorang ambivert yang memiliki banyak minat :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Milikilah Dua Pekerjaan yang Berbeda, Solusi bagi Si Bosan

6 Februari 2014   09:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13916521121441181184

[caption id="attachment_294079" align="aligncenter" width="863" caption="Lima hari jadi mas-mas kantoran, weekend jadi nanny, di rumah bisnis online shopping."][/caption] Pada satu kesempatan diskusi di Wednesday Conversation Night di kursusan salah seorang kawan, saya sharing tentang beberapa pekerjaan yang pernah saya jalani. Saya pernah bekerja di perusahaan movie rental, dari posisi hanya seorang Sales Promotion Boy (SPB) hingga menjadi Supervisor. Tapi, saya quit sampai disitu saja, padahal ada jenjang lagi disana, seperti wakil Store Manager dan Store Manager itu sendiri.

Sewaktu kuliah pun, ketika bergabung di koran kampus, saya tidak juga melanjutkan ke posisi yang seharusnya saya bisa ambil. Setelah memulai dengan menjadi reporter pra-magang, lalu berlanjut menjadi reporter magang. Disana, kalau kita lanjut bisa menjabat sebagai reporter tetap, Koordinator Liputan, hingga Redaktur Pelaksana.

Saya pikir, saya memang tipikal ‘pekerja’ yang bebas, yang suka loncat-loncat. Saya juga mudah sekali merasa bosan, merasa penat, dengan rutinitas yang itu-itu saja.

Setelah apa yang saya sampaikan, seorang teman memberi saran. Ada baiknya orang yang mudah bosan seperti saya mencoba untuk menjalani dua atau tiga ‘pekerjaan’ yang berbeda. Tujuannya, agar ketika kita merasa jenuh dengan pekerjaan kita yang satu, kita bisa ‘melampiaskannya’ ketika berada di pekerjaan yang lainnya.

Tapi, bukan berarti kita melarikan diri, ketika jenuh tiba-tiba walk out. Tetap harus menyelesaikan dengan baik setiap pekerjaan kita. Sedikit menahan diri ketika jenuh, lalu me-refresh-nya di workplace yang lainnya.

Kawan saya, sebut saja Sapto, adalah seseorang yang memiliki passion mengajar, fotografi, dan berbisnis. Ah ya, mohon dicatat, disini passion atau minat juga penting :)

Jadi, kawan saya ini mengajar Bahasa Inggris di beberapa sekolah berbeda, selain itu dia juga mengajar di lembaga kursusan yang dikelolanya bersama beberapa orang teman. Di luar itu, dia juga menerima job fotografi. What a creative people he is!

Saya pribadi, sekarang ini sedang berusaha keluar dari zona nyaman, dengan bekerja di bagian beverage di sebuah kedai kopi, lima hari dalam seminggu. Sama seperti Sapto, di luar pekerjaan rutin sekarang saya juga mempunyai passion untuk mengajar (bahasa Inggris). Sekedar informasi, dulu saya juga pernah mengajar di SD dan les privat.

Terpikir oleh saya untuk mengajar lagi, selain menjalani rutinitas di kedai. Jadi, setelah penat membuat minuman selama satu shift kerja, bisa terhibur dengan melihat polah murid-murid les. Kalau bisa sih, menjadi freelance writer juga di rumah. Tapi, sekali lagi tetap harus memberikan yang terbaik di setiap pekerjaan. Dan, melakukan dengan tulus, serta menyelaraskan dengan minat kita.

Satu hal yang juga disampaikan oleh Sapto, menjalani ‘aktivitas’ serupa diatas akan membuat kita tidak lagi sensitif dengan tanggal merah. Ya, berbeda memang dengan PNS atau karyawan kantoran yang bisa membuat agenda liburan jelang tanggal merah.

Pekerja yang ‘bebas’ (di luar pekerjaan rutin) bisa menerima order pekerjaan kapan saja. Fotografer lepas misalnya, job bisa saja datang sewaktu-waktu. Tak mengenal hari libur.

Yah, itu mungkin hanya sekelumit enak-tidaknya menjadi freelance. Tapi, ingat dengan judul di atas. Pada intinya hal-hal yang tak terduga itu lah yang dibutuhkan oleh si bosan. Orang yang mudah bosan butuh kejutan dan tantangan, bukan?

*foto di atas hanya untuk keperluan ilustrasi, model: artis Thailand.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun