Dari pendapat diatas kita dapat menggambarkan dan merefleksikan pandangan kita sebagai manusia Indonesia yang berkewajiban (disamping kodratullah) maka kita memiliki suatu kewajiban untuk menjaga ketertiban, senantiasa bertoleransi, mengharmonisasikan diri sebagai masyarakat yang beradab dan berbudaya serta meletakkan kepentingan negara dan kebangsaan diatas kepentingan-kepentingan kelompok atau golongan ataupun sebagainya.
Sebab pada dasarnya sebagai manusia itulah kewajiban kita bersama sebagai manusia Indonesia, yang senantiasa memegang cara pandang berpolitik kita sesuai dengan cara yang beradab dan berbudaya menurut pandangan hidup kita (asas kebersamaan) meskipun secara pengetahuan politik berasal dari barat, akan tetapi pada dasarnya cara berpolitik adalah berada ditangan kita sendiri dengan mengedepankan moral serta berpandangan jauh kedepan demi suatu tujuan kebersamaan untuk generasi mendatang yang lebih jauh.
Dari suatu kejernihan mengenai pandangan masa depan negara dan cara berpolitik dengan kita senantiasa meletakkan kepentingan bernegara dan berbangsa diatas kepentingan individual/kelompok untuk meraih kekuasaan tentu akan melahirkan harapan serta merubah cara pandang masyarakat bahwa kontestasi pemilihan Kepala Negara bukanlah persoalan Jokowi atau Prabowo, karena mereka adalah kedua putera terbaik bangsa ini yang memiliki keinginan sama yakni membangun bangsa ini kedepan menjadi lebih baik.
Dan jangan sampai fanatisme yang berlebihan  terhadap sosok yang didukung akan melahirkan perpecahan serta menanggalkan nilai-nilai, etika, falsafah, dan pandangan hidup bangsa ini dan sudah menjadi keharusan bahwa ketika seseorang berpolitik di dalam negara demokrasi Indonesia mereka harus memiliki kesiapan, kedewasaan dan cara pandang yang luas akan tujuan mengapa Indonesia didirikan.
Salam Satu Bangsa,
Kendal, 08 Mei 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H