Mohon tunggu...
R Adin Fadzkurrahman S.IP
R Adin Fadzkurrahman S.IP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Kendal, Jawa Tengah

Seyogyanya saja

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ramadhan untuk Menjalin Toleransi dan Persatuan

19 Mei 2018   12:36 Diperbarui: 19 Mei 2018   12:55 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan. Begitulah kiranya pengibaratan sebuah bulan suci bagi umat muslim. Namun ramadhan kali ini cukup berbeda dengan ramadhan-ramadhan sebelumnya dimana kedukaan masih terasa didalam bangsa ini dikarenakan berbagai kejadian yang merenggut nyawa oleh kelompok-kelompok radikal teroris.

Berbagai media gempar dan banyak memberitakan kejadian-kejadian akibat terorisme baik korban, situasi, penyelidikan oleh kepolisian hingga membuka keran diskusi oleh para ahli serta mantan narapidana terorisme yang sudah menyatakan diri sebagai seseorang yang sudah tumbuh nasionalismenya sebagai warga negara Indonesia.

Bertepatan dengan bulan ramadhan, seakan sekat-sekat hubungan sosial antar umat beragama terbuka sehingga menjalin sebuah rasa toleransi serta empati terhadap sesama bangsa Indonesia, dimana umat agama lain turut serta dalam kebahagiaan dibulan ramadhan. Hal ini terlihat dengan berbagai perilaku empati terhadap umat muslim yang dilakukan dengan cara membagikan takjil, satu hal yang sederhana yang penulis pikir merupakan sebuah penghargaan dan mampu menjalin persatuan antar umat beragama didalam sebuah negara Indonesia.

Dimana sebenarnya inilah tujuan daripada pendirian bangsa ini, sebagai sebuah samudera yang mampu menampung  segala perbedaan menjadi satu untuk menjalin persatuan dan saling menghargai satu sama lain meskipun dari sisi privasi berbeda. Dari situlah akan tumbuh suatu kesadaran bahwa kehidupan bangsa ini tidak melulu mengenai perbedaan saja akan tetapi mengenai keindahan perbedaan tersebut sehingga perbedaan didalam diri bangsa ini bukanlah hal yang harus dipertentangkan sebab perbedaan ini adalah sebuah "rahmatan lil alamin" yang sengaja Tuhan turunkan dinegeri ini.

Bertepatan dengan bulan ramadhan ini juga, rasanya adalah suasana yang pas untuk membangun komunikasi, persatuan, toleransi antar umat beragama diantara berbagai stigma yang muncul manakala berbagai isu terorisme.

Lebih banyak mengincar berbagai umat beragama selain muslim yang ujungnya adalah munculnya pemikiran untuk mengkaitkan perilaku terorisme dengan suatu kelompok agama tertentu, memang itu adalah hal wajar sebagai seorang insan yang dikaruniai perasaan, pemikiran serta rasa persaudaraan dan itu juga adalah manusiawi.

Lalu daripada pikiran bangsa ini terus berkecimpung diarena kolam isu terorisme yang hendak mengganti dan memecah belah bangsa ini, lebih bijak adalah untuk beralih pemikiran bahwa saat ini yang dibutuhkan bangsa ini adalah suatu persatuan tanpa adanya rasa curiga antar umat beragama dan saling melakukan sinergi antara umat beragama juga pemerintah untuk menjalin suatu keseimbangan kehidupan sebagai sebuah bangsa yang satu.

Dengan suasana bulan ramadhan yang suci ini, adalah hal yang tepat untuk bersama mengaca apakah ada yang keliru dalam perjalanan bangsa ini dalam menjalankan negara, mengingat didalam dunia ini mungkin berlaku hukum sebab akibat atau yang kita kenal dengan hukum kausa dimana suatu hal timbul karena ada penyebabnya. Dan itulah yang harus kita cari untuk kebaikan negara kedepannya. 

Sebab adalah sangat menyakitkan manakala kejadian-kejadian terorisme dilakukan oleh anak-anak muda bahkan sampai anak kecil diikut sertakan dalam tindakan tersebut. 

Hal ini bukan saja menyakitkan bagi bangsa ini, dimana disamping upaya pecah belah juga dibarengi dengan hilangnya generasi penerus bangsa karena dicekoki oleh paham radikal diantara keluguan sifat mereka. Maka dipenghujung tulisan ini adalah Ramadhan bukan untuk membesarkan isu terorisme tapi Toleransi dan Persatuan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun