Amplifikasi media massa inilah yang seharusnya dipermasalahkan, karena pada konteks pemasaran rokok hal ini melampaui batas. Maka dari itu tidak dipungkiri jika dapat merefleksikan sesuatu yang kita konsumsi baik itu konteks negatif atau positif.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa wanita perokok lebih banyak menerima hal negatif dari rokok tersebut dibandingkan dengan stigma yang dilahirkan oleh produsen dan aktivis rokok bahwa wanita perkokok yang merupakan simbol kesetaraan dan image kesuksesan. Maka jika rokok adalah simbol maskulinitas bagi pria, Â wanita perokok secara tidak langsung menghilangkan sisi feminitasnya melalui rokok.
Hal ini tertuju pada produsen rokok yang menjadikan wanita perokok sebagai objek komodifikasi untuk eksistensi produknya yang mana cara tersebut dilatar belakangi dengan sudut pandang kesetaraan dan secara tidak langsung merubah persepsi negatif masyarakat terhadap wanita perokok. Komodifikasi para aktivis dan produsen rokok kepada masyarakat dan media massa dengan cara menggunakan tokoh publik wanita perokok sebagai objek.
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Hardiman, F. 2010. Ruang Publik. Yogyakarta: Kanisius.
Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana.
Susanto, Budi.1992. Citra Wanita dan Kekuasaan Jawa.Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal
Gerbner, G., Gross, L., Morgan, M., & Signorielli, N. (1986). Living With Television: The Dynamics of the Cultivation Proces. Disunting oleh J. Bryant & D. Zillman dalam Perspectives on Media Effects (17-40). Hilldale, NJ: Lawrence Erlbaum Associates.
Webtografi
Windiaz, Jibal. 2019. Salut! Menteri Kesehatan Norwegia Obyektif Dalam Menyikapi Rokok. https://komunitaskretek.or.id/opini/2019/05/salut-menteri-kesehatan-norwegia-obyektif-dalam-menyikapi-rokok/. Diakses pada pukul 20:55 WIB 19 Oktober 2019.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H