Mohon tunggu...
H. Adi Mansah, MA
H. Adi Mansah, MA Mohon Tunggu... Dosen -

Dosen Bidang Hukum Islam Universitas Muhammadiyah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersalaman Atau Memalingkan Wajah Setelah Shalat Berjamaah

1 Juli 2017   07:04 Diperbarui: 1 Juli 2017   08:46 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersalaman setelah shalat merupakan sebuah tardisi sebagian jamaah ketika setelah shalat, ketika imam mengucapkan salam terakhir kebiasaan ini sudah menjadi lumrah di lakukan yang biasanya di mulai oleh imam ketika menghadap jamaahnya dan sebagian jamaah juga saling bersalaman dengan jamaah yang di sebelahnya demikianlah kebiasaan ini dilakukan, bahkan ada sebagian anak-anak datang berebut ingin mendapatkan kesempatan untuk bersalaman dengan sang imam dan jamaah lain. Apabila kita menyoroti kebiasaan ini di berbagai daerah khususnya di kebiasaan orang arab mereka bukan hanya salaman tapi lebih dari itu seperti berpelukan, menepuk punggung seraya merangkul dan bahkan ci pika ci piki itulah istilah lainya. Jadi bersalaman merupakan ungkapan penghormatan dan keakraban dengan seseorang yang kita kenal bahkan yang belum kita kenal sekalipun.

Jika kita perhatikan salam artinya keselamatan jika seseorang ingin menjabat tangan atau bersalaman berarti ingin memberikan ucapan selamat dan seraya mendoakan kita, namun ada beberapa kasus dan kejadian bersalaman dan berjabatan tangan setelah shalat menuai berbagai pandangan yang kontroversial dan pendapat yang terkadang tidak didasari dengan ilmu dan pengetahuan serta memahami dari dalil-dali terkait dengan permasalahn hukum bersalaman.

Hal ini terkadang membuat kita menjadi bungung dan merasa aneh karna merasa asing dan dianggap melakukan yang tidak ada anjurannya dari nabi, memang didalam melakukan ibadah pada dasarnya kita harus melihat segi perintahnya terlebih dahulu, jika ada perintah maka laksanakan namun jika tidak maka ditinggalkan berbeda halnya dengan masalah muamalah perbuatan muamalah tidak perlu menunggu perintah selagi masih dalam koridor syar'i boleh di lakukan namun sebaliknya jika ada larangan maka tinggalkan perbuatan tersebut.

Disini saya ingin menjelaskan beberapa dalil tentang bersalaman setelah shalat berdasarkan sumber yang terpercaya dan muktabar dari ulama yang terkemuka dan terkenal dengan kesahihan ilmunya dari Ust Abdul Somad, Lc, MA alumni Mesir yang sangat inten dalam kajian keislamannya, beliau menjelaskan dari sebuah buku Syeikh Prof. Dr. Ali Jum'ah Mufti Mesir yang sudah di terjelamhkan ke dalam bahasa Indonesia, Syekh Ali Jum'ah beliau adalah seorang syeikhul Azhar yang sangat populer baik namanya apalagi kelimuannya dia sudah lama menjabat sebagai mufti Mesir seorang ulama yang karismatik dan moderat dengan keilmuannya. Beliau mengemukanan beberapa dalil mengenai hukum bersalaman setelah shalat, diantaranya :

Beliau berpendapat bahwa :

"Bersalaman setelah shalat merupakan hal yang sangat di ajurkan dalam Islam."

Menurt Imam An-Nawawi berkata:

"Ketauhilah bahwa bersalaman itu hukumnya sunnah, disepakati hukumnya, ketika bertemu." (Fathul Bari Alhafiz Ibnu Hajar, Juz XI, Hal 55).

Sedangkan menurut Ibnu Baththal berkata bahwa :

"Asal bersalaman itu baik. demikian juga menurut mayoritas ulama."

Sedang beberapa ahli fiqh dari berbagai mazhab menjelaskan bahwa bersalaman diantara laki-laki itu sangat di anjurkan, mereka ber dalil dengan hadits-hadits sahih dan hasan, dianatara hadits berikut ini yang di riwayatkan oleh Ka'ab bin Malik ia berkata :

"Saya masuk ke dalama masjid, Rasulullah sedang duduk, disekelilingnya banyak orang. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berdiri datang kepada saya berlari-lari kecil sehingga ia menyalami saya dan mengucapkan tahniah/penghormatan kepada saya"( HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).

Hadits berikutnya dari Qatadah ia berkata :

"Saya berkata kepada Anas bin Malik, Apakah para sahabat Nabi itu bersalama? Ia menjawab. Ya"(HR Bukhari dan Ibnu Hibban)

Kemudian diriwayatkan dari Atha' bin Abi Muslim Abdullah Al Kharasani, Ia berkata. Rasulullah Saw berkata:

" Bersalamanlah kamu, ia menghilangkan rasa dengki. Saling memberi hadiahlah kamu maka kamu akan berkasih sayang dan menghilangkan permusuhan."(HR Ad-Dailami dalam Musnad Al Firdaus)

Maka adapun hukum bersalaman setelah shalat pada dasarnya para ulama sepakat tidak di haramkan, karena tidak ada  seorang ulama pun yang mengharamkannya. Bahkan mereka menganjurkannya. Bersalaman setelah shalat suatu hal yang sangat baik dan terhormat jadi tidak melanggar hukum syara' dan tidak tercela. Beberapa ulama berpendapat bahwa bersalaman setelah shalat itu diperbolehkan secara mutlak.

Imam Ath-Thabari mengatakan sebagaimana dikutip dari hadits nabi yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, berikut ini :

" Rasulullah pergi dari Alhijrah ke Al bathha', beliau berwudu', kemudian melaksankan shalat zhuhur dua rakaat dan Ashar dua rakaat (Jama' dan Qashar). Didepanny ada tongkat, sementara perempuan lewat dibelakangnya. Orang banya berdiri, mereka menarik tangan Rasulullah Saw dan mengusapkannya ke wajah mereka. Aku menarik tangan Rasulullah Saw dan meletakkannya ke wajahku, tangan itu lebih sejuk daripada es dan lebih harum daripada minyak kasturi"(HR Bukhari)

Imam At-Thbari berkata : Riyawat ini dapat dijadikan dalil karena sesuai dengan apa yang dilakukan kaum muslimin yaitu bersalaman atau berjabatan tangan usai shalat berjamaah, terlebih lagi pada shalat Ashar dan Maghrib, karna jika bersalaman dengan orang shalih akan dapat mendatangkan keberkahan dan kasih sayang dari Allah karna karna keshalihan serta menghormati orang-orang yang taat kepada Allah Swt.

Sebagai kesimpulan bahwa bersalaman setelah shalat berjamaah yang biasa kita lakukan merupakan anjuran yang baik yang harus di lestarikan karna bisa mendatangkan rahmat dan kasih sayang Allah terhadap hamba-Nya yang selalu menebar kedamaian dan persaudaraan.  Mudahan-mudahan ini menjadi jalan penengah bagi kita jika ingin bersalaman atau tidak tergantung kepada diri kita masing-masing. Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah-Nya. Amin..

Wallahu A'lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun