Mohon tunggu...
Adi Mahardika
Adi Mahardika Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Biodiversitas di Atas PDB

15 Mei 2018   22:30 Diperbarui: 15 Mei 2018   22:56 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hutan dan alam liar, bagaimanapun juga, bukanlah komoditas yang bebas untuk dieksploitasi demi kepentingan ekonomi sementara. Hutan harus dipandang sebagai sebuah komunitas, sekumpulan mahkluk hidup dengan segala interaksi kompleks di dalamnya, baik antar mahkluk hidup yang beraneka ragam, maupun dengan elemen abiotiknya. Hutan adalah support system yang terbentuk selama ratusan ribu hingga jutaan tahun. Rusak atau hilangnya satu elemen akan berdampak destruktif bagi elemen lainnya, dan tentunya, merusak keseimbangan ekosistem itu sendiri. Ini secara langsung maupun tidak langsung juga akan berpengaruh keras terhadap populasi manusia.

Keanekaragaman hayati yang lestari adalah kunci bagi ekosistem yang seimbang. Keseimbangan ekosistem, terutama hutan, mutlak diperlukan untuk menjaga ketersediaan air, menyediakan udara yang bersih, menjaga stabilitas iklim lokal dan siklus berbagai unsur di alam, hingga membantu proses penyerbukan untuk berbagai tumbuhan penting. Biodiversitas merupakah sumber pangan, sandang, dan obat-obatan, baik tradisional maupun untuk kepentingan farmakologi modern. Keanekaragaman hayati juga merupakan bagian dari banyak kehidupan spiritual dan budaya komunitas lokal.

Di tengah ancaman perubahan iklim yang membawa gelombang panas dan cuaca ekstrem yang semakin intens, dan dengan segala dampak turunannya, kita akan semakin membutuhkan jasa lingkungan dari ekosistem untuk mampu beradaptasi. Degradasi habitat liar dan keanekaragaman hayati akan menurunkan jasa lingkungan dari alam sekitar kita, berujung pada bencana seperti banjir, tanah longsor, berkurangnya sumber air bersih, dan kekeringan yang berkepanjangan.

Kebutuhan dasar yang terpenuhi, keterbebasan dari bencana, dan adaptif terhadap segala dampak perubahan iklim, adalah syarat pokok bagi komunitas untuk sejahtera. Ini yang sejatinya perlu menjadi prioritas jangka panjang di atas PDB, yang kontribusinya untuk kehidupan masyarakat lokal masih sangat semu. 

Kita harus memahat dalam-dalam pemahaman bahwa, infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi bangsa sangat diperlukan untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat. Namun kesejahteraan yang berkelanjutan adalah kemustahilan dalam keruntuhan keanekaragaman hayati, dan ekosistem yang hancur.

Dengan segala peran penting biodiversitas dari sudut pandang antroposentrik, kita juga senantiasa harus berusaha memandang keanekaragaman hayati dari nilai intrinsiknya. Eksistensi spesies lain berharga, terlepas dari apa pun hubungan atau manfaat yang dapat mereka berikan bagi manusia. Menjaga hak orang hutan, harimau, gajah sumatera, dan organisme lainnya, untuk tetap dapat hidup bebas di habitatnya, adalah cerminan dari bangsa Indonesia yang beradab, ciri keluhuran manusia sebagai salah spesies di rumah bersama ini, planet bumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun