Mohon tunggu...
Adilla Wahyuni
Adilla Wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kontennya lebih mengarah pada pendidikan dan sains.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Analisa Sosial "Tukang Becak Kayuh"

31 Agustus 2022   19:16 Diperbarui: 31 Agustus 2022   19:19 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dari Komisariat Bluesavant FKIP Universitas Muhammadiyah Surabaya mengadakan Recana Tindak Lanjut (RTL) Darul Arqom Dasar 2022 dengan kegiatan yang sangat baik yaitu kegiatan analisis sosial, dimana pada peserta DAD 2022 akan terjun langsung dalam menganasisis masyarakat di kota Surabaya dengan sasaran/ target para anak yatim, kaum mustadh’afin dan juga kaum marjinal.

Tujuan dari kegiatan ini yaitu mengajarkan para peserta dalam menganalisis keadaan masyarakat sekitar yang membutuhkan dan dapat berinteraksi dengan mereka. 

Selain itu, dengan kegiatan analisis sosial dapat mengupas gambaran yang lebih lengkap tentang situasi sosial, hubungan struktural, budaya, dan sejarah sehingga memungkinkan menangkap dan memahami realitas sosial yang dihadapi pada masa kini untuk selanjutnya dapat dicari solusi dari permasalahan yang ada.

Dari kegiatan RTL DAD 2022 ini, kami dari kelompok empat akan menganalisa keadaan/ kondisi dari para tukang becak yang ada di daerah Surabaya. 

Semua anggota terjun langsung dalam kegiatan ini dengan mendatangi pasar Pacar Keling  di daerah Tambaksari kota Surabaya, disana kami banyak menemukan para tukang becak yang sedang menunggu penumpang disekitaran pasar.

Pertama, kami mencoba untuk berinterkasi dengan salah satu tukang becak. Kami menaiki becak bapak tersebut dan memulai untuk bertanya tentang bagaimana kondisi keluarga beliau dan apa saja keluh kesah selama bekerja sebagai penarik becak kayuh.

Dari hasil wawancara permasalahan yang dihadapi lebih condong pada ekonomi. Beliau bekerja sebagai tukang becak dengan penghasilan kurang lebih 20.000 - 30.000 per hari, dengan pekerjaan sebagai tukang becak apalagi becak ontel zaman sekarang kurang diminati karena banyaknya model transportasi yang lebih canggih dan mudah dijangkau secara online.

Putranya setelah lulus SMA membantu perekonomian dengan bekerja tetapi penghasilannya masih kurang untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 

Mereka tinggal di kosan daerah sekitar pasar, sehingga uang yang dihasilkan harus mampu dicukupkan untuk membayar sewa kos, membayar listrik, air, makan sehari-hari, dan kebutuhan lainnya.

Dengan umur yang sudah tidak muda lagi beliau sering merasa letih saat bekerja mengayuh becak untuk mencari nafkah, sehingga tak jarang juga beliau libur kerja untuk memulihkan tenaganya. 

Memang rata-rata para penarik becak ini adalah usia lanjut karena sudah merasa bahwa hanya becak lah yang menjadi satu-satunya alat transportasi yang bisa digunakan dan untuk mendapatkan upah dalam sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun