Mohon tunggu...
adillaputri
adillaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Enjoy ur life stay charming and be smart

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan potensi sumber daya Lahan gambut terhadap bidang ekonomi masyarakat

15 Desember 2024   19:45 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:45 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahan basah, atau wetland, adalah wilayah di permukaan bumi yang ditandai dengan tanah yang jenuh dengan air, baik secara permanen maupun musiman. Contoh lahan basah meliputi rawa-rawa, hutan bakau, danau, sungai, delta, serta daerah dataran banjir. Lahan basah berfungsi sebagai ekosistem yang unik dan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, menyediakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan, termasuk spesies langka yang terancam punah. Selain itu, lahan basah juga berperan penting dalam pengendalian banjir, penyimpanan karbon, serta penyediaan air bersih. Meskipun memiliki banyak manfaat ekologis dan ekonomi, lahan basah di seluruh dunia mengalami degradasi yang signifikan akibat konversi lahan untuk pertanian, urbanisasi, dan perubahan iklim.


Lahan basah memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi masyarakat, terutama di daerah yang bergantung pada sumber daya alam. Pertama, lahan basah berfungsi sebagai mata pencaharian bagi masyarakat lokal, di mana banyak lahan ini dikelola untuk pertanian dan perkebunan, seperti kelapa sawit, padi, dan sayuran. Sekitar 9,53 juta hektare lahan basah di Indonesia berpotensi untuk pertanian, dengan 6 juta hektare di antaranya cocok untuk tanaman pangan. Selain itu, lahan basah juga menjadi sumber air bersih, menyimpan dan memurnikan air yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk konsumsi dan pertanian. Lahan basah juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan dengan menyediakan sumber makanan yang melimpah melalui budidaya perikanan dan tanaman pangan. Terakhir, lahan basah berperan dalam mitigasi bencana, membantu mengurangi risiko banjir dan kekeringan, serta menyimpan karbon yang penting dalam menghadapi perubahan iklim.

Lahan basah memiliki peran penting dalam mendukung ekonomi masyarakat melalui berbagai cara pemanfaatan. Pertama, lahan basah sering dimanfaatkan untuk pertanian, di mana masyarakat menanam berbagai jenis tanaman pangan seperti padi, jagung, dan sayuran, serta tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan karet. Selain itu, lahan basah juga berfungsi sebagai tempat budidaya ikan, di mana masyarakat dapat memelihara berbagai spesies ikan air tawar yang bernilai ekonomi tinggi, seperti lele dan nila. Kegiatan ini tidak hanya memberikan sumber pangan tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.Lahan basah juga berperan sebagai sumber air bersih, yang sangat penting untuk kebutuhan sehari-hari dan pertanian. Dengan pengelolaan yang baik, lahan basah dapat meningkatkan ketahanan pangan dan mendukung keberlangsungan hidup masyarakat. Di samping itu, keberadaan lahan basah dapat membantu dalam mitigasi bencana dengan menyerap air hujan dan mengurangi risiko banjir, sehingga memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi komunitas yang bergantung pada ekosistem ini. Oleh karena itu, pengelolaan lahan basah yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga kesejahteraan ekonomi masyarakat.

keanekaragaman hayati dan mendukung berbagai spesies tumbuhan dan hewan. Beberapa spesies yang dapat ditemukan di lahan basah meliputi:
Tumbuhan: Lahan basah sering dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan, seperti rumput-rumputan, pohon bakau (mangrove), padi, dan tanaman air seperti teratai dan eceng gondok. Tumbuhan ini berperan penting dalam menjaga stabilitas tanah dan kualitas air.
Burung Air: Lahan basah adalah habitat penting bagi burung air, seperti cangak (Ardea sp.), bangau (Ciconidae), dan pecuk (Phalacrocoracidae). Burung-burung ini sering mencari makan, bersarang, dan berlindung di kawasan mangrove atau rawa-rawa.
Ikan: Berbagai spesies ikan juga menghuni lahan basah, termasuk ikan air tawar seperti ikan lele, ikan mujair, dan berbagai jenis ikan lainnya yang bergantung pada ekosistem perairan tawar.
Amfibi: Lahan basah menyediakan habitat bagi amfibi seperti katak dan kodok, yang memanfaatkan lingkungan lembab untuk bertelur dan berkembang biak.
Reptil: Beberapa spesies reptil, termasuk buaya senyulong (Tomistoma schlegelii) dan ular air, juga dapat ditemukan di lahan basah, memainkan peran sebagai predator dalam ekosistem tersebut.
Dengan keanekaragaman spesies yang tinggi, lahan basah berfungsi sebagai ekosistem vital yang mendukung kehidupan banyak organisme serta memberikan manfaat ekologis dan ekonomi bagi masyarakat.

Lahan basah menghadapi berbagai ancaman yang dapat merusak ekosistemnya, yang sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia. Salah satu penyebab utama kerusakan lahan basah adalah perubahan penggunaan lahan, di mana lahan basah sering dialihfungsikan menjadi lahan pertanian, perkebunan, atau pemukiman, yang menghilangkan fungsi alaminya sebagai penyerap air dan habitat bagi berbagai spesies. Selain itu, pencemaran akibat limbah industri, pupuk kimia, dan pestisida juga menjadi ancaman serius, di mana polutan ini dapat mengubah kualitas air dan tanah, serta mengganggu keseimbangan ekosistem. Kebakaran, terutama di lahan gambut, semakin memperparah situasi dengan menghancurkan vegetasi dan melepaskan karbon ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim. Aktivitas urbanisasi dan pembangunan infrastruktur juga menyebabkan fragmentasi habitat, yang mengurangi keanekaragaman hayati dan mempengaruhi siklus hidrologi. Semua faktor ini menunjukkan perlunya upaya konservasi yang lebih kuat untuk melindungi lahan basah dari kerusakan lebih lanjut.

Untuk menjaga lahan basah agar tetap terjaga, beberapa langkah penting dapat diambil. Pertama, rehabilitasi dan restorasi ekosistem lahan basah yang telah mengalami degradasi akibat aktivitas manusia, seperti penebangan liar dan pencemaran, sangat diperlukan. Ini termasuk penanaman kembali vegetasi asli dan pengembalian fungsi hidrologi lahan basah. Kedua, pengelolaan berkelanjutan harus diterapkan, yang mencakup pengawasan terhadap aktivitas manusia dan regulasi penggunaan lahan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.Ketiga, pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya lahan basah harus ditingkatkan melalui program-program informasi dan pelatihan, sehingga masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya konservasi. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal sangat penting untuk mengembangkan kebijakan yang mendukung pelestarian lahan basah. Terakhir, upaya monitoring kualitas air dan pemantauan keanekaragaman hayati secara rutin juga diperlukan untuk memastikan kesehatan ekosistem lahan basah tetap terjaga. Dengan langkah-langkah ini, keberlanjutan lahan basah dapat terjamin demi manfaat ekologis dan ekonomi bagi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun