Mohon tunggu...
Adillah Fahma Putri
Adillah Fahma Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030055

Hallo saya Adillah Fahma Putri mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga. Saya membuat blog ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Jurnalistik. Semoga tulisan yang saya buat dapat disukai teman-teman semua dan bermanfaat tanpa merugikan orang lain. Have a nice day for you guys and enjoy with my blog ^ ^

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Wanita Karier atau Ibu Rumah Tangga? Kenapa Harus Memilih

16 Juni 2021   15:35 Diperbarui: 16 Juni 2021   15:44 3963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkadang kita sebagai perempuan dihadapkan dengan sebuah pilihan, terutama setelah para perempuan menikah. Kamu mau jadi wanita karir? Atau kamu mau jadi ibu rumah tangga? Pertanyaan tersebut membuat perempuan seakan-akan berada dipersimpangan jalan yang wajib untuk memilih. Berbeda dengan para laki-laki yang tidak harus memilih bagaimana mereka menjalani kehidupan. Mereka tentu saja akan berkarir tanpa harus mempertimbangkan segala hal yang ada di masyarakat. Karena, jika mereka menganggur mereka akan dianggap sebagai laki-laki yang tidak bertanggung jawab. Namun, kembali lagi kenapa kita sebagai perempuan harus memilih?

Sebenarnya dua pilihan tersebut adalah suatu budaya yang sudah ada di masyarakat selama bertahun-tahun bahkan beradab-abad lamanya. Mungkin dahulu perempuan dianggap lemah sehingga tidak diperkenankan untuk bekerja, namun sekarang ini di zaman yang sudah sangat modern para perempuan pun memiliki etos kerja yang tidak kalah dari laki-laki. Perempuan bukan lagi manusia lemah yang ingin selalu dilindungi, karena pada dasarnya manusia apapun jenis kelaminnya memiliki kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri begitupun para perempuan. Walaupun pada dasarnya perempuan juga memiliki limit tersendiri, namun bukan berarti perempuan lemah. Untuk itu bagi perempuan ketika dihadapkan dengan pertanyaan seperti itu terutama bagi para perempuan yang telah menikah bahkan sudah memiliki anak, ada beberapa pertimbangan yang bisa kita pakai.

Lets check this out!!

Dari dua pilihan tersebut pasti memiliki faktor-faktor yang memang penting untuk menunjang kehidupan kita. Apalagi ketika para perempuan sudah menikah bahkan telah menjadi seorang ibu. Tentu saja kedua pilihan tersebut menjadi hal yang sangat perlu untuk dipertimbangkan. Ketika seorang perempuan memilih menjadi wanita karir tentu saja menjadi hal bagus di dalamnya, terutama untuk membantu suaminya memenuhi kebutuhan financial yang selalu diperlukan. Selain itu sebagai perempuan tentu saja kita ingin terus mengembangkan potensi yang kita miliki agar semakin berkembang dan terasah. Sehingga segala ilmu yang telah kita peroleh selama di sekolah akan terimplementasikan dengan baik untuk diri kita dan orang lain. Menjadi wanita karir memberikan dampak yang baik untuk hubungan sosial kita dengan orang lain. Bahkan walaupun sudah menikah, dengan menjadi wanita karir tentu saja menjadi ajang untuk kita mendapatkan relasi sebanyak mungkin.

(sumber: pinterest.com/JuliaBerolzheimer)
(sumber: pinterest.com/JuliaBerolzheimer)

Tidak dipungkiri bahwa menjadi wanita karir memiliki berbagai keuntungan bagi kita para perempuan. Meskipun sudah menikah menjadi wanita karir pun masih relevan dilakukan sekarang ini. Hubungan yang terjalin antara suami istri pun akan menjadi hubungan yang saling menghargai satu sama lain karena keduanya akan sama-sama paham dengan berbagai problem yang ada di kantor sehingga akan sedikit mengurangi pertengkaran perihal siapa yang paling lelah antara istri yang menjadi ibu rumah tangga dan suami yang bekerja. Namun ketika sudah memiliki anak menjadi wanita karir tentu saja menjadi tantangan yang cukup berarti untuk para perempuan. Disatu sisi perempuan sangat enjoy dengan pekerjaannya namun disisi lain ingin selalu dekat anaknya. Hal tersebut sebetulnya bukan menjadi masalah yang besar asalkan kita memiliki manajemen waktu yang baik antara pekerjaan dan mengurus rumah tangga. Walaupun menjadi wanita karir yang memiliki pekerjaan yang dapat dibilang cukup banyak, namun ketika kita tahu prioritas yang harus kita lakukan maka menjadi wanita karir bukanlah masalah yang besar.

Kemudian ketika kita memilih untuk menjadi ibu rumah tangga tentu saja tidak ada salahnya, bahkan menjadi keputusan yang mulia untuk perempuan. Karena menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah, walaupun dari luar terlihat sebagai suatu pekerjaan yang sepele namun sebenarnya ibu rumah tangga bekerja hampir 24/7 nonstop. Tentu saja hal tersebut berbeda dengan memiliki pekerjaan di luar sana yang memiliki jam tetap untuk bekerja. Selain itu ketika telah memilih untuk menjadi ibu rumah tangga tentu saja memiliki konsekuensi yang harus dihadapi. Seperti hubungan sosial yang cukup terganggu hingga waktu untuk diri sendiri pun seringkali terlupakan. Walaupun memiliki konsekuensi seperti itu, menjadi ibu rumah tangga tentunya menunjukkan bahwa prioritas utama adalah keluarga. Apalagi ketika sudah memiliki anak pastinya para perempuan menginginkan waktu yang banyak untuk melihat tumbuh kembang anaknya dengan baik. Hal tersebut seringkali membuat para perempuan lebih mengutamakan kepentingan anggota keluarganya yang lain daripada kepentingan dirinya sendiri. Untuk itu menjadi ibu rumah tangga tentunya sangat perlu mendapatkan support system dari orang-orang disekitarnya. Agar ibu rumah tangga selalu memiliki emosi yang positif dan tetap menjadi perempuan yang bahagia.

(sumber: pinterest.com/NotableHistory)
(sumber: pinterest.com/NotableHistory)

Kedua pilihan tersebut bukanlah pilihan yang sulit namun kenapa kita sebagai perempuan harus terus memilih diantara keduanya. Bahkan terkadang ketika perempuan telah mengambil keputusan dengan memilih salah satu dari kedua hal tersebut, masih juga diikuti dengan beragam komentar mulai dari "kalau jadi wanita karir berarti nggak mementingkan keluarga ya, emang gajinya berapa sih sampe lebih memilih jadi wanita karir?" "Jadi ibu rumah tangga? Buat apa selama ini sekolah tinggi-tinggi tapi ujung-ujungnya jadi ibu rumah tangga". Komentar seperti itu tentu saja sangat menyakitkan bagi para perempuan dan sampe sekarang pun komentar tersebut seakan-akan menjadi budaya di masyarakat kita. Lantas kenapa kita para perempuan harus memilih kalau pada akhirnya kita akan selalu di-judge dengan berbagai macam komentar. Seakan-akan perempuan tidak bebas melakukan sesuatu tanpa komentar dari orang lain. Kenapa juga para perempuan harus selalu memilih dan mengikuti berbagai standar yang telah ditetapkan oleh masyarakat. Padahal perempuan sendiri tentu saja memiliki standar yang ditetapkan oleh dirinya sendiri.

Pertanyaan seperti ini pernah dilontarkan oleh salah satu komedian asal Indonesia kepada Najwa Shihab yang ditanya, lebih memilih untuk menjadi jurnalis atau ibu rumah tangga. Jawaban cerdas pun dilontarkan oleh Najwa Shihab, "Kenapa perempuan harus disuruh memilih? Bukankah kita bisa mendapatkan keduanya? Pertanyaan itu seolah-olah membuat perempuan tak berdaya". Hal tersebut menunjukan bahwa memilih keduanya pun bukan menjadi persoalan yang berarti, perempuan masih bisa terus mengembangkan potensinya agar tidak dibodohi orang lain dan perempuan masih bisa mengurus keluarganya dengan sepenuh hati. Karena benar seperti penuturan Najwa Shihab bahwa pertanyaan tersebut membuat kita para perempuan seolah-olah tak berdaya, padahal nyatanya perempuan bebas menentukan bagaimana cara mereka menjalani kehidupan. Karena pada dasarnya menjadi wanita karir atau ibu rumah tangga sama-sama suatu pekerjaan yang mulia dan patut untuk kita hargai. Masyarakat terkadang hanya berfokus pada sesuatu hal negatif namun melupakan berbagai hal yang positif, bahkan masyarakat sekarang ini dirasa terlalu mencampuri berbagai urusan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun